07 Maret 2015

Hernia: Klasifikasi, Gejala dan Pengobatan

Hernia

Hernia adalah kondisi dimana suatu organ atau struktur tubuh lainnya menonjol melalui bagian jaringan atau otot yang lemah. Benjolan atau tonjolan yang disebabkan hernia seringkali dapat dilihat dari luar.

Pada sebagian kasus, penderita hernia mungkin tidak merasakan gejala apapun dan tidak memerlukan pengobatan. Namun pada sebagian kasus lainnya, hernia menimbulkan ketidaknyamanan, menyakitkan, atau bahkan merupakan suatu kondisi kedaruratan medis. Hernia seringkali dapat diobati dengan perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan pembedahan.

Komplikasi yang terjadi akibat hernia dapat bersifat serius. Segera periksakan diri jika Anda menduga Anda atau bayi Anda memiliki hernia. Diagnosis dan pengobatan yang dini dapat meminimalkan rasa tidak nyaman dan komplikasinya.

Klasifikasi hernia

Berdasarkan lokasi tonjolannya, hernia diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
  • Hernia diafragmatika kongenital (congenital diaphragmatic hernia), sebuah cacat lahir yang membuat organ perut menonjol ke dalam rongga dada.
  • Hernia femoral (femoral hernia), penonjolan lemak perut atau bagian dari usus melalui otot perut ke daerah paha atas.
  • Hernia hiatal (hiatal hernia), penonjolan sebagian lambung melalui sebuah lubang di diafragma yang disebut hiatus. Hernia hiatal sering juga disebut dengan hernia hiatus.
  • Hernia insisional (incisional hernia), hernia yang berkembang melalui sayatan operasi (pembedahan).
  • Hernia inguinal (inguinal hernia), penonjolan lemak perut atau bagian dari usus melalui otot perut ke daerah pangkal paha. Hernia inguinal merupakan jenis hernia yang paling umum.
  • Hernia umbilikal (umbilical hernia), penonjolan bagian dari usus atau lapisan perut melalui dinding perut sekitar pusar. Hernia umbilikal paling sering terjadi pada bayi usia enam bulan ke bawah. 

Apa saja gejala hernia?

Sifat dan tingkat keparahan gejala hernia dapat berbeda tergantung dari jenis hernia dan faktor individu seseorang.

Gejala hernia hiatus

Umumnya hernia hiatus tidak menimbulkan gejala, dan penderitanya seringkali tidak menyadarinya. Ketika gejala hernia hiatus sudah muncul, dapat menyebabkan refluks asam (regurgitasi asam lambung ke kerongkongan). Hal ini disebabkan karena sebagian orang dengan hernia hiatus juga mengalami kondisi yang disebut dengan GERD (gastroesophageal reflux disease).

Hernia hiatus yang sudah cukup parah dapat disertai dengan gejala yang ringan maupun berat, diantaranya:
  • Rasa asam di mulut
  • Bersendawa
  • Kesulitan menelan
  • Nyeri atau perasaan terbakar epigastrum, yang dapat menjalar dari daerah perut ke mulut
  • Mulas atau perasaan panas dalam perut
  • Gangguan pencernaan
  • Mual dan muntah.

Gejala hernia inguinal dan femoral

Ciri gejala hernia inguinal dan femoral adalah benjolan atau tonjolan kecil di satu atau kedua sisi lipatan paha atau testis (inguinal) atau paha atas (femoral). Benjolan ini mungkin berhubungan dengan gejala berikut:
  • Rasa terbakar atau nyeri
  • Nyeri saat mengangkat sesuatu yang berat atau saat berolahraga
  • Rasa tertekan pada lipatan paha atau paha
  • Bengkak atau nyeri di daerah testis. 

Gejala hernia umbilikal

Gejala utama hernia umbilikal adalah tonjolan di sekitar pusar yang akan sangat tampak ketika bayi, anak, atau orang dewasa tegak atau ketika menangis, batuk atau mengejan. Hernia umbilikal hernia biasanya menyebabkan rasa sakit.

Gejala hernia diafragmatika kongenital

Gejala hernia diafragmatika kongenital dapat diamati pada bayi saat masih di dalam rahim atau tepat setelah ia lahir. Tanda-tanda prenatal hernia diafragmatika kongenital meliputi:
  • Cairan ketuban yang terlalu banyak
  • USG yang menunjukkan isi rongga perut di daerah dada. 

Gejala hernia yang serius dan mengancam jiwa

Ketika hernia inguinal, femoral, hiatus atau umbilikal menjadi inkarserata (terjepit atau terperangkap), maka dapat menyebabkan strangulasi, dimana suplai darah pada organ yang terkena menjadi terputus. Ini akan menyebabkan komplikasi yang serius atau mengancam jiwa, seperti gangren (kematian jaringan pada organ yang terkena).

Segera ke gawat darurat rumah sakit jika mengalami gejala-gejala berikut:
  • Nyeri, sesak, atau perasaan tertekan pada dada
  • Demam
  • Hernia tidak dapat kembali ke lokasinya atau tidak dapat kembali dengan tekanan lembut
  • Tidak dapat buang air besar atau buang angin
  • Mual dan muntah
  • Kemerahan atau perubahan warna hernia
  • Sakit perut yang hebat
  • Terkena hernia mendadak
  • Nyeri atau bengkak pada testis
  • Muntah darah. 

Gejala hernia diafragmatika kongenital yang muncul sesaat setelah lahir sangatlah berbahya dan mengancam jiwa.

Segera ke gawat darurat rumah sakit jika bayi Anda yang baru lahir mengalami salah satu dari gejala berikut:
  • Sianosis (kebiruan) pada bibir, kuku, atau kulit
  • Perut cekung
  • Kesulitan bernapas atau napas cepat
  • Dada tampak miring
  • Denyut jantung cepat (takikardia). 

Apa yang menyebabkan hernia?

Penyebab hernia tergantung dari jenis hernia-nya. Hernia dapat terjadi akibat bawaan lahir atau juga karena faktor-faktor risiko tertentu namun penyebabnya tidak diketahui.

Hernia hiatus

Hernia hiatus adalah penonjolan sebagian lambung melalui sebuah lubang di diafragma. Hernia hiatus dapat disebabkan oleh hiatus yang luar biasa besar, yang merupakan lubang di diafragma melalui kerongkongan masuk ke dalam perut. Umumnya penyebab hernia hiatus tidak diketahui, tetapi hernia hiatus kemungkinan akan berkembang seiring peningkatan usia dan faktor lainnya.

Hernia inguinal

Penyebab hernia inguinal tergantung dari apakah hernia inguinal tersebut merupakan bawaan lahir (tidak langsung) atau terjadi kemudian pada masa bayi, kanak-kanak atau dewasa (langsung). Hernia kongenital (tidak langsung) terjadi ketika pembukaan ke kanalis inguinalis tidak menutup dengan benar selama janin berkembang, meninggalkan suatu area di dinding perut yang rentan pecah. Hernia inguinal langsung disebabkan oleh melemahnya atau rusaknya otot perut seiring waktu dan dapat diperparah oleh kegiatan-kegiatan seperti angkat berat, mengejan saat buang air besar, dan batuk.

Hernia umbilikal

Hernia umbilikal terjadi ketika otot-otot perut melalui pusat umbilikal selama janin berkembang tidak menutup dengan benar setelah lahir. Jika otot tidak menutup dengan benar, maka bagian usus dapat mendorong melalui bukaan tersebut.

Hernia diafragmatika kongenital

Hernia diafragmatika kongenital terjadi ketika diafragma, tendon diafragma, atau saluran pencernaan tidak tumbuh dengan baik selama perkembangan janin. Pada beberapa kasus, hernia diafragmatika kongenital merupakan dampak dari kelainan genetika atau kromosom seperti sindrom Donnai-Barrow, sindrom Fryns syndrome, atau sindrom Pallister-Killian. Tapi dalam kebanyakan kasus, penyebab dari hernia diafragmatika kongenital tidak diketahui.

Apa saja faktor risiko hernia?

Sejumlah faktor risiko meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengembangkan berbagai jenis hernia, namun tidak semua orang dengan faktor risiko tersebut mengembangkan hernia.

Faktor risiko hernia hiatus

Faktor risiko hernia hiatus meliputi:
  • Usia 50 tahun atau lebih
  • Obesitas
  • Kehamilan dan persalinan
  • Merokok. 

Faktor risiko hernia inguinal dan femoral

Faktor risiko hernia inguinal atau femoral meliputi:
  • Usia 50 tahun atau lebih (untuk hernia femoral)
  • Batuk atau sembelit kronis (menyebabkan ketegangan saat buang air besar)
  • Riwayat keluarga penderita hernia inguinal atau femoral
  • Jenis kelamin perempuan
  • Sejumlah besar waktu dihabiskan untuk aktivitas berdiri atau mengangkat barang-barang berat
  • Jenis kelamin laki-laki (untuk hernia inguinal)
  • Obesitas
  • Kehamilan
  • Kelahiran prematur. 

Faktor risiko hernia umbilikal

Faktor risiko hernia umbilikal meliputi:
  • Etnis Afrika-Amerika
  • Sindrom Beckwith-Wiedemann
  • Down syndrome
  • Berat badan lahir rendah atau lahir prematur
  • Mucopolysaccharidoses (gangguan metabolisme warisan). 

Faktor risiko hernia diafragmatika kongenital

Satu-satunya yang dikenal sebagai faktor risiko hernia diafragmatika kongenital adalah memiliki orangtua atau saudara kandung yang lahir dengan hernia diafragmatika kongenital.

Bagaimana mengobati hernia?

Pengobatan hernia bervariasi tergantung dari jenis hernia, tingkat keparahan gejala, adanya penyakit atau kondisi lain, usia, dan riwayat kesehatan penderitanya. Pengobatan hernia terdiri dari rencana multifaset untuk meminimalkan gejala dan risiko komplikasi, seperti strangulasi dan gangguan pernapasan.

Pengobatan hernia hiatus

Pengobatan hernia hiatus terdiri dari:
  • Menghindari makan besar (banyak) dengan cara makan sedikit-sedikit namun sering
  • Meninggikan kepala saat tidur untuk mencegah refluks asam
  • Menurunkan berat badan (jika obesitas)
  • Obat-obatan, termasuk obat bebas seperti antasida
  • Tidak makan di saat larut malam atau hingga dua jam sebelum tidur
  • Tidak merokok atau minum alkohol, kopi, minuman asam secara berlebihan
  • Mengenakan pakaian longgar untuk meminimalkan tekanan dan penyempitan area perut. 

Untuk kasus hernia hiatus parah yang disertai dengan kondisi gastroesophageal reflux disease (GERD), pengobatan mencakup:
  • Rawat inap dan operasi untuk memperbaiki hernia
  • H2 blockers, yang mengurangi asam lambung
  • Prokinetics, yang membantu perut kosong lebih cepat
  • Proton pump inhibitors, yang menurunkan produksi asam lambung. 

Pengobatan hernia inguinal dan femoral

Hernia inguinal dan femoral dapat terus membesar seiring waktu atau tetap dalam ukuran yang sama dengan gejala yang minim. Jika hernia inguinal atau femoral semakin besar dan menyebabkan ketidaknyamanan yang parah, atau jika menjadi strangulasi dan suplai darah ke usus terputus, maka operasi dapat dilakukan untuk mendorong organ yang menonjol kembali ke dalam rongga perut dan menutup jaringan. Operasi ini dapat dilakukan secara konvensional (operasi terbuka) atau laparoskopi, namun pilihan operasi ini tergantung dari riwayat kesehatan, lokasi dan ukuran hernia Anda.

Pengobatan hernia umbilikal

Hernia umbilikal pada bayi sering hilang dengan sendirinya pada saat usia empat tahun. Jika hernia umbilikal semakin membesar dan menyebabkan ketidaknyamanan yang parah, atau jika menjadi strangulasi dan suplai darah ke usus terputus, maka operasi dapat dilakukan untuk mendorong organ menonjol kembali ke dalam rongga perut dan menutup jaringan. Operasi ini dapat dilakukan secara konvensional ataupun laparoskopi.

Pengobatan hernia diafragmatika kongenital

Hernia diafragmatika kongenital umumnya dianggap sebagai kondisi darurat dan biasanya perlu pembedahan untuk memperbaikinya. Hal ini karena bayi dengan jenis hernia ini tidak mampu bernapas dengan baik. Operasi melibatkan pemindahan organ yang bergerak ke dalam rongga paru-paru kembali ke daerah perut. Diafragma akan diperbaiki dengan jahitan atau patch. Bayi biasanya akan berada di dalam ventilator setelah operasi hingga paru-parunya pulih dan mulai berkembang untuk memberikan oksigen yang cukup untuk menopang kehidupannya.