19 November 2015

Aedes Aegypti dan Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue hemorrhagic fever (DHF) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan menimbulkan dampak ekonomi maupun sosial. Sejak DBD pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968, setiap tahunnya jumlah kasusnya terus meningkat dan penyebarannya kian meluas. Hingga pada tahun 1990-an kasus DBD telah ditemukan di seluruh provinsi di seluruh Indonesia.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat DBD diantaranya adalah hilangnya waktu kerja, waktu sekolah dan keluarnya biaya lain selain untuk pengobatan, seperti transportasi dan biaya hidup keluarga selama menjaga penderita. Sedangkan dampak sosial yang ditimbulkan akibat DBD diantaranya adalah terjadinya panik dalam keluarga hingga terjadinya kematian.

Gejala demam berdarah dengue

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan. Berikut adalah gejala-gejala umum dari DBD.

Gejala awal

Gejala awal DBD diantaranya:
  • Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari
  • Lemah dan lesu
  • Seringkali ulu hati terasa nyeri, karena terjadi perdarahan di lambung
  • Tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk. Hal ini disebabkan karena pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit.

Untuk membedakan apakah suatu bintik merah adalah gejala DBD atau bukan dapat dilakukan dengan cara meregangkan kulit yang berbintik merah tersebut. Bila saat diregangkan bintik merah pada kulit tersebut hilang, maka itu bukan DBD.

Gejala lanjutan

Gejala lanjutan DBD diantaranya:
  • Mungkin terjadi muntah atau berak bercampur darah
  • Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
  • Penderita gelisah, ujung tangan dan kakinya dingin berkeringat.

Gejala lanjutan ini jika tidak segera diberikan pertolongan maka dapat menyebabkan kematian.

Cara penularan demam berdarah dengue (DBS)

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue (baca: dengge) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah.

Berikut adalah cara penularan demam berdarah dengue:
  1. Ada banyak jenis nyamuk yang hidup di sekitar kita, namun yang menularkan DBD hanyalah nyamuk Aedes aegypti betina.
  2. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD atau tidak sakit DBD namun di dalam darahnya mengandung virus dengue.
  3. Virus dengue yang terhisap oleh nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, hingga ke kelenjar air liurnya.
  4. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus dengue itu juga akan ikut berpindah bersama air liur nyamuk tersebut.
  5. Bila orang yang tergigit nyamuk itu tidak memiliki kekebalan tubuh yang baik (biasanya anak-anak), maka virus itu akan menyerang sel pembeku darah dan merusak dinding pembuluh darah kecil (kapiler). Akibatnya akan terjadi perdarahan dan kekurangan cairan pada pembuluh darah tersebut.

Berbeda dengan orang yang memiliki kekebalan tubuh yang baik, maka virus dengue itu akan dibuat tidak berdaya sehingga orang tersebut tidak menjadi sakit. Di dalam dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu.

Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti

Seperti yang disebutkan di atas, banyak jenis nyamuk yang hidup di sekitar kita dengan bentuk dan pola warna yang berbeda-beda, namun hanya nyamuk Aedes aegypti-lah yang menularkan virus dengue.

Berikut ini adalah ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti:
  • Nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan belang-belang (loreng) putih di seluruh tubuhnya (termasuk kaki)
  • Hidup di dalam dan di sekitar rumah, juga ditemukan di tempat-tempat umum
  • Jentiknya sering ditemukan di tempat-tempat yang tergenang air
  • Nyamuk Aedes aegypti betina aktif menggigit/menghisap darah manusia pada pagi hari sampai sore hari. Sedangkan nyamuk jantan umumnya hanya menghisap sari bunga/tumbuhan yang mengandung gula.

Nyamuk Aedes aegypti mampu terbang sampai 100 meter. Usia hidupnya rata-rata sekitar 2 minggu, tetapi ada pula yang tetap hidup sampai 2-3 bulan.
Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari. Protein dari darah manusia digunakan oleh nyamuk Aedes aegypti betina untuk pematangan telur yang dikandungnya. Setelah menghisap darah, nyamuk ini akan mencari tempat untuk hinggap dan beristirahat.

Tempat hinggap yang paling disukai nyamuk Aedes aegypti adalah benda-benda yang bergelantungan, seperti pakaian, kelambu atau tumbuh-tumbuhan di dekat tempatnya berkembang biak. Namun biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab.

Setelah masa istirahatnya selesai, nyamuk itu akan meletakkan telurnya pada dinding bak mandi/WC, tempat minum burung, vas bunga, kaleng bekas, botol bekas, tempurung kelapa, tempayan, drum, kaleng, ban bekas dan lain-lain. Setelah itu nyamuk itu akan kembali mencari mangsa dan seterusnya hingga ia mati.

Mencegah demam berdarah dengue

Langkah utama untuk mencegah demam berdarah dengue adalah dengan cara membasmi agen yang menularkan virus dengue, yakni nyamuk Aedes aegypti. Ada 3 cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti:

1. Fogging (pengasapan)

Nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas dengan fogging atau pengasapan dengan racun serangga, termasuk menggunakan racun serangga yang sering digunakan sehari-hari. Tapi melakukan fogging saja tidaklah cukup karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja. Selama jentiknya tidak dibasmi, setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat berkembang biaknya.

2. Memberantas sarang nyamuk

Jentik dan tempat perkembangbiakan nyamuk dapat dimusnahkan dengan cara:
  • Menguras tempat-tempat penampungan sekurang-kurangnya satu minggu sekali
  • Selalu menutup rapat tempat-tempat penampungan air
  • Mengubur, mengumpulkan, membakar, memanfaatkan atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas dan lain-lain.

Selain tiga langkah utama diatas ada pula langkah tambahan lainnya, diantaranya:
  • Mengganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya
  • Memperbaiki talang air-saluran air yang tidak lancar
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  • Memasang kawat kasa (kawat nyamuk) di rumah
  • Pencahayaan dan ventilasi rumah yang memadai
  • Tidak membiasakan menggantung pakaian di rumah
  • Jika perlu, tidur menggunakan kelambu
  • Menanam tanaman-tanaman pengusir nyamuk di sekitar rumah.