28 Juni 2015

Demam Berdarah (Dengue fever): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala demam berdarah dapat berkisar dari yang ringan hingga berat. Pada kasus yang parah, demam berdarah dapat menyebabkan kerusakan organ, pendarahan, hingga kematian.

Demam dengue

Demam berdarah (DBD) atau dengue fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Nyamuk Aedes aegypti yang utamanya menggigit pada siang hari ini umum ditemukan di Asia Tenggara, India, Karibia, Amerika Selatan dan Tengah, dan Afrika.

Demam berdarah dapat mengenai siapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang tinggal di daerah tropis dan subtropis.

Di Indonesia, demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah kasus demam berdarah yang dilaporkan mencapai 87.501 kasus pada tahun 2022 dengan 816 kematian. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 73.518 kasus dengan 705 kematian pada tahun 2021. Angka yang tinggi itu menunjukkan bahwa demam berdarah memerlukan perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat.

Penyebab demam berdarah

Penyebab utama demam berdarah adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Ketika nyamuk tersebut menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, virus akan masuk ke dalam tubuhnya dan menyebar melalui aliran darah. Virus dengue kemudian akan menginfeksi sel-sel darah putih dan merusak sistem pembekuan darah, sehingga menyebabkan pendarahan dan penurunan jumlah trombosit.

Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena demam berdarah, yaitu:
  • Riwayat infeksi virus dengue sebelumnya: Orang yang pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena demam berdarah yang lebih berat.
  • Genetik: Beberapa orang memiliki faktor genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi virus dengue.
  • Usia: Anak-anak di bawah usia 15 tahun dan orang dewasa yang lebih tua dari 60 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena demam berdarah yang berat.
  • Kondisi lingkungan: Daerah yang memiliki banyak nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus dan kurangnya kontrol vektor yang efektif dapat meningkatkan risiko terjadinya penyebaran virus dengue.
  • Faktor individu: Kondisi kesehatan dan kekebalan tubuh seseorang juga dapat memengaruhi risiko terkena demam berdarah. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, atau asma, lebih rentan terhadap infeksi virus dengue dan perkembangan demam berdarah yang lebih berat.

Gejala demam berdarah

Demam berdarah dapat menimbulkan beberapa gejala yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang. Berikut ini adalah beberapa gejala demam berdarah yang umum terjadi:
  • Demam tinggi: Demam berdarah ditandai dengan demam tinggi yang muncul tiba-tiba. Demam ini biasanya berlangsung selama 2-7 hari.
  • Sakit kepala: Sakit kepala yang parah dan terus menerus dapat menjadi salah satu gejala demam berdarah.
  • Nyeri otot dan sendi: Nyeri pada otot dan sendi sering terjadi pada penderita demam berdarah. Nyeri ini dapat terasa sangat parah dan membuat penderita kesulitan untuk bergerak. Demam berdarah juga dikenal sebagai 'breakbone fever'.
  • Ruam merah pada kulit: Penderita demam berdarah dapat mengalami ruam merah kulit yang muncul pada dada, punggung atau perut dan menyebar ke anggota badan lainnya termasuk wajah.
  • Sakit perut: Penderita demam berdarah juga dapat mengalami sakit perut, mual, dan diare.
  • Muntah-muntah dan hilang nafsu makan: Muntah dan hilangnya nafsu makan pada penderita demam berdarah dapat menyebabkan kondisi semakin buruk karena dapat menyebabkan kekurangan cairan dan nutrisi dalam tubuh.
  • Nyeri di belakang mata: Nyeri ini biasanya terjadi pada fase akut atau demam tinggi dan dapat terasa sangat parah. Nyeri di belakang mata biasanya disebabkan oleh pembengkakan atau peradangan pada jaringan di sekitar mata atau di belakang mata, yang dapat memicu rasa nyeri.
  • Penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit: Penderita demam berdarah dapat mengalami penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit dalam tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
  • Komplikasi: Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti kegagalan organ, syok, dan kematian.
Gejala demam berdarah biasanya muncul sekitar 4-7 hari setelah digigit nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue. Namun, masa inkubasi atau waktu dari saat terinfeksi hingga munculnya gejala dapat bervariasi antara 3-14 hari tergantung pada keadaan tubuh dan virulensi virus.

Pada beberapa kasus, gejala demam berdarah dapat muncul dalam waktu 2-3 hari setelah terinfeksi atau bahkan hingga 2 minggu setelahnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memperhatikan gejala-gejala awal demam berdarah.

Pada kasus demam berdarah yang sudah parah atau sering disebut dengan fase kritis dapat menimbulkan gejala-gejala yang lebih serius dan bahkan mengancam nyawa. Beberapa gejala demam berdarah yang parah antara lain:
  • Pendarahan: Pada fase ini, penderita demam berdarah dapat mengalami pendarahan pada gusi, hidung, atau kulit. Pendarahan juga dapat terjadi pada organ dalam tubuh seperti perut dan paru-paru.
  • Kejang: Kejang dapat terjadi pada fase kritis demam berdarah dan biasanya terjadi pada anak-anak.
  • Syok: Syok dapat terjadi pada fase kritis demam berdarah yang ditandai dengan penurunan tekanan darah yang drastis, detak jantung cepat, dan kulit menjadi pucat dan dingin. Syok dapat menjadi kondisi yang mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi tenaga medis atau pergi ke unit gawat darurat terdekat untuk mendapatkan perawatan medis secepat mungkin. Penanganan yang tepat dan cepat dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius dan bahkan dapat menyelamatkan nyawa penderita demam berdarah.

Diagnosis demam berdarah

Gejala demam berdarah sebenarnya cukup mirip dengan gejala infeksi bakteri atau virus lainnya. Untuk menegakkan diagnosis demam berdarah, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, diantaranya:
  • Anamnesis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, lingkungan tempat tinggal, termasuk riwayat perjalanan dan paparan terhadap nyamuk Aedes aegypti.
  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda demam berdarah seperti ruam merah di kulit dan pendarahan.
  • Pemeriksaan laboratorium: Dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk menentukan jumlah trombosit, dan sel darah putih dalam darah. Selain itu, dokter juga dapat melakukan tes untuk mendeteksi keberadaan virus dengue dalam darah pasien.
  • Pemeriksaan pencitraan: Pada kasus-kasus tertentu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan pencitraan seperti USG atau CT scan untuk memeriksa kondisi organ dalam tubuh pasien.
Karena gejala awal demam berdarah mirip dengan infeksi bakteri atau virus lainnya, terkadang diagnosis demam berdarah dapat menjadi sulit. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Pengobatan demam berdarah

Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Sistem kekebalan alami tubuh biasanya akan melawan virus dalam waktu tiga sampai empat hari sejak ruam muncul. Yang dibutuhkan penderita pada dasarnya adalah stamina tubuh yang kuat, nutrisi yang tercukupi dan keseimbangan elektrolit tubuh agar sistem kekebalan tubuhnya mampu mengatasi infeksi demam berdarah.

Pengobatan demam berdarah hanya bertujuan untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Pengobatan demam berdarah umumnya terdiri dari tiga aspek, yaitu:
  1. Pengobatan simptomatik: Pengobatan ini bertujuan untuk meredakan gejala-gejala demam berdarah seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Dokter dapat memberikan obat penurun panas seperti parasetamol dan menginstruksikan penderita demam berdarah untuk istirahat yang cukup.
  2. Pemberian cairan: Pada fase awal demam berdarah, penderita biasanya mengalami dehidrasi karena kehilangan cairan melalui keringat atau muntah. Oleh karena itu, dokter akan memberikan cairan melalui infus untuk mengganti cairan yang hilang dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh penderita.
  3. Pemantauan trombosit: Pada fase kritis demam berdarah, penderita dapat mengalami penurunan jumlah trombosit dalam darah, yang dapat menyebabkan pendarahan dan bahkan syok. Oleh karena itu, dokter akan memantau jumlah trombosit penderita dan dapat memberikan transfusi trombosit jika dibutuhkan.
Pengobatan yang tepat dan diberikan sejak dini dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius dan meningkatkan peluang kesembuhan penderita demam berdarah.

Perawatan di rumah untuk demam berdarah

Perawatan di rumah untuk demam berdarah dapat membantu mempercepat pemulihan penderita dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai perawatan dirumah untuk penderita demam berdarah antara lain:
  • Istirahat yang cukup: Penderita demam berdarah perlu istirahat yang cukup untuk membantu tubuhnya memperbaiki diri dan mempercepat pemulihan.
  • Minum banyak cairan: Penderita demam berdarah perlu banyak minum cairan untuk mencegah dehidrasi dan membantu mengganti cairan yang hilang akibat demam atau muntah. Cairan yang dianjurkan antara lain air putih, jus buah-buahan, sup, dan kaldu.
  • Makan makanan bergizi: Penderita demam berdarah perlu makan makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, dan protein untuk membantu tubuhnya memperbaiki diri dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
  • Menjaga suhu tubuh: Penderita demam berdarah perlu menjaga suhu tubuhnya agar tidak terlalu tinggi dengan cara mengompres dahinya dengan air dingin atau mandi dengan air hangat.
  • Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu: Penderita demam berdarah perlu menghindari penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin dan ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko pendarahan.
  • Memantau gejala-gejala: Penderita demam berdarah perlu memantau gejala-gejala yang muncul dan segera menghubungi tenaga medis jika gejala-gejala semakin parah atau terjadi pendarahan.
Penting untuk dicatat bahwa perawatan dirumah tidak dapat menggantikan perawatan medis yang tepat dan segera. Oleh karena itu, jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala demam berdarah, segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat dan segera.

Perawatan di rumah sakit untuk demam berdarah

Jika penderita demam berdarah mengalami dehidrasi berat, atau gejalanya parah atau gejalanya tiba-tiba berubah menjadi buruk, maka harus dirawat di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit untuk demam berdarah dilakukan untuk memantau kondisi penderita, mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius, dan memberikan perawatan medis yang tepat dan segera. Beberapa hal yang dilakukan selama perawatan di rumah sakit untuk penderita demam berdarah antara lain:
  • Pemberian cairan intravena: Penderita demam berdarah sering mengalami dehidrasi akibat muntah dan diare, sehingga perlu diberikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan mengganti cairan yang hilang.
  • Pemantauan suhu tubuh: Suhu tubuh penderita demam berdarah perlu dipantau secara teratur untuk mencegah terjadinya demam yang tinggi. Jika suhu tubuh penderita terlalu tinggi, dapat diberikan obat penurun panas.
  • Pemantauan tekanan darah: Tekanan darah penderita demam berdarah perlu dipantau secara teratur untuk mencegah terjadinya penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan syok.
  • Pemberian obat: Penderita demam berdarah dapat diberikan obat-obatan seperti parasetamol untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri, serta obat-obatan untuk mencegah terjadinya pendarahan.
  • Transfusi darah: Jika terjadi pendarahan yang berat, dapat dilakukan transfusi darah untuk mengganti darah yang hilang.
  • Pemantauan terhadap kemungkinan komplikasi: Penderita demam berdarah perlu dipantau terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi seperti perdarahan internal, kerusakan organ, atau infeksi.
Perawatan di rumah sakit untuk demam berdarah biasanya memerlukan waktu beberapa hari hingga satu minggu tergantung pada kondisi penderita. Selama perawatan, penderita perlu menjaga pola makan dan istirahat yang cukup, serta mengikuti instruksi dokter dan perawat dengan baik. Dengan perawatan yang tepat, penderita demam berdarah umumnya akan sembuh total.

Pentingnya pemantauan dan tindak lanjut pasca-sembuh dari demam berdarah

Pemantauan dan tindak lanjut pasca-sembuh dari demam berdarah sangat penting untuk memastikan bahwa penderita benar-benar pulih sepenuhnya dan tidak mengalami komplikasi yang lebih serius. Setelah sembuh dari demam berdarah, penderita masih memerlukan perawatan dan pengawasan untuk memastikan tidak ada efek samping yang muncul.

Beberapa efek samping atau komplikasi yang mungkin terjadi setelah sembuh dari demam berdarah antara lain masalah kesehatan jangka panjang seperti kelemahan, pusing, masalah pernapasan, dan berbagai masalah organ tubuh yang lain. Selain itu, terdapat pula risiko tinggi terkena infeksi sekunder yang bisa membahayakan kesehatan.

Untuk itu, pasien yang telah sembuh dari demam berdarah harus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkoordinasi dengan dokter untuk memastikan bahwa kesehatannya pulih sepenuhnya. Selain itu, penderita juga perlu menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat untuk mempercepat pemulihan dan mencegah terulangnya infeksi demam berdarah. Dengan pemantauan dan tindak lanjut yang tepat, penderita demam berdarah dapat kembali pulih dan menjalani aktivitas seperti sedia kala.

Mencegah demam berdarah

Saat ini belum ada vaksin atau obat-obatan untuk mencegah demam berdarah. Pencegahan demam berdarah utamanya melibatkan upaya untuk mengontrol dan mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor yang menyebarkan virus penyebab demam berdarah. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah demam berdarah:
  • Menghindari gigitan nyamuk: Gunakan kelambu saat tidur dan kenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Gunakan juga obat nyamuk dan jangan biarkan genangan air di sekitar rumah, karena genangan air merupakan tempat berkembang biak bagi nyamuk.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat: Edukasi masyarakat mengenai cara mencegah demam berdarah seperti membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan genangan air dapat membantu mengurangi populasi nyamuk.
  • Mengontrol populasi nyamuk: Pengendalian vektor seperti fogging (pengasapan insektisida), pemasangan jaring nyamuk pada jendela dan pintu, dan penggunaan larvasida dapat membantu mengurangi populasi nyamuk.
  • Menjaga kekebalan tubuh: Menjaga kekebalan tubuh dengan menjalani gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi, berolahraga, dan istirahat yang cukup dapat membantu mencegah demam berdarah.
Pencegahan demam berdarah sangat penting mengingat tidak ada vaksin atau obat yang dapat mengobati demam berdarah secara langsung. Oleh karena itu, upaya pencegahan menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko terkena demam berdarah.

Article Resources:
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2023. Dengue.
  • World Health Organization. Diakses pada 2023. Dengue and Severe Dengue.
  • Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Dengue Fever.
  • Web MD. Diakses pada 2023. Dengue Fever.
  • National Health Service. Diakses pada 2023. Dengue
  • Pusdatin Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Diperbarui pada 30 Maret 2023