05 يونيو 2018

Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan Hepatitis A

Hepatitis A merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus. Virus ini ditularkan melalui rute fekal-oral termasuk dari makanan atau air tercemar, atau melalui kontak langsung dengan penderita. Vaksinasi dan kebersihan akan mencegah penyebarannya.

Hepatitis A

Apa itu hepatitis A?

Hepatitis berarti radang atau bengkak hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh bahan kimia atau obat-obatan, atau berbagai jenis virus. Salah satu penyebab umum hepatitis adalah virus hepatitis A.

Infeksi dengan satu jenis virus hepatitis tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi dengan virus hepatitis lain.

Apa saja gejala hepatitis A?

Gejala-gejala hepatitis A termasuk:
  • lemah
  • demam
  • mual
  • kurang nafsu makan
  • perut terasa kurang enak
  • air seni berwarna pekat
  • tinja pucat
  • penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning).

Gejala biasanya berlanjut selama satu sampai tiga minggu (walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih lama) dan hampir selalu diikuti dengan kesembuhan sepenuhnya.

Anak-anak kecil yang terinfeksi biasanya tidak mendapatkan gejalanya. Hepatitis A tidak mengakibatkan penyakit hati jangka panjang, dan kematian akibat hepatitis A jarang terjadi.

Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala berkisar antara dua sampai tujuh minggu, tapi biasanya empat minggu.

Bagaimana hepatitis A ditularkan?

Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada orang lain sejak dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira tiga minggu secara keseluruhan).

Jumlah virus yang besar ditemui dalam tinja (tahi) orang yang terinfeksi selama waktu penularan. Virus ini dapat hidup di lingkungan selama beberapa minggu.

Hepatitis A biasanya ditularkan ketika virus dari penderita tertelan oleh orang lain melalui:
  • makan makanan tercemar
  • minum air tercemar
  • menyentuh lampin, sprai dan handuk yang dikotori tinja penderita
  • hubungan langsung (termasuk seksual) dengan orang yang terinfeksi.

Siapa saja yang berisiko?

Semua orang yang belum menderita hepatitis A dan belum divaksinasi terhadap penyakit ini memiliki risiko terjangkit penyakit ini.

Bagaimana mencegah hepatitis A?

Vaksinasi

Tersedia vaksin yang aman dan efektif terhadap hepatitis A. Vaksin ini mungkin butuh waktu sampai dua minggu sampai memberikan kekebalan.

Vaksinasi direkomendasikan untuk kelompok-kelompok berikut yang menghadapi risiko lebih tinggi:
  • orang yang berkunjung ke negara di mana hepatitis A umum terjadi
  • pria yang berhubungan kelamin dengan pria (homoseksual)
  • petugas penitipan anak dan prasekolah
  • penyandang cacat intelektual dan pengasuhnya/penjaganya
  • petugas kesehatan yang sering berhubungan dengan penderita hepatitis A
  • pengguna narkoba suntik
  • pasien yang menderita penyakit hati kronis
  • penderita hemofilia yang mungkin menerima konsentrat plasma.

Apa lagi yang dapat dilakukan untuk mencegah hepatitis A?

Semua orang harus selalu mencuci tangan dengan baik dengan sabun dan air mengalir selama sekurang-kurangnya 10 detik dan dikeringkan dengan handuk bersih:
  • setelah menggunakan kakus
  • sebelum makan
  • sebelum menyiapkan makanan atau minuman
  • setelah menyentuh benda seperti lampin dan kondom.

Apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah dari menginfeksi orang lain?

Jika Anda menderita hepatitis A, di samping mencuci tangan Anda dengan bersih, Anda harus menjauhi dari kegiatan berikut ketika dapat menularkan penyakit (yaitu, sampai sekurang-kurangnya seminggu setelah timbulnya penyakit kuning):
  • jangan menyiapkan makanan atau minuman untuk orang lain
  • jangan menggunakan alat makan atau alat minum yang sama dengan orang lain
  • jangan menggunakan sprai dan handuk yang sama dengan orang lain
  • jangan berhubungan kelamin
  • cuci alat makan dalam air bersabun, dan cuci seprai dan handuk dengan mesin cuci.

Orang berikut yang menderita hepatitis A harus harus tidak bekerja atau ke sekolah ketika dapat menularkan penyakit:
  • orang yang mengendalikan makanan atau minuman
  • orang yang pekerjaannya melibatkan hubungan pribadi secara dekat, misalnya petugas penitipan anak dan petugas kesehatan
  • staf, anak-anak dan remaja harus tidak menghadiri fasilitas penitipan anak atau sekolah ketika dapat menularkan penyakit
  • semua pasien harus bertanya kepada dokternya sebelum kembali bekerja atau bersekolah.

Bagaimana hepatitis A didiagnosis?

Diagnosis berdasarkan gejala pasien dan dikonfirmasikan dengan tes darah yang menunjukkan antibodi IgM terhadap hepatitis A.

Bagaimana perawatan hepatitis A?

Tidak ada perawatan spesifik untuk hepatitis A. Mereka yang melakukan kontak dan pasangan seksual orang yang dapat menularkan hepatitis A biasanya memerlukan suntikan imunoglobulin. Injeksi tersebut dapat mencegah atau mengurangi penyakit jika diberikan dalam waktu dua minggu setelah kontak dengan penderita hepatitis A.

Article Resources
  • http://www.health.nsw.gov.au/

04 يونيو 2018

Vaksin BCG

Vaksin BCG

Vaksin untuk tuberkulosis (TB) dikenal dengan BCG (bacille Calmette-Guérin).

Vaksin BCG mengandung bentuk lemah dari bakteri penyebab tuberkulosis. Karena bakteri ini sudah dilemahkan, bakteri ini tidak menyebabkan tuberkulosis pada orang sehat, sebaliknya akan membentuk kekebalan (imunitas) terhadap tuberkulosis.

Vaksin BCG bekerja paling efektif pada bayi dan anak-anak kecil. Selain itu, sangat efektif dalam mencegah bentuk tuberkulosis yang parah, termasuk meningitis tuberkulosis dengan perlindungan 70% lebih kuat.

Hanya dibutuhkan satu kali saja untuk vaksinasi BCG - vaksinasi ulang tidak dianjurkan.

Siapa yang butuh vaksin BCG?

Setiap bayi di Indonesia wajib divaksinasi BCG. Hal ini mengingat angka kejadian tuberkulosis di Indonesia yang masih tinggi. Vaksinasi BCG biasanya diberikan pada bayi sebelum berusia 3 bulan.

Apakah BCG dapat diberikan pada anak-anak dan dewasa?

Bergantung pada risiko tertular tuberkulosis, masih ada keuntungan dengan memberikan vaksinasi BCG kepada anak-anak yang sudah besar. Dokter yang akan memutuskan apakah seorang anak perlu divaksinasi BCG atau tidak.

Secara umum, BCG tidak diberikan kepada orang dewasa, tetapi dapat dipertimbangkan untuk pekerja di bidang kesehatan yang sering menangani banyaknya kasus tuberkulosis.

Siapa yang tidak boleh mendapatkan BCG?

BCG tidak boleh diberikan kepada siapapun yang:
  • pernah mengidap tuberkulosis (atau sedang dalam pengobatan tuberkulosis)
  • sedang hamil atau kemungkinan hamil
  • sedang menjalani pengobatan kanker atau kondisi parah lainnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • positif HIV
  • pernah memiliki hasil positif tes tuberkulin (tes kekebalan tuberkulosis).

Kapankah pemberian BCG ditunda?

Vaksinasi BCG harus ditunda pemberiannya jika:
  • anak yang baru lahir tidak sehat atau berat badannya kurang dari 2,5 kg
  • anak yang baru lahir dilahirkan oleh seorang ibu yang positif HIV dan hasil HIV anak belum diketahui
  • orang (anak-anak atau orang dewasa) yang mendapatkan vaksin hidup dalam 4 minggu terakhir
  • orang yang sedang sakit demam atau penyakit yang parah.

Saran-saran

Sebelum vaksinasi, orang dewasa dan anak-anak yang berumur lebih dari 6 bulan akan diberikan tes kulit tuberkulin (sering juga disebut tes Mantoux). Jika hasil tesnya ternyata positif, hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut telah memiliki kekebalan tubuh terhadap tuberkulosis. Jika demikian, vaksinasi BCG tidak dianjurkan karena tidak akan memberikan manfaat apa pun, bahkan ada kemungkinan efek samping yang lebih besar.

Vaksinasi BCG diberikan melalui injeksi sedikit vaksin ke dalam lapisan kulit pertama di lengan bagian atas.

Setelah vaksinasi BCG, biasanya daerah yang disuntik akan menjadi kemerahan dan/atau muncul benjolan kecil, diikuti dengan bisul kecil (luka terbuka) selama beberapa minggu kemudian. Bisul ini biasanya berukuran kurang dari satu sentimeter dan bisa bertahan mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan sebelum penyembuhan bekas luka yang datar dan kecil.

Petunjuk setelah vaksinasi

  • Area yang divaksin harus dijaga agar tetap bersih dan kering.
  • Hanya gunakan air yang bersih dan hangat untuk membersihkan daerah tersebut saat dibutuhkan.
  • Jangan menggunakan antiseptik (termasuk alkohol, rivanol, dan betadine), krim, atau salep.
  • Jangan menggunakan plester langsung di atas daerah yang divaksin. Jika harus diperban, perban haruslah kering dan perekat plester menempel di sepanjang dua sisi perban, sehingga udara masih dapat mengalir.

Efek samping vaksinasi BCG

Efek samping vaksinasi BCG jarang terjadi. Kalaupun terjadi, demam dan pembengkakan kelenjar di ketiak atau leher akan sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Reaksi yang paling sering terjadi (saat reaksi tersebut terjadi) adalah pembengkakan kelenjar getah bening (sekitar 1 dari 100 vaksinasi yang diberikan) dan abses di daerah yang disuntik (sekitar 2 hingga 3 dari 100).

Infeksi yang disebarkan (meluas) sangat jarang (maksimum 4 dari 1.000.000) dan lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang yang mendapatkan pengobatan untuk kanker atau kondisi lain, maupun orang yang terinfeksi HIV.

Efek samping yang jarang terjadi lainnya adalah osteitis (radang tulang), bekas luka keloid, dan reaksi alergi parah yang terjadi secara tiba-tiba.

Layanan vaksinasi

Di Indonesia, vaksinasi BCG pada umumnya diberikan oleh Puskesmas melalui Posyandu. Vaksinasi BCG ini bebas biaya.

03 يونيو 2018

Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan Pertusis (Batuk Rejan)

Pertusis dapat diderita oleh orang dari semua kelompok usia, tetapi pertusis akan lebih serius pada bayi. Pertusis dapat dicegah dengan imunisasi pada usia dua, empat, dan enam bulan. Injeksi booster diperlukan untuk anak yang berusia 4 tahun, remaja, dan orang dewasa dengan kondisi tertentu.

Pertusis

Apa itu pertusis?

Pertusis (batuk rejan) atau juga dijuluki batuk 100 hari adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.

Apa saja gejala pertusis?

  • Pertusis biasanya dimulai seperti pilek biasa, dengan hidung beringus, rasa lemah dan adakalanya demam parah.
  • Selanjutnya batuk terjadi, biasanya sebagai serangan batuk, diikuti dengan tarikan napas panjang. Adakalanya penderita muntah setelah batuk.
  • Pertusis akan berbahaya pada anak kecil. Mereka mungkin menjadi biru atau berhenti bernapas ketika serangan batuk dan mungkin butuh penanganan darurat.
  • Pertusis pada remaja dan dewasa mungkin tidak separah anak kecil, tapi batuk tetap bisa berlanjut hingga berminggu-minggu.

Bagaimana penularan pertusis?

Pertusis ditularkan kepada orang lain melalui tetesan/percikan dari batuk atau bersin. Tanpa perawatan, penderita pertusis dapat menularkannya kepada orang lain sampai tiga minggu setelah batuk muncul. Waktu antara eksposur (tertular) hingga jatuh sakit biasanya tujuh sampai sepuluh hari, tetapi dapat juga sampai tiga minggu.

Siapa saja yang berisiko?

Siapapun berisiko tertular pertusis, tapi orang yang tinggal serumah dengan penderita pertusis akan lebih berisiko. Imunisasi dapat mengurangi risiko terinfeksi.

Bagaimana mencegah pertusis?

Imunisasi anak Anda tepat waktu

  • Vaksin tidak memberikan kekebalan seumur hidup terhadap pertusis, dan perlindungan adakalanya tidak lengkap.
  • Bayi perlu diimunisasi pada usia dua, empat dan enam bulan.
  • Booster diperlukan pada usia empat tahun dan sekali lagi pada usia 15 tahun.
  • Imunisasi pertusis dapat diperoleh dari dokter keluarga atau Puskesmas / Posyandu setempat.

Di Puskesmas atau Posyandu, vaksin pertusis sudah dikombinasikan dalam vaksin DPT (Difteri - Pertusis - Tetanus). Jadi satu suntikan sudah mencakup tiga imunisasi. Sedangkan vaksin terbaru dari pemerintah adalah vaksin Pentabio, ini sudah mencakup vaksin difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Hib. 

Jauhkan bayi Anda dari orang yang batuk

Bayi memerlukan dua atau tiga kali vaksinasi sebelum terlindung. Oleh karena itu, penting sekali bayi Anda dijauhkan dari penderita batuk supaya pertusis atau kuman lain tidak ditularkan.

Jika Anda kontak dekat dengan penderita pertusis:

  • Perhatikan gejala-gejalanya. Jika gejala timbul, hubungi dokter.
  • Beberapa kontak dekat yang menghadapi risiko tinggi, misalnya anak di bawah usia satu tahun, anak yang belum divaksinasi secara lengkap dan wanita di akhir kehamilannya dan orang lain yang hidup atau bekerja dengan orang yang menghadapi risiko tinggi mungkin perlu menggunakan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Jika Anda menderita pertusis:

Segera dapatkan pengobatan sedini mungkin, jauhkan diri dari orang lain dan jauhi anak kecil

Bagaimana pertusis didiagnosis?

Jika seorang dokter merasa bahwa seseorang menderita pertusis, sekaan dari belakang hidung atau tes darah mungkin dilakukan untuk membantu mengkonfirmasikan diagnosis.

Bagaimana pengobatan pertusis?

Antibiotik khusus – biasanya azitromisin (azithromycin), eritromisin (erythromycin) atau klaritromisin (clarithromycin) digunakan untuk mengobati pertusis. Antibiotik ini dapat mencegah menularnya kuman ini kepada orang lain. Batuk sering masih terjadi selama berminggu-minggu meskipun tengah menjalani pengobatan.

Article Resources
  • http://www.health.nsw.gov.au/

02 يونيو 2018

Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan Listeriosis

Listeria merupakan penyakit yang biasanya disebabkan karena memakan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri yang dikenal sebagai Listeria monocytogenes. Listeriosis akan menjadi sangat serius pada wanita hamil dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Bahan makanan penyebab listeriosis

Apa itu listeriosis?

Listeriosis adalah infeksi berbahaya yang cukup langka yang disebabkan oleh termakan makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri Listeria umum ditemui di dalam tanah dan makanan mentah tertentu.

Tidak semua orang yang memakan makanan yang sudah tercemari bakteri Listeria akan mengalami sakit. Namun, walaupun listeriosis jarang terjadi, angka kematiannya tinggi.

Apa gejala listeriosis?

Masa inkubasi (dari mulai infeksi sampai muncul gejala) listeriosis dapat berkisar antara tiga sampai 70 hari tetapi rata-rata kurang lebih tiga minggu. Infeksinya dapat mengakibatkan septikemia (keracunan darah), meningitis (radang selaput otak) dan keguguran pada wanita hamil.

Gejala listeriosis antara lain: demam, sakit otot, dan adakalanya gejala gastrousus seperti mual dan diare. Dalam bentuk yang lebih parah, gejala juga termasuk kolaps dan renjatan (syok).

Jika infeksi merebak ke sistem saraf sentral, gejala seperti sakit kepala, kejang leher, linglung, hilang keseimbangan, konvulsi dan koma dapat terjadi. Kurang lebih sepertiga dari pasien ini mungkin akan meninggal.

Infeksi ketika hamil dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, dan infeksi bayi baru lahir.

Bagaimana penularan listeriosis?

Listeria monocytogenes tersebar luas di alam, dan umumnya dibawa oleh banyak spesies binatang jinak dan liar. Daging mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, buah-buahan mentah dan sayur-sayuran mentah dapat tercemari bakteri tersebut.

Wabah listeriosis telah dikaitkan dengan susu mentah atau tercemar, keju lunak, sayur mentah yang tidak dicuci, dan daging siap saji seperti paté.

Orang yang menghadapi risiko dapat terjangkit listeriosis dengan termakan makanan yang tercemar bakteri Listeria. Bayi mungkin lahir dengan listeriosis jika ibunya makan makanan yang tercemar ketika hamil.

Siapa saja yang berisiko?

Wanita hamil, bayi baru lahir, orang lanjut usia dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang yang sedang menjalani terapi kanker, penderita AIDS atau penderita penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Bagaimana mencegah listeriosis?

Untuk mencegah listeriosis:
  • masak makanan mentah dari sumber binatang sampai matang, misalnya daging sapi, kambing, bebek, atau ayam
  • cuci sayur dan buah mentah dengan baik sebelum dimakan
  • pisahkan daging mentah dari sayur-sayuran, makanan matang dan makanan siap saji (jangan biarkan darah dan cairan dari daging mentah tersentuh makanan lain)
  • gunakan talenan (papan memotong) yang berbeda untuk daging mentah dan makanan lainnya
  • hindari produk susu yang tidak jelas karena dikhawatirkan tidak melalui proses pasteurisasi
  • cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan makanan
  • cuci pisau dan talenan setelah memproses makanan mentah
  • cuci tangan setelah bersentuhan dengan binatang
  • makanan yang cepat rusak harus disimpan di kulkas dingin (kurang dari 5°C) dan dicuci dan dimakan sesegera mungkin.

Bagaimana mendiagnosis listeriosis?

Diagnosis listeriosis dapat dikonfirmasikan dengan tes darah atau tes lain, seperti sumsum tulang

Bagaimana pengobatan listeriosis?

Pengobatan listeriosis akan melibatkan antibiotik dan terapi penunjang. Apabila infeksi terjadi ketika hamil, antibiotik dapat mencegah infeksi pada janin atau bayi baru lahir.

Tapi, bahkan dengan pengobatan yang dini, infeksi listeriosis dapat mengakibatkan kematian penderitanya, terutama di kalangan lanjut usia dan orang yang menderita masalah media serius lain.

Article Resources
  • http://www.health.nsw.gov.au/

01 يونيو 2018

Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan Leptospirosis

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang disebarkan melalui air seni, darah, dan sel-sel hewan yang terinfeksi.

Apa saja gejalanya?

Gejala awal leptospirosis umumnya adalah:
  • demam
  • sakit kepala parah
  • nyeri otot
  • gerah
  • muntah
  • mata merah.

Gejala-gejala ini bisa menyerupai gejala penyakit lain seperti selesma, jadi menyulitkan diagnosa. Malah ada penderita sama sekali tidak mendapatkan gejalanya.

Bentuk penyakit leptospirosis yang parah, disebut penyakit Weil, terjadi apabila penderita sudah mengalami kegagalan ginjal, sakit kuning (menguningnya kulit dan mata yang menandakan penyakit pada hati) dan perdarahan kulit dan selaput lendir.

Meningitis atau peradangan selaput otak dan perdarahan di paru-paru pun dapat terjadi akibat leptospirosis. Penderita yang mengalami gejala parah harus dirawat inap di rumah sakit karena dapat membahayakan jiwa.

Apa dampak jangka panjangnya?

Penyembuhan penyakit leptospirosis ini bisa lambat. Ada yang terus merasakan sakit seperti kelemahan selama berbulan-bulan. Ada pula yang merasakan sakit kepala yang lama. Ada kalanya juga bakteri leptospira terus hidup di dalam mata dan menyebabkan bengkak mata menahun.

Bagaimana penularannya?

Bakteri leptospira biasanya masuk ke tubuh melalui luka atau lecet kulit, dan kadang-kadang lewat selaput lendir di dalam mulut, hidung, dan mata. Berbagai jenis hewan dapat terinfeksi dan mengandung bakteri leptospira di dalam ginjalnya.

Penularannya bisa terjadi setelah kontak dengan air kencing atau lendir hewan itu. Tanah, makanan, dan air yang terkontaminasi air kencing hewan sering menjadi sumber penularan utama.

Hewan apa saja yang bisa terkena?

Berbagai hewan mamalia bisa mengidap kuman leptospira. Hewan yang paling umum menulari adalah tikus, anjing, dan babi. Kucing, domba dan kuda juga dapat menulari. Hewan-hewan yang terinfeksi leptospirosis bisa saja tidak menunjukkan gejala atau terlihat biasa saja.

Siapa yang paling berisiko tertulari?

Yang paling berisiko tertulari leptospirosis adalah mereka yang sering menyentuh hewan atau air,
lumpur, tanah, dan tanaman yang telah terkontaminasi air kencing hewan. Beberapa pekerjaan yang berisiko antara lain petani, dokter hewan, karyawan pejagalan serta petani tebu dan pisang.

Kondisi-kondisi tertentu seperti banjir sering meningkatkan angka kejadian leptospirosis. Hal ini karena korban banjir yang tetap bertahan di rumahnya terus bersentuhan dengan air banjir yang sudah tercemari.

Bagaimana mendiagnosa leptospirosis?

Untuk mendiagnosisnya, dibutuhkan pemeriksaan darah untuk melihat keberadaan bakteri leptospira pada orang-orang yang dicurigai mengidap lepstospirosis.

Bagaimana pengobatannya?

Pada umumnya leptospirosis diobati dengan antibiotik seperti doksisiklin (doxycycline) atau penisilin (penicillin). Pengobatan dengan antibiotik dianggap paling efektif jika dimulai sejak awal.

Bagaimana cara mencegah leptospirosis?

Ada banyak cara mencegah leptospirosis.

Yang pekerjaannya menyangkut hewan:
  • Tutupilah luka dan lecet dengan balutan kedap air.
  • Pakai pakaian pelindung misalnya sarung tangan, pelindung mata, baju kerja khusus, dan sepatu bila menangani hewan yang mungkin terkena, terutama jika ada kemungkinan menyentuh air seninya.
  • Pakailah sarung tangan jika menangani ari-ari hewan, janinnya yang mati di dalam maupun digugurkan atau dagingnya.
  • Mandilah sesudah bekerja dan cuci serta keringkan tangan sesudah menangani apa pun yang mungkin terkena.
  • Jangan makan atau merokok selama menangani hewan yang mungkin terkena. Cuci dan keringkan tangan sebelum makan atau merokok.

Untuk yang lain:
  • Hindari berenang di air yang mungkin dicemari dengan air seni hewan.
  • Tutupilah luka dan lecet dengan balutan kedap air terutama sebelum bersentuhan dengan tanah, lumpur, atau air yang mungkin dicemari air kencing hewan.
  • Pakailah sepatu bila keluar terutama jika tanahnya basah atau berlumpur.
  • Pakailah sarung tangan bila berkebun.
  • Halaulah hewan pengerat dengan cara membersihkan dan menjauhkan sampah dan makanan dari perumahan.
  • Jangan memberi anjing jeroan mentah.
  • Cucilah tangan dengan sabun karena kuman leptospira cepat mati oleh sabun, pembasmi kuman, dan jika tangannya kering.

Apakah ada vaksinnya?

Tidak ada vaksin untuk mencegah leptospirosis pada manusia. Ada vaksin guna mencegah leptospirosis pada hewan (babi dan anjing) tetapi juga tidak efektif karena bakteri leptospira tidak hanya satu jenis.

Apa bisa terkena leptospirosis lebih dari sekali?

Karena bakteri leptospira terdiri dari banyak jenis, mungkin saja apabila seseorang terkena jenis yang lain maka terkena leptospirosis lagi.

Apa leptospirosis bisa ditularkan dari orang ke orang?

Leptospirosis dapat ditularkan kepada orang lain misalnya penularan lewat hubungan suami istri atau air susu ibu, meskipun jarang. Bakteri leptospira dapat ditularkan lewat air seni selama berbulan-bulan setelah terkena.

Article Resources
  • NSW Multicultural Health Communication Service