15 Februari 2016

Penyebab dan Pengobatan Sakit Kepala Pada Anak

Sakit kepala anak

Sakit kepala pada anak-anak merupakan hal yang umum terjadi dan biasanya bukan sesuatu yang serius. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami berbagai jenis sakit kepala, termasuk sakit kepala tegang (terkait stres) dan migrain. Selain itu, anak-anak juga dapat mengalami sakit kepala harian yang kronis.

Pada sebagian kasus, sakit kepala pada anak-anak disebabkan oleh infeksi, tingginya tingkat stres, dan kecemasan, atau akibat trauma kepala ringan. Sakit kepala pada anak-anak umumnya dapat teratasi dengan obat pereda nyeri dan dengan melakukan beberapa gaya hidup yang sehat. Selalu pantau gejala sakit kepala anak Anda dan bila gejalanya semakin parah, segeralah ke dokter.

Gejala sakit kepala anak-anak

Anak-anak juga mengalami jenis sakit kepala yang sama dengan orang dewasa, tapi biasanya gejalanya berbeda. Misalnya, migrain pada orang dewasa biasanya dimulai pada pagi hari, sedangkan pada anak-anak lebih mungkin terjadi pada sore hari. Juga, nyeri migrain pada anak-anak dapat berlangsung kurang dari empat jam, sedangkan pada orang dewasa, migrain terjadi paling sedikit selama empat jam. Perbedaan ini mengakibatkan sulitnya menentukan jenis sakit kepala yang dialami anak, terutama pada anak-anak yang masih kecil yang belum dapat menjelaskan gejalanya.

Sakit kepala migrain

Gejala sakit kepala migrain meliputi:
  • Sakit kepala yang berdenyut atau memukul
  • Rasa sakit semakin parah bila beraktivitas
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Sensitif dengan cahaya dan suara.

Bahkan bayi pun dapat mengalami migrain. Biasanya, bayi yang mengalami sakit kepala akan terus-terusan menangis, ini sebagai cara mereka untuk memberitahukan rasa sakit mereka kepada Anda.

Sakit kepala tegang

Gejala sakit kepala tipe tegang meliputi:
  • Rasa tertekan pada otot kepala atau leher
  • Nyeri ringan sampai sedang di kedua sisi kepala tanpa disertai rasa berdenyut
  • Rasa sakit tidak bertambah parah jika dibawa beraktivitas
  • Sakit kepala tegang tidak disertai dengan mual dan muntah, seperti yang umum terjadi pada migrain
  • Anak-anak yang mengalami sakit kepala tegang biasanya enggan bermain dan selalu ingin tidur atau merebahkan diri
  • Sakit kepala tipe tegang dapat berlangsung mulai dari 30 menit hingga beberapa hari.

Sakit kepala klaster

Sakit kepala klaster jarang terjadi pada anak usia dibawah 12 tahun. Sakit kepala klaster biasanya:
  • Menyerang pada waktu yang sama setiap hari, dan secara berkala di siang atau malam hari selama beberapa minggu bahkan hingga bulanan. Kemudian diikuti oleh masa tenggang tanpa serangan sakit kepala.
  • Rasa sakitnya tajam, menusuk pada satu sisi kepala yang berlangsung selama 15 menit hingga tiga jam.
  • Disertai dengan mata berair, hidung buntu, pilek, agitasi, atau gelisah.

Sakit kepala harian kronis

Sakit kepala harian kronis ditujukan untuk sakit kepala migrain dan sakit kepala tegang yang terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan selama lebih dari tiga bulan. Sakit kepala harian kronis dapat disebabkan oleh infeksi, cedera kepala ringan, atau karena mengonsumsi obat-obatan.

Bilakah harus ke dokter?

Kebanyakan sakit kepala tidaklah serius, tetapi sebaiknya segera ke dokter jika anak Anda mengalami sakit kepala yang:
  • Membuatnya terbangun dari tidurnya
  • Semakin parah atau kejadiannya semakin sering
  • Mengubah watak atau kepribadiannya
  • Mengarah ke cedera, seperti terus memukul-mukul kepalanya
  • Terus menerus muntah atau mengalami perubahan visi (penglihatan)
  • Disertai dengan demam dan kaku/tegang pada leher. 

Penyebab sakit kepala anak-anak

Sejumlah faktor diketahui dapat menyebabkan sakit kepala pada anak-anak. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
  • Penyakit dan infeksi. Penyakit-penyakit yang umum seperti flu dan infeksi telinga dan sinus menjadi penyebab tersering sakit kepala pada anak-anak. Infeksi lainnya yang lebih serius, seperti meningitis atau ensefalitis juga dapat menyebabkan sakit kepala, tetapi biasanya disertai dengan tanda dan gejala lain, seperti demam dan leher kaku/kejang.
  • Trauma/cedera kepala. Benjol dan memar dapat menyebabkan sakit kepala. Meski sebagian besar tidaklah berbahaya, tetapi sebaiknya segera ke dokter apabila cederanya disebabkan pukulan, hantaman atau jatuh yang keras. Juga, segera ke dokter apabila sakit kepalanya terus memburuk setelah cedera terjadi.
  • Faktor emosional. Stres dan kecemasan - yang mungkin dipicu oleh masalah anak dengan temannya, guru atau orangtua - dapat berkontribusi untuk menyebabkan sakit kepala pada anak-anak. Anak-anak yang depresi mungkin akan mengeluh sakit kepala, apalagi jika merasa kesulitan dalam mengenali perasaan sedih dan kesepian.
  • Predisposisi genetik. Sakit kepala, terutama migrain cenderung berjalan dalam sebuah keluarga.
  • Makanan dan minuman tertentu. Nitrat - bahan pengawet makanan - dapat memicu sakit kepala, demikian juga dengan bahan aditif makanan lainnya seperti MSG (penyedap rasa). Kafein - juga terkandung dalam coklat, kopi, teh dan soda - juga dapat memicu sakit kepala.
  • Masalah pada otak. Tumor otak atau abses atau perdarahan di otak dapat menekan area otak, sehingga menyebabkan sakit kepala yang kronis. Namun dalam kasus ini biasanya disertai gejala lain seperti gangguan penglihatan, pusing dan kurangnya koordinasi tubuh.

Faktor risiko

Setiap anak dapat mengalami sakit kepala, tapi sakit kepala lebih sering terjadi pada:
  • Anak perempuan yang telah mencapai pubertas
  • Anak yang memiliki riwayat keluarga yang mengalami sakit kepala atau migrain

Sebelum bertemu dokter

Tergantung pada frekuensi dan tingkat keparahan gejala sakit kepalanya, anak Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis otak dan sistem saraf (neurolog/ahli saraf)

Dokter akan lebih mudah dan lebih cepat menentukan diagnosis dan jenis pengobatan sakit kepala untuk anak Anda apabila mereka memperoleh informasi yang banyak dan benar dari Anda.

Berikut adalah catatan yang perlu Anda siapkan sebelum membawa anak Anda ke dokter, agar nantinya diagnosis dan pilihan pengobatannya mudah ditemukan:
  • Catat tanda dan gejalanya, kapan terjadi dan berapa lama serangannya berlangsung atau sudah terjadi berapa lama. Ini akan membantu dokter dalam menentukan jenis sakit kepalanya dan mungkin apa yang menyebabkannya.
  • Catat semua obat, vitamin, atau makanan yang mungkin anak Anda konsumsi.

Selain itu, catatlah hal-hal atau pertanyaan yang mungkin Anda ingin ketahui dari dokter terkait sakit kepala anak Anda. Banyak orangtua yang baru teringat kembali apa yang akan ditanyakannya ke dokter setelah ia selesai bertemu dengan dokter.

Beberapa hal dasar yang mungkin perlu Anda tanyakan ke dokter terkait sakit kepala pada anak-anak, diantaranya:
  • Apa yang menyebabkannya?
  • Apakah diperlukan tes/pemeriksaan lebih lanjut untuk menguatkan diagnosis?
  • Apa yang bisa dilakukan dirumah untuk mengurangi rasa sakitnya?
  • Apa yang bisa dilakukan dirumah untuk mencegah gejalanya?

Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan lain kepada dokter.

Saat bertemu dokter

Dokter tentu akan bertanya sejumlah hal terkait sakit kepala anak Anda, diantaranya:
  • Kapan gejalanya dimulai?
  • Seberapa sering anak Anda mengalaminya?
  • Berapa lama sakitnya berlangsung?
  • Dimasa rasa sakitnya terjadi?
  • Apakah gejala terjadi terus menerus atau intermitten (bersela)?
  • Apakah ada gejala lain, seperti mual atau pusing?
  • Jika ada gejala lain, apa yang membuatnya semakin buruk atau menjadi lebih baik?
  • Apakah gejalanya berubah dari waktu ke waktu?
  • Perawatan atau pengobatan apa saja yang telah Anda coba?
  • Obat apa yang anak Anda konsumsi?
  • Apakah ada anggota keluarga lain juga mengalami sakit kepala?

Sebelum Anda ke dokter, jika anak Anda sedang mengalami sakit kepala, sebaiknya kompres dingin dahinya dan istirahatkan ia pada tempat yang tenang dan sedikit cahaya.

Anda mungkin juga dapat memberikannya asetaminopen (parasetamol) atau ibuprofen untuk mengurangi gejalanya. Namun sebaiknya hindari penggunaan aspirin (asam asetilsalisilat) karena aspirin dikaitkan dengan sindrom Reye, kondisi yang mengancam jiwa pada anak.

Tes dan diagnosis

Untuk mempelajari sifat sakit kepala anak Anda, dokter mungkin akan:
  • Melihat riwayat sakit kepala anak Anda. Dokter mungkin akan meminta Anda atau anak Anda untuk menggambarkan sakit kepala secara rinci. Ini untuk melihat pola atau pemicu umumnya.
  • Meminta Anda untuk menyimpan buku harian sakit kepala selama beberapa waktu, sehingga Anda dapat merekam rincian lebih lanjut tentang sakit kepala anak Anda, frekuensinya, tingkat keparahannya dan kemungkinan pemicunya. Catatan ini sebenarnya sangatlah penting, karena umumnya para orangtua cenderung seolah menyerahkan semuanya kepada dokter, tanpa melakukan apa-apa dirumah. Padahal dokter membutuhkan catatan-catatan ini untuk ketepatan diagnosis dan pengobatannya.
  • Melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, tekanan darah dan nadi, dan juga memeriksa mata, leher, kepala, bahu dan tulang belakang anak Anda.
  • Melakukan pemeriksaan saraf. Dokter akan memeriksa apakah ada masalah dengan gerakan, koordinasi atau sensasi anggota tubuhnya.

Biasanya sakit kepala yang tidak disertai gejala lain tidak memerlukan pemeriksaan lain. Pada sebagian kasus, scanning atau evaluasi lainnya dapat membantu menentukan diagnosis dan mengesampingkan kondisi medis lainnya (penyakit lain) yang mungkin dapat menyebabkan sakit kepala. Tes-tes ni mungkin termasuk:
  • Computerized tomography (CT) scan. Prosedur pencitraan ini memanfaatkan serangkaian sinar-x yang diarahkan oleh komputer untuk memberikan gambaran penampang otak anak Anda. Ini akan membantu dokter dalam menentukan apakah ada tumor, infeksi dan masalah medis lainnya yang dapat menyebabkan sakit kepala.
  • Magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan MRI memanfaatkan magnet yang kuat untuk menghasilkan gambaran rinci dari otak. MRI scan akan membantu dokter dalam mendiagnosis tumor, stroke, aneurisma, penyakit saraf dan kelainan pada otak lainnya. MRI juga dapat digunakan untuk memeriksa fungsi pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
  • Spinal tap (pungsi lumbal). Jika dokter mencurigai adanya kondisi lain yang menyebabkan sakit kepala anak Anda, seperti meningitis bakteri atau virus, ia mungkin akan menyarankan pemeriksaan Spinal tap (pungsi lumbal). Dalam prosedur ini, sebuah jarum halus akan dimasukkan diantara dua tulang di punggung bawah guna mengambil sampel cairan serebrospinal untuk dianalisis di laboratorium.

Pengobatan

Umumnya sakit kepala pada anak dapat diobati dengan istirahat, menjauhkannya dari kebisingan, minum banyak cairan, makan seimbang dan obat penghilang rasa sakit (seperti parasetamol atau ibuprofen). Jika sakit kepalanya sudah berlangsung lama dan sering terjadi, ajak mereka untuk rileks dan atasi stres mereka melalui berbagai bentuk terapi.

Obat-obatan

Obat pereda rasa sakit. Seperti asetaminopen atau ibuprofen biasanya dapat meredakan sakit kepala pada anak. Hati-hati menggunakan aspirin karena dikaitkan dengan sindrom Reye, kondisi yang berpotensi mengancam nyawa pada anak.

Obat resep. Triptans, obat resep yang digunakan untuk mengobati migrain, efektif dan dapat digunakan dengan aman pada anak-anak usia 6 tahun keatas.

Jika anak juga mengalami mual dan muntah terkait sakit kepala, biasanya dokter juga akan meresepkan obat anti mual.

Perhatian: Terlalu sering mengonsumsi obat itu sendiri merupakan faktor yang berkontribusi untuk kambuhnya sakit kepala. Karena sering dikonsumsi, obat tersebut tidak lagi efektif untuk si anak. Selain itu, semua obat memiliki efek samping. Jika anak memang butuh obat secara rutin, termasuk obat pereda rasa sakit seperti parasetamol dan ibuprofen, sebaiknya konsultasikan risiko dan manfaatnya dengan dokter.

Terapi

Stres memang bukan penyebab sakit kepala, melainkan menjadi pemicu sakit kepala atau membuat sakit kepala bertambah parah. Depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya juga dapat berperan. Untuk situasi semacam ini, dokter dapat merekomendasikan satu atau lebih terapi perilaku seperti dibawah ini:
  • Latihan relaksasi. Teknik relaksasi yang termasuk di dalamnya pernapasan dalam, yoga, meditasi dan relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation), yang dilakukan dengan menegangkan otot pada satu waktu, dan kemudian melemaskan tegangan hingga setiap otot rileks.
  • Latihan biofeedback. Biofeedback akan mengajarkan anak untuk mengontrol respon tubuh tertentu guna membantu mengurangi rasa sakit. Selama sesi latihan biofeedback, anak akan terhubung ke suatu perangkat yang akan memantau dan memberikan umpan balik (feedback) pada fungsi tubuh, seperti ketegangan otot, denyut jantung dan tekanan darah. Anak kemudian akan belajar bagaimana mengurangi ketegangan otot dan memperlambat denyut jantung dan pernapasannya. Tujuan dari biofeedback adalah untuk membantu anak agar dapat masuk ke situasi santai agar lebih mampu mengatasi nyeri atau sakit kepala.
  • Terapi perilaku kognitif. Terapi ini akan membantu anak belajar untuk mengelola stres dan mengurangi frekuensi dan keparahan sakit kepala. Selama sesi jenis terapi bicara ini, konselor akan membantu anak belajar bagaimana cara untuk melihat dan mengatasi berbagai peristiwa kehidupan agar menjadi lebih positif.

Pengobatan dirumah

Obat pereda rasa sakit seperti asetaminopen dan ibuprofen biasanya efektif untuk mengurangi sakit kepala. Namun sebelum memberikan obat-obat ini pada anak, perhatikan hal-hal berikut:
  • Bacalah label obat dengan seksama dan hanya menggunakan dosis yang dianjurkan untuk anak Anda.
  • Jangan memberikan obat lebih sering dari yang direkomendasikan.
  • Jangan memberikan anak Anda obat pereda sakit lebih dari dua atau tiga hari dalam seminggu. Penggunaan obat ini setiap hari dapat memicu "rebound"sakit kepala, yang mana disebabkan karena terlalu sering menggunakan obat pereda nyeri.
  • Hati-hati menggunakan aspirin pada anak-anak dan remaja. Hal ini dikaitkan dengan sindrom Reye, suatu kondisi yang jarang namun berpotensi mengancam nyawa anak.

Selain obat pereda rasa sakit, hal-hal berikut ini dapat membantu meringankan sakit kepala anak Anda:
  • Istirahat dan relaksasi. Dorong anak untuk beristirahat di tempat yang minim cahaya dan jauh dari kebisingan. Tidur seringkali menyelesaikan sakit kepala pada anak-anak.
  • Terapkan kompres basah ingin. Sementara anak berbaring, kompres basah dingin pada dahinya.
  • Berikan makanan dan camilan sehat. Jika anak belum makan padahal ia sedang sakit kepala, tawari ia buah-buahan, kerupuk gandum atau keju yang rendah lemak. Tidak makan malah dapat memperparah sakit kepalanya.

Pencegahan

Hal-hal berikut ini dapat  membantu mencegah sakit kepala atau mengurangi tingkat keparahan sakit kepala pada anak-anak:
  • Latihan perilaku hidup sehat. Perilaku yang mempromosikan kesehatan umum juga dapat membantu mencegah sakit kepala anak-anak. Langkah-langkah perilaku hidup sehat ini diantaranya cukup tidur, aktif secara fisik, makan makanan sehat dan makanan ringan, dan menghindari kafein (minuman ringan juga banyak yang mengandung kafein). Ada beberapa bukti bahwa obesitas, merokok dan kurang aktivitas fisik juga berkontribusi menyebabkan sakit kepala pada remaja.
  • Kurangi stres. Stres dan jadwal kegiatan yang padat dapat meningkatkan frekuensi sakit kepala. Waspadalah pada hal-hal yang dapat menyebabkan stres pada anak Anda, seperti karena mengerjakan PR atau tugas sekolah atau hubungan yang tidak baik dengan teman-temannya. Jika sakit kepala anak terkait dengan kecemasan atau depresi, sebaiknya berkonsultasi dengan konselor.
  • Siapkan catatan harian. Sebuah cacatan mengenai sakit kepala anak Anda akan sangat membantu. Catat kapan sakit kepalanya dimulai, berapa lama terjadi, apa yang membuatnya semakin parah atau semakin baik, dan apa-apa saja yang Anda lakukan untuk mengatasinya, baik yang berhasil atau tidak berhasil. Juga tuliskan respon anak setelah mengonsumsi obat sakit kepala. Seiring waktu, catatan-catatan sakit kepala si anak ini akan membuat Anda lebih mudah memahami gejalanya sehingga Anda tepat mengambil keputusan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan yang spesifik.
  • Hindari pemicu sakit kepala. Hindari makanan atau minuman, seperti yang mengandung kafein, yang berkontribusi menyebabkan sakit kepala. Catatan harian sakit kepala anak akan dapat membantu Anda menentukan apa yang menjadi pemicunya, sehingga Anda tahu apa yang harus dilakukan atau dihindari.

Selalulah taati saran dokter. Dokter mungkin saja merekomendasikan suatu obat untuk mencegah terjadinya sakit kepala yang parah, yakni yang terjadi setiap hari dan mengganggu kehidupan normal si anak. Obat-obat tertentu yang dikonsumsi secara berkala - seperti antidepresan atau anti kejang tertentu - dapat mengurangi frekuensi dan keparahan sakit kepala.


Article Resources
  • http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/headaches-in-children/basics/definition/con-20034478. Tanggal akses: 9 Februari 2015