05 ديسمبر 2014

Gejala, Penyebab, dan Pencegahan Toksoplasmosis

Penyebaran toksoplasma

Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme kecil yang disebut dengan protozoa Toxoplasma gondii. Meskipun banyak orang yang terinfeksi oleh protozoa ini, namun hanya sebagian kecil saja yang mengembangkan masalah.

Penyebab

Toksoplasmosis ditularkan dari hewan ke manusia, seperti karena:
  • Menyentuh kotoran kucing yang terinfeksi atau menyentuh sesuatu yang telah kontak dengan kotoran kucing, seperti tanah atau serangga.
  • Makan daging mentah atau setengah matang, daging yang terinfeksi, atau menyentuh mulut setelah menyentuh daging.
  • Pada kasus yang jarang terjadi, toksoplasmosis juga dapat ditularkan dari transfusi darah atau juga transplantasi organ.

Seorang wanita hamil yang terkena toksoplasmosis untuk pertama kalinya berkemungkinan akan menulari janinnya dengan persentase sebesar 15% sampai 60%. Meskipun protozoa tetap aktif di dalam tubuh, infeksi aktifnya biasanya hanya terjadi sekali seumur hidup.

Umumnya, jika seorang wanita telah kebal terhadap infeksi sebelum dia hamil, maka tidak akan menulari bayinya kelak.

Faktor risiko

Faktor risiko adalah sesuatu yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami suatu penyakit atau kondisi. Orang yang berisiko mengalami gejala toksoplasmosis, antara lain:
  • Bayi yang lahir dari ibu yang terkena toksoplasmosis sebelum atau selama kehamilan.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah, seperti orang dengan:
    • HIV/AIDS
    • Kanker
    • Transplantasi organ.

Gejala

Umumnya toksoplasmosis tidak memiliki gejala. Bila pun ada, maka yang terjadi adalah:
  • Bengkak pada kelenjar getah bening
  • Demam
  • Lemah
  • Sakit tenggorokan
  • Nyeri otot
  • Ruam.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat mengembangkan infeksi toksoplasmosis pada beberapa organ. Infeksinya paling terjadi pada otak (ensefalitis), mata (korioretinitis), dan paru-paru (pneumonitis). Gejalanya antara lain:
  • Demam
  • Kejang
  • Sakit kepala
  • Cacat visual
  • Gangguan dalam bicara, gerakan dan berpikir
  • Gangguan mental
  • Sesak napas.

Pada bayi, tingkat keparahan gejala toksoplasmosis tergantung dari berapa lama sang ibu terinfeksi selama kehamilan. Jika infeksi terjadi pada trimester pertama kehamilan, bayi berisiko terinfeksi, tapi jika lebih lama, gejalanya akan jauh lebih parah. Ketika infeksi terjadi pada trimester kedua dan ketiga, bayi tetap berisiko terinfeksi meskipun gejalanya seringkali kurang serius. Toksoplasmosis juga dapat menyebabkan keguguran atau cacat lahir.

Sekitar satu dari 10 bayi yang lahir dengan toksoplasmosis mengalami gejala yang parah, seperti:
  • Cacat visual karena infeksi mata (korioretinitis)
  • Pembesaran hati dan limpa
  • Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)
  • Pneumonitis
  • Miokarditis (radang pada otot jantung)
  • Malformasi otak (perkembangan abnormal otak)
  • Cacat intelektual
  • Cerebral palsy (kelumpuhan otak besar)
  • Kejang.

Banyak pula bayi yang terinfeksi toksoplasmosis lahir dengan sehat, namun baru mengembangkan masalah dalam beberapa bulan atau tahun kemudian. Gejalanya:
  • Cacat visual
  • Gangguan pendengaran
  • Disabilitas dalam belajar
  • Kejang.

Diagnosis

Selain pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, pemeriksaan darah juga perlu dilakukan untuk mengetahui antibodi yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan toksoplasmosis tersebut. Sedangkan pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk mengetahui protozoa yang menyebabkannya.

Jika yang terinfeksi adalah wanita hamil, tes prenatal, termasuk USG dan amniocentesis (pemeriksaan air ketuban) dilakukan untuk mengetahui apakah janin sudah ikut terinfeksi.

Pengobatan

Penderita yang sehat dan tidak dalam keadaan hamil umumnya tidak memerlukan pengobatan karena gejalanya biasanya akan hilang dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah perlu diberikan obat-obatan anti-toksoplasmosis selama beberapa bulan.

Jika seorang wanita hamil terinfeksi sedangkan janinnya tidak, sang ibu biasanya akan diberikan antibiotik spiramisin. Antibiotik ini akan menurunkan risiko infeksi pada janin sebesar 60%.

Ibu hamil yang janinnya terkonfirmasi terinfeksi toksoplasmosis diberikan kombinasi obat:
  • Spiramisin
  • Pirimetamin
  • Sulfadiazin
  • Asam folinat.

Obat-obat ini dapat mengurangi keparahan, namun tidak menghilangkan gejalanya kelak ketika bayi telah lahir. Setelah bayi lahir, bayi akan diberikan kombinasi obat-obatan berbeda.

Pencegahan

Wanita hamil atau sedang berencana hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk dilakukan tes darah guna mengetahui apakah mereka kebal terhadap toksoplasmosis. Jika tes menunjukkan tidak, maka perlu mengambil beberapa langkah untuk menghindari toksoplasmosis:
  • Jangan makan daging mentah atau setengah matang. Jika menyentuh daging mentah, jangan menyentuh mata, mulut dan hidung. Cuci tangan, talenan, pisau dengan sabun dan rendam dengan air hangat.
  • Cuci semua sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi.
  • Jangan membersihkan wadah kotoran kucing.
  • Jangan ada pasir di halaman rumah. Kucing dapat menggunakannya untuk membuang kotoran.
  • Jangan beri kucing daging mentah atau setengah matang.
  • Jangan biarkan kucing berburu tikus atau burung yang bisa saja sudah terinfeksi.
  • Kenakan sarung tangan saat berkebun. Jauhkan tangan dari mata, mulut, dan hidung. Cuci tangan ketika telah selesai.
Langkah-langkah pencegahan ini juga baik dilakukan oleh orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Article Resources
  • March of Dimes. http://www.modimes.org/
  • National Center for Infectious Diseases. http://www.cdc.gov/ncidod/
  • Women's Health Matters. http://www.womenshealthmatters.ca/