30 Juli 2014

Penyebab, Jenis, dan Pengobatan Inkontinensia Urin

Inkontinensia urin

Inkontinensia urin bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit atau kondisi kesehatan lain yang mendasarinya. Inkontinensia urin dapat membuat seseorang merasa malu, rendah diri, bahkan frustasi dan depresi. Inkontinensia urin dapat ditangani secara efektif, dan sangat mungkin disembuhkan.

Inkontinensia urin adalah kondisi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol kandung kemih (bladder). Artinya, jika Anda beser (kebocoran kemih) ketika tertawa, bersin, mengalami kejadian yang mengejutkan, dan selalu ingin buang air kecil, maka Anda mengalami inkontinensia urin.

Ada banyak sekali penyebab inkontinensia urin. Inkontinensia urin dapat terjadi akibat dampak dari infeksi saluran kemih, sembelit, obat-obatan, stroke, dan prostat yang membesar. Tergantung dari penyebabnya, inkontinensia urin dapat bersifat akut (sementara) atau kronis (berkepanjangan).

Penyebab Inkontinensia Urin

Saluran kemih terdiri dari ginjal (tempat terbentuknya urin), kandung kemih (tempat urin dikumpulkan dan disimpan), dan saluran yang menghubungkan kandung kemih ke luar (uretra). Banyak sekali penyebab inkontinensia urin, yang mana bisa bersifat akut atau kronis.

Inkontinensia urin akut dapat disebabkan oleh:
  • Sembelit.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Konsumsi alkohol berlebih.
  • Minum terlalu banyak atau minum cairan yang dapat mengiritasi kandung kemih, seperti minuman berkarbonasi, minuman yang mengandung kafein, buah dan jus jeruk, pemanis buatan, dan termasuk kopi dan teh tanpa kafein.
  • Mengonsumsi obat, seperti obat untuk flu, alergi, depresi, nyeri, tekanan darah tinggi, diuretik, dekongestan dan relaksan otot. 

Inkontinensia urin kronis dapat terjadi karena:
  • Otot kandung kemih yang terlalu aktif
  • Terdapat obstruksi pada saluran kemih, seperti batu saluran kemih
  • Otot dasar panggul lemah
  • Stroke
  • Kanker kandung kemih
  • Multiple sclerosis (penyakit kronis pada sistem saraf pusat)
  • Penyakit Parkinson
  • Tumor otak
  • Cedera tulang belakang
  • Interstitial cystitis (radang kronis pada dinding kandung kemih)
  • Penyakit atau cedera yang mempengaruhi sistem saraf dan otot, termasuk diabetes
  • Mobilitas yang minim. 

Penyebab khusus inkontinensia urin pada perempuan meliputi:
  • Infeksi atau iritasi pada vagina
  • Kehamilan dan persalinan
  • Ketidakseimbangan hormon terkait menopause
  • Histerektomi (operasi pengangkatan rahim).

Penyebab khusus inkontinensia urin pada laki-laki meliputi:
  • Radang prostat (prostatitis) dan benign prostatic hyperplasia (BPH), yang mengacu pada pembengkakan prostat
  • Kanker prostat dan pengobatan untuk kanker prostat, termasuk radiasi dan pembedahan. 

Faktor Risiko Inkontinensia Urin

Ada banyak faktor risiko inkontinensia urin, banyak diantaranya yang bisa diatasi. Misalnya dengan tetap menjaga kenormalan berat badan, tidak merokok, dan mengurangi konsumsi kafein dan alkohol. Semua gaya hidup ini akan menurunkan risiko inkontinensia urin. Mengapa?

Kelebihan berat badan terutama orang dengan BMI 30 kg/m2 atau lebih berat akan menyebabkan regangan konstan pada kandung kemih dan otot-otot sekitarnya. Pada gilirannya akan menyebabkan kebocoran urin, misalnya ketika batuk atau bersin.
Merokok akan meningkatkan risiko terkena inkontinensia urin karena merokok dapat menyebabkan kandung kemih terlalu aktif karena efek nikotin pada dinding kandung kemih.
Konsumsi kafein dan alkohol akan meningkatkan risiko inkontinensia urin karena keduanya bersifat diuretik, yang menyebabkan kandung kemih terisi dengan cepat dan memicu keinginan untuk sering buang air kecil.

Olahraga seperti jogging juga dapat berkontribusi untuk inkontinensia urin, terutama pada perempuan, karena jogging dapat menekan kandung kemih, menyebabkan beser, meskipun hal ini bersifat normal dan sementara.

Jenis kelamin juga merupakan faktor risiko inkontinensia urin. Faktanya perempuan dua kali lebih mungkin mengalami inkontinensia urin ketimbang laki-laki. Hal ini karena kodrat perempuan yang hamil, melahirkan, dan menopause. Selain itu, uretra pada perempuan lebih pendek daripada laki-laki.

Usia lanjut juga menjadi salah satu faktor risiko inkontinensia urin, meskipun ini bukanlah kondisi yang normal dalam proses penuaan. Hal ini lebih mungkin disebabkan karena lemahnya kandung kemih dan otot-otot kandung kemih pada orang dengan usia lanjut.

Jenis Inkontinensia Urin

Jenis inkontinensia urin yang paling umum adalah: 
  • Inkontinensia stres
  • Inkontinensia urgensi
  • Inkontinensia overflow
  • Inkontinensia mixed (campuran).

Inkontinensia stres

Inkontinensia stres adalah jenis inkontinensia urin yang paling umum terjadi, kabar baiknya inkontinensia ini dapat ditangani, dirawat, dan disembuhkan dengan efektif.

Inkontinensia stres merupakan kebocoran kemih akibat otot-otot panggul yang lemah. Batuk, bersin, tertawa, berhubungan badan, mengangkat beban berat atau gerakan yang menimbulkan tekanan atau stres pada kandung kemih, dapat menyebabkan stres yang kemudian membuat kebocoran kemih.

Inkontinesia stres tidak disertai dengan dorongan untuk buang air kecil. Inkontinensia stres biasanya lebih sering dialami perempuan ketimbang laki-laki.

Inkontinensia urgensi

Seperti halnya inkontinensia stres, inkontinesia urgensi juga terjadi karena kandung kemih yang terlalu aktif, kabar baiknya juga dapat disembuhkan dengan efektif. Inkontinensia urgensi disebabkan karena saraf rusak yang mengirimkan sinyal salah ke kandung kemih untuk berkontraksi, meskipun kandung kemih tidak dalam keadaan penuh. Hal inilah yang menyebabkan desakan untuk buang air kemih yang sering, biasanya lebih dari 8 kali selama 24 jam.

Seringnya berkemih di malam hari juga merupakan gejala dari inkontinensia urgensi, yaitu bangun untuk buang air kecil minimal 2 kali atau lebih pada malam hari. Inkontinensia urgensi merupakan jenis inkontinensia yang paling sering terjadi pada laki-laki. Meskipun inkontinensia urgensi lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut, namun ini bukan dianggap bagian dari proses penuaan.

Inkontinensia overflow

Pada inkontinensia overflow, penderita merasakan kandung kemihnya selalu penuh sebagian. Penderita mungkin akan buang air kecil dalam jumlah yang kecil namun sering. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengosongkan kandung kemih. Inkontinensia overflow sering dilaporkan terjadi pada orang-orang yang uretranya terblokir atau karena kerusakan pada kandung kemih, dan orang-orang yang mengalami masalah prostat. Seperti halnya inkontinensia stres dan urgensi, ada beberapa pilihan pengobatan untuk menyembuhkannya.

Inkontinensia mixed (campuran)

Sebagian orang dengan inkontinensia urgensi juga mengalami inkontinensia stres dan juga sebaliknya. Namun hal ini tidak berarti bahwa penyebabnya selalu berhubungan. Para pakar kesehatan akan mampu menemukan penyebab dan pilihan pengobatan yang tepat untuk penderita inkontinensia campuran.

Pengobatan Inkontinensia

Pengobatan inkontinensia akan tergantung dari penyebabnya. Secara garis besar, ada beberapa macam pengobatan untuk inkontinensia, antara lain:
  • Perubahan pola hidup
  • Obat-obatan
  • Pemasangan alat medis
  • Pembedahan. 

Perubahan pola hidup

Perubahan pola hidup seringkali dapat membantu mengatasi inkontinensia urin, antara lain dengan:
  • Menurunkan berat badan
  • Menghindari minum berlebih dan mengurangi konsumsi kafein
  • Senam Kegel
  • Biofeedback (latihan kesadaran untuk mengatasi rasa sakit atau stres)
  • Latihan kandung kemih
  • Manajemen cairan dan diet
  • Penjadwalan waktu buang air kecil. 

Obat-obatan

Obat-obatan yang umum digunakan untuk mengatasi inkontinensia urin antara lain:
  • Antispasmodik, termasuk obat-obatan antikolinergik dan relaksan otot polos, yang bekerja untuk merelaksasi kandung kemih.
  • Antibiotik, digunakan untuk mengobati infeksi yang menyebabkan inkontinensia.
  • Terapi penggantian hormon, seperti terapi penggantian estrogen pada perempuan menopause.
  • Obat lain, seperti desmopressin yang merupakan antidiuretik yang menghentikan produksi urin saat Anda tidur. 

Pemasangan alat medis

Beberapa peralatan medis yang dapat membantu mengatasi inkontinensia urin antara lain:
  • Urethral insert, menyerupai tampon yang dapat dimasukkan ke dalam uretra perempuan guna mencegah kebocoran urin.
  • Pessary, semacam cincin yang dimasukkan ke dalam vagina untuk mengatasi inkontinensia urin akibat kandung kemih prolaps atau turun.
  • Penile compression device, klem pada penis yang mencegah kebocoran urin.
  • Kateter, jika inkontinensia adalah karena ketidakmampuan dalam mengosongkan kandung kemih, maka dokter akan menyarankan penggunaan kateter. Kateter adalah selang elastis dan lunak yang dimasukkan ke uretra untuk menguras kandung kemih. 

Pembedahan

Pada sebagian kasus inkontinesia urin, mungkin dibutuhkan tindakan pembedahan atau operasi. Ada banyak prosedur pembedahan untuk mengatasi inkontinensia urin, seperti:
  • Pemasangan sfingter urin buatan (katup pengontrol aliran urin dari kandung kemih) untuk laki-laki.
  • Suspensi leher kandung kemih (mengangkat kandung kemih yang kendur).
  • Perbaikan kecacatan anatomi internal.
  • Sacral nerve stimulation (implantasi stimulator listrik).
  • Bulking material injections atau collagen injections (akan memperkuat jaringan di sekitar uretra).
  • Prosedur sling (ditempatkan di bawah uretra).

28 Juli 2014

Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Dehidrasi

Dehidrasi

Dehidrasi adalah suatu kondisi tubuh yang abnormal di mana sel-sel tubuh kekurangan cairan. Otot, organ, dan jaringan di dalam tubuh terdiri dari 70% air, dan air sangat penting untuk berbagai proses tubuh.

Dehidrasi akan mengakibatkan banyak masalah dan gangguan bagi tubuh, seperti gangguan dalam pembuangan toksin (racun), pengiriman nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh, produksi energi, dan pelumasan sendi. Dehidrasi berat akan mempengaruhi sistem tubuh, dan juga dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit. Sementara natrium dan kalium adalah elektrolit yang berperan besar dalam proses-proses kritis tubuh, seperti untuk kenormalan fungsi otot dan irama jantung. Dehidrasi berat bisa berkomplikasi serius dan mengancam jiwa, seperti syok, koma bahkan kematian.

Dehidrasi dikategorikan menjadi tiga; ringan, sedang dan berat. Yang mana ketiganya dikategorikan berdasarkan jumlah cairan yang hilang di dalam tubuh. Dehidrasi sedang hingga berat bisa berubah menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa. Bayi, anak-anak, atlet dan orang yang berusia lanjut sangat rentan terhadap dehidrasi dan komplikasinya, meskipun dehidrasi dialami semua kelompok usia.

Gejala Dehidrasi

Gejala dehidrasi bervariasi pada tiap individu tergantung dari penyebabnya. Gejala dehidrasi dapat muncul secara tiba-tiba (akut), seperti selama atau setelah sakit yang disertai muntah atau diare berulang. Dehidrasi juga dapat berubah menjadi berkelanjutan (kronis), seperti pada orang yang tidak minum cukup cairan karena khawatir akan inkontinensia urin (ketidakmampuan dalam mengontrol air kemih).

Pada sebagian orang, terutama orang yang berusia lanjut, seringkali tidak menyadari bahwa mereka mengalami gejala dehidrasi. Hal ini mungkin karena mereka tidak menyadari atau merasakan gejalanya.

Gejala dehidrasi meliputi:
  • Bibir dan lidah kering
  • Kulit kering
  • Sakit kepala ringan
  • Kurang atau tidak buang air kecil
  • Haus.

Jika cepat mendapatkan perawatan, dehidrasi sedang hingga berat bisa menjadi serius dan mengancam jiwa seseorang. Dehidrasi juga bisa merupakan gejala dari kondisi serius lain yang mendasarinya, seperti diabetes Tipe I atau gagal ginjal.

Segeralah minta bantuan medis jika seseorang mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut ini:
  • Tingkat kesadaran atau kewaspadaan menurun
  • Nyeri atau perasaan tidak nyaman pada dada (palpitasi)
  • Bingung
  • Pusing
  • Bayi tidak bisa atau tidak merespon makanan
  • Sedikit air mata saat menangis, terutama pada bayi
  • Kelemahan atau kram otot
  • Mual dan muntah
  • Tidak buang air kecil, atau air seni berwarna kuning gelap, coklat atau berwarna teh
  • Mata cekung
  • Ubun-ubun cekung (titik lembut pada kepala bayi)
  • Bayi terlihat lemah.

Penyebab Dehidrasi

Dehidrasi dapat disebabkan karena kurangnya minum air atau cairan. Dehidrasi juga bisa merupakan dampak dari suatu kondisi yang menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, seperti diare yang berlebihan, luka bakar serius, demam, dan berada di elevasi (ketinggian tanah) tinggi. Dehidrasi juga merupakan gejala dari beberapa penyakit, gangguan atau kondisi yang mendasarinya, seperti defisiensi aldosteron (hormon yang diproduksi kelenjar adrenal), diabetes Tipe I, dan gagal ginjal.

Minum air sejatinya adalah untuk mengganti cairan yang hilang karena aktivitas sehari-hari atau karena fungsi normal tubuh, seperti hilangnya kelembaban karena proses pernapasan, kemih dan berkeringat.

Cairan dalam tubuh bisa hilang karena beberapa kondisi berikut:
  • Mengonsumsi alkohol dan intoksikasi (keracunan)
  • Suhu/cuaca yang sangat panas
  • Olahraga yang menyebabkan keringat banyak keluar, seperti maraton dan sepakbola
  • Perdarahan
  • Berada di elevasi tinggi
  • Tingkat kelembaban rendah.

Dehidrasi juga bisa disebabkan karena suatu kondisi yang menyebabkan hilangnya banyak cairan karena terlalu sering berkemih, kondisi-kondisi itu antara lain:
  • Diabetes
  • Ketoasidosis diabetik
  • Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome (HHNS)
  • Pengobatan dengan obat diuretik seperti furosemide (Lasix).

Juga banyak kondisi atau gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan dehidrasi karena muntah atau diare. Beberapa kondisi tersebut antara lain:
  • Infeksi bakteri atau virus pada saluran pencernaan, seperti keracunan makanan atau gastroenteritis
  • Gangguan makan (bulimia atau anoreksia)
  • Gastroesophageal reflux disease (GERD)
  • Radang usus (termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa)
  • Influenza
  • Morning sickness selama kehamilan.

Faktor Risiko Dehidrasi

Para ahli kesehatan telah mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat membuat seseorang rentan terkena dehidrasi. Faktor-faktor risiko tersebut adalah:
  • Berusia lanjut (lebih dari 65 tahun)
  • Diabetes
  • Diare, demam atau muntah
  • Penyakit, gangguan, atau kondisi kesehatan yang membuat pengeluaran urin menjadi berlebih, seperti diabetes
  • Penggunaan narkoba
  • Anak-anak usia enam tahun ke bawah.

Untuk menurunkan risiko terkena dehidrasi, seseorang harus cukup minum air atau hidrasi yang baik. Pada umumnya, dehidrasi dapat dicegah dengan minum air sekitar 8 gelas per hari. Jika Anda memiliki suatu penyakit, gangguan atau kondisi yang menyebabkan Anda kehilangan banyak cairan, segeralah minta bantuan medis dan taati perawatannya.

Komplikasi Dehidrasi

Komplikasi terkait dehidrasi dapat berbeda-beda dan bersifat progesif, hal ini tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Karena dehidrasi dapat disebabkan oleh penyakit serius, tidak adanya pengobatan akan mengakibatkan komplikasi menjadi lebih serius dan menyebabkan kerusakan permanen. Jadi sangat penting bagi penderita dehidrasi sedang hingga berat untuk mendapatkan bantuan medis.

Setelah penyebab dehidrasi yang mendasarinya sudah ditemukan, taati rencana pengobatannya demi menurunkan risiko komplikasi potensial seperti di bawah ini:
  • Kerusakan otak
  • Aritmia jantung (irama jantung abnormal)
  • Koma
  • Ketidakseimbangan elektrolit
  • Gagal ginjal
  • Syok.

Pengobatan Dehidrasi

Langkah pertama untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan mencegahnya. Untuk orang dewasa, minumlah minimal 8 gelas air setiap hari. Pada sebagian orang, kebutuhan minum air akan lebih besar, seperti pada atlet atau orang-orang yang tinggal di dataran tinggi atau di tempat yang bersuhu tinggi dan beriklim kering. Untuk para atlet, sangat disarankan untk mengonsumsi minuman elektrolit.

Ketika dehidrasi sudah berkembang, pengobatan yang tepat akan memberikan hasil yang baik, sekaligus meminimalisir kemungkinan komplikasi yang serius. Pengobatan dehidrasi akan tergantung dari penyebab, adanya penyakit lain, usia dan beberapa faktor lainnya.

Pengobatan dehidrasi ringan

Dehidrasi ringan dapat diatasi dengan minum cairan sedikit-sedikit namun dengan interval yang pendek (sering). Untuk bayi dan anak-anak yang muntah atau diare, berikan rehidrasi oral seperti oralit, yang mana oralit juga sangat dianjurkan ketika terjadi muntah dan diare. Semua minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan minuman soda harus dihindari. Kafein akan memperburuk dehidrasi karena menyebabkan peningkatan potensi buang air kecil.

Pengobatan dehidrasi sedang hingga berat

Dehidrasi sedang hingga berat biasanya membutuhkan rawat inap dan perawatan intensif di rumah sakit. Cairan intravena diberikan berikut penggantian cairan elektrolit. Elektrolit dan parameter penting lainnya, seperti tanda-tanda vital harus dipantau secara kontinyu. Untuk kasus dehidrasi yang komplikasinya sampai mengancam jiwa seperti gagal ginjal dan syok hipovolemik, maka diperlukan tindakan-tindakan penunjang kehidupan.

Article Resources
  • Dehydration. Medline Plus, a service of the National Library of Medicine National Institutes of Health. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000982.htm.
  • Dehydration. PubMed Health, a service of the NLM from the NIH. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001977/.
  • What is Dehydration? KidsHealth.org. http://kidshealth.org/teen/safety/first_aid/dehydration.html.
  • Tierney LM Jr., Saint S, Whooley MA (Eds.) Current Essentials of Medicine (4th ed.). New York: McGraw-Hill, 2011.
Image Credit
  • anabellsfitness.com

27 Juli 2014

Cara Mencegah Hepatitis A, B, C, D, dan E

http://www.medkes.com/2014/07/cara-mencegah-hepatitis-a-b-c-d-dan-e.html

Bila menyebutkan kata hepatitis, maka hal ini merujuk pada seluruh istilah yang mengacu pada peradangan pada hati - iritasi atau pembengkakan sel-sel hati karena berbagai penyebab.

Hepatitis juga dapat disebabkan oleh sekelompok virus yang dikenal sebagai virus hepatitis, yaitu A, B, C, D dan E.

Meskipun virus-virus tersebut sama-sama berefek pada hati, dan gejala-gejala yang ditimbulkannya bisa saja sama, berbagai jenis hepatitis terjadi dengan cara yang berbeda-beda. Dalam kasus hepatitis karena virus, tingkat keparahan dan durasi penyakitnya tergantung dari virus hepatitis apa yang menyebabkannya.

Saat ini sudah tersedia vaksin untuk mencegah hepatitis A dan B. Vaksin hepatitis A tidak dianjurkan untuk anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun. Imunitas (kekebalan) dicapai pada lebih dari 95% anak-anak dan dewasa muda yang mendapatkan tiga dosis vaksin virus rekombinan (memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar.). Vaksinasi yang diberikan dalam waktu 24 jam setelah kelahiran bayi dapat mencegah penularan dari ibu yang terinfeksi hepatitis. Orang dewasa di atas usia 40 tahun telah mengalami penurunan respon imun terhadap vaksin hepatitis.

Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan imunitas aktif terhadap suatu penyakit, sehingga akan mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar"

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksinasi hepatitis pada semua anak-anak, terutama pada bayi-bayi baru lahir di negara-negara di mana hepatitis B sudah umum. Hal ini demi untuk mencegah penularan hepatitis dari ibu ke bayinya.

Langkah-langkah mencegah hepatitis A:

  • Cuci tangan dengan sabun setelah dari kamar mandi.
  • Hanya memakan makanan yang dimasak, kecuali makanan tertentu seperti buah-buahan (namun sebelumnya tetap harus dicuci bersih atau didesinfeksi).
  • Hanya meminum air yang sudah dimasak atau air minum kemasan, hal ini dilakukan jika kondisi sanitasi lingkungan Anda tidak sehat atau meragukan.
  • Selalu mengonsumsi buah-buahan, terutama bila Anda tinggal di daerah yang sanitasinya tidak dapat diandalkan.
  • Cuci bersih sayuran mentah, jika perlu didesinfeksi secara menyeluruh.
  • Lakukan vaksinasi hepatitis A jika Anda bepergian ke daerah-daerah dimana berjangkit hepatitis. 

Langkah-langkah mencegah hepatitis B:

  • Lakukan hubungan intim yang aman (hanya dengan pasangan).
  • Menggunakan jarum suntik yang steril dan belum pernah digunakan.
  • Jangan memakai sikat gigi, pisau cukur, sisir atau peralatan manikur bersama-sama dengan orang lain.
  • Pastikan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan semua jenis tindakan perforasi kulit (tato, tindik, dll) sudah disterilkan.
  • Lakukan vaksinasi hepatitis B jika Anda merasa berisiko.

Langkah-langkah mencegah hepatitis C:

  • Jangan memakai sikat gigi, pisau cukur, sisir atau instrumen manikur bersama orang lain.
  • Balut (tutup) luka terbuka jika Anda terinfeksi.
  • Jangan menggunakan peralatan pengobatan bersama dengan orang lain.
  • Jika ingin melakukan tindakan perforasi kulit, pastikan peralatannya sudah disterilkan dengan benar.

Langkah-langkah mencegah hepatitis D:

Terapkan langkah yang sama seperti pada hepatitis B. Hanya orang yang terinfeksi hepatitis B yang bisa terinfeksi hepatitis D.

Langkah-langkah mencegah hepatitis E:

Terapkan langkah yang sama seperti yang Anda lakukan untuk mencegah dari infeksi hepatitis A.

26 Juli 2014

10 Makanan Tinggi Kolesterol yang Harus Dihindari

Hati dan kolesterol

Kolesterol adalah lemak yang ditemukan dalam darah yang diperlukan untuk membantu proses produksi hormon dan fungsi membran sel. Ketika tubuh mendapatkan kolesterol dalam batasan yang normal, maka tubuh akan sehat. Namun, ketika kadar kolesterol sudah tinggi, maka risiko penyakit jantung dan stroke akan menghantui Anda.

Di bawah ini kami tampilkan daftar makanan yang mengandung tinggi kolesterol yang kami kutip dari laman healthaliciousness.com dan everydayhealth.com. Jjika Anda masih peduli dengan kesehatan, maka sebaiknya hindari makanan-makanan ini.

Kuning Telur

Menurut healthaliciousness.com, kuning telur memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari hampir semua makanan dengan 1.234 mg per 100 gram penyajian atau 411% dari nilai harian. Satu kuning telur mengandung 210 mg kolesterol, sedangkan telur utuh (termasuk putih telur) hanya menambah kadar kolesterolnya menjadi 212 mg. Dengan demikian, bisa dikatakan semua kolesterol yang terdapat pada telur terdapat pada kuning telur.

Bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsi kuning telur, namun aturlah sedemikian rupa. Misal, jika Anda mengonsumsi kuning telur di pagi hari, maka hindari makan cheese burger besar di siang harinya.

Hati

Menurut healthaliciousness.com, hati merupakan makanan yang tinggi kolesterol. Hati yang berasal dari hampir semua hewan akan mengandung 564 mg kolesterol per 100 gram atau 188% dari nilai harian.

Menurut American Heart Association, batasan sehat orang dewasa dalam mengonsumsi kolesterol adalah 300 mg per hari. Tiga ons hati sapi yang dimasak akan mengandung 331 mg kolesterol.

Mentega

Menurut healthaliciousness.com, banyak rumah tangga yang kini menggunakan mentega pada masakannya. 100 gram mentega kemasan mengandung 215 mg (72% nilai harian) kolesterol dan satu sendok makan mentega mengandung 30 mg (10% nilai harian) kolesterol.

Udang

Menurut healthaliciousness.com, 100 gram udang akan mengandung 195 mg (65% nilai harian) kolesterol. Sebuah udang besar akan mengandung 11 mg (4% nilai harian) kolesterol dan satu ons udang akan mengandung sekitar 55 mg kolesterol.

Beberapa jenis makanan seafood memang baik untuk Anda, namun ada juga beberapa diantaranya yang sarat dengan kolesterol. Ketika Anda memilih untuk mengonsumsi makanan seafood, ada baiknya rebus terlebih dahulu barulah digoreng, setidaknya hal ini akan menurunkan kadar kolesterolnya.

Ayam

Meskipun ayam adalah salah satu pilihan daging rendah lemak, namun cara memasaknya akan membuatnya berbeda. Satu kaki ayam dengan kulitnya akan mengandung lemak dan kolesterol lebih tinggi dari secangkir es krim atau burger. Mengonsumsi atau memasak ayam beserta kulitnya akan membuatnya menjadi makanan yang tinggi kolesterol.

Makanan Cepat Saji

Menurut healthaliciousness.com, makanan cepat saji mengandung tinggi kolesterol. Irisan tipis gorengan, telur dan keju biskuit akan mengandung 172 mg (57% nilai harian) kolesterol per 100 gram porsi, atau 246 mg (82% nilai harian) kolesterol per biskuit.

Lemak trans akan membuat semua makanan ringan dan makanan cepat saji menjadi makanan yang tinggi kolesterol. Lemak trans adalah hasil dari penambahan hidrogen ke minyak nabati, yang kemudian banyak digunakan pada banyak makanan panggang atau goreng, seperti cookies, cake, kentang goreng dan keripik kentang.

Keju

Menurut healthaliciousness.com, keju adalah sumber protein yang baik bagi vegetarian dan juga merupakan sumber kalsium yang baik, selain tentunya sebagai tambahan yang lezat untuk sebagian besar makanan. Keju mengandung 123 mg (41% nilai harian) kolesterol per 100 gram penyajian. Sedangkan per satu inci kubus keju akan mengandung 21 mg (7% nilai harian) kolesterol.

Daging Olahan

Menurut healthaliciousness.com, kadar kolesterol dalam daging olahan tergantung dari seberapa banyak lemak yang ditambahkan selama proses pengolahannya. Dalam hal ukuran kadar kolesterol, daging sapi, domba dan itik terbilang sama.

Cheese Burger

Cheese Burger besar mengandung sekitar 175 mg kolesterol. Sebaiknya bila memang ingin mengonsumsi Cheese Burger, maka tidak usah lagi memakan kentang goreng atau makanan gorengan lainnya.

Es Krim

Menurut everydayhealth.com, satu cangkir es krim memiliki lemak lebih banyak daripada hamburger dan lebih tinggi kadar kolesterolnya dari 10 donat. Kurangi konsumsi es krim, dan sebagai gantinya makanlah buah segar sebagai pencuci mulut. Buah mengandung rendah kalori dan tinggi serat, vitamin, dan nutrisi yang sangat Anda butuhkan. Mengonsumsi buah sangat baik untuk menurunkan kadar kolesterol.

20 Juli 2014

Bagaimana Menambah Tinggi Badan dengan Efektif

Tinggi dan pendek

Ada banyak usaha yang dapat Anda lakukan untuk menambah tinggi badan dengan efektif. Metode-metode untuk menambah tinggi badan yang ada saat ini sebenarnya sudah cukup baik, hanya saja terkadang penerapannya yang tidak tepat. Alhasil tinggi badan yang diinginkan tidak tercapai. Hal ini bisa karena kurangnya pengetahuan, metode olahraga yang tidak tepat, konsumsi gizi yang tidak tepat, serta tidak dipungkiri ada pula faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Di bawah ini ada tiga metode sederhana yang efektif untuk menambah tinggi badan yang semua orang bisa melakukannya. Metode seperti apakah ini? Adalah beberapa tips yang disarankan oleh ahli kesehatan dalam urusan menambah tinggi badan.

Olahraga yang tepat

Ada beberapa jenis olahraga yang mengharuskan Anda melompat atau meregangkan otot-otot tubuh. Basket merupakan olahraga yang paling populer bagi mereka yang ingin menambah tinggi badan. Jika tidak menyukai basket, maka Anda bisa mencoba olahraga lain, seperti voli. Yang penting seluruh tubuh Anda bisa bergerak dan melompat-lompat setinggi yang Anda bisa.

Jika Anda memang benar-benar ingin menambah tinggi badan, latihan atau olahraga ini tidak boleh dilakukan dengan porsi atau energi yang kecil. Luangkan waktu setiap hari untuk melakukannya. 

Makanan sehat

Usahakan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, vitamin, dan mineral. Hindari makanan berkarbohidrat penuh karena hanya akan membuat perut Anda besar, namun tubuh tidak tinggi. Makanan seperti apa yang menyediakan semua zat gizi ini? Telur, ikan, susu, dan buah-buahan dan sayuran adalah sumber protein, vitamin dan mineral yang terbaik. Mengonsumsi makanan seperti ini akan membuat bentuk tubuh Anda proporsional dan lebih tinggi. Sedikitlah kreatif, mintalah makanan-makanan seperti ini untuk disediakan dalam menu harian Anda.

Suplemen HGH (Human Growth Hormone)

HGH adalah hormon yang berperan sangat penting untuk proses pertumbuhan, yang diproduksi oleh kelenjar Pituitari yang terletak di dasar otak. Untuk itulah banyak dokter dan ahli kesehatan merekomendasikan suplemen ini untuk menambah tinggi badan.

Ketiga metode sederhana ini merupakan metode yang efektif untuk menambah tinggi badan asal dilakukan dengan tepat. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk menerapkan tiga metode ini (terutama suplemen HGH), kami sarankan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter atau ahli kesehatan, demi keamanan dan tercapainya tinggi badan yang Anda inginkan. Selain itu, penyebab kurangnya tinggi badan juga harus diketahui, agar dokter dapat menentukan langkah terbaik dan cocok untuk menambah tinggi badan Anda.

Gambar: Psychology Today

19 Juli 2014

Apa Saja Langkah Mencegah Stroke?

Stroke

Dengan mengendalikan faktor risiko stroke, maka akan membantu dalam mencegah atau setidaknya menunda terjadinya stroke. Dibawah ini ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah stroke terjadi di masa depan:

Jangan merokok

Jika Anda seorang perokok atau pengguna tembakau, sebaiknya berhenti. Racun yang terdapat dalam tembakau akan merusak dan menyempitkan pembuluh darah, yang akhirnya akan meningkatkan risiko terkena stroke.

Berhenti merokok memang membutuhkan kesungguhan dan usaha yang serius, jika perlu mintalah bantuan kepada dokter mengenai program berhenti merokok seperti apa yang efektif untuk Anda. Selain itu, jika Anda bukan perokok, sebisa mungkin hindari menghirup asap rokok (perokok pasif) karena juga bisa merusak dan menyempitkan pembuluh darah.

Konsumsi makanan sehat

Yang satu ini memang terlihat sepele dan seringkali diabaikan. Tapi ketahuilah bahwa efek makanan sehat bagi kesehatan sangatlah luar biasa. Demi terhindar dari stroke, sebaiknya Anda mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Termasuk juga daging tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, dan produk olahan bebas lemak, atau susu rendah lemak. Perlu diketahui, diet yang sehat itu adalah diet yang rendah lemak jenuh, lemak trans, kolesterol dan sodium (garam).

Kontrol berat badan

Disini kami sediakan kalkulator Indeks Massa Tubuh yang bisa Anda jadikan acuan untuk menentukan kondisi berat badan Anda saat ini.

Jika Anda termasuk seorang yang gemuk atau obesitas, sebaiknya segera turunkan berat badan apabila tidak mau terkena stroke. Sama halnya dengan menghentikan kebiasaan merokok, pada sebagian orang menurunkan berat badan merupakan hal yang sulit dan membutuhkan usaha yang keras. Jika perlu, mintalah bantuan ke dokter atau ahli gizi mengenai program menurunkan berat badan seperti apa yang efektif untuk Anda, karena program diet pada tiap-tiap orang berbeda-beda. Faktanya, jika berat badan Anda ideal, maka faktor risiko stroke akan menurun.

Fisik harus aktif

Aktivitas fisik akan meningkatkan kebugaran, kekuatan dan kesehatan Anda. Banyak jenis latihan atau aktivitas yang apabila dilakukan secara kontinyu akan menurunkan risiko stroke. Namun, program latihan atau aktivitas harus juga disesuaikan pada tiap-tiap orang, karena akan tergantung dari usia, kekuatan tubuh, dan aktivitas atau pekerjaan yang biasa Anda lakukan sehari-hari. Bila perlu, mintalah bantuan kepada dokter untuk menentukan program latihan atau aktivitas semacam apa yang paling baik untuk Anda.

Kenali riwayat keluarga terkena stroke

Jika ada orang dalam keluarga Anda (yang berhubungan darah) seperti orang tua, saudara orang tua atau kakek diketahui pernah terkena stroke, maka Anda juga berisiko terkena stroke. Karena salah satu faktor risiko stroke adalah keturunan, yang memang tidak dapat dihindari. Namun, bila Anda segera minta bantuan ke dokter setelah mengetahui ada anggota keluarga yang terkena stroke, maka dokter akan memberikan Anda langkah terbaik untuk mencegah stroke terjadi di masa depan.

Jika dengan menerapkan langkah-langkah diatas belum cukup, maka dokter bisa saja akan meresepkan obat untuk mengontrol faktor risiko stroke Anda. Untuk informasi lebih lanjut mengenai definisi, jenis, gejala dan dampak stroke, buka artikel mengenai Dampak Stroke.

Selain itu, jika Anda pernah mengalami transient ischemic attack (TIA) atau "mini stroke," jangan abaikan meskipun saat ini Anda merasa sudah sehat. Pergilah ke dokter karena sangat penting untuk mengetahui penyebab TIA, sehingga dokter bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegah stroke terjadi di masa depan.

13 Juli 2014

Dampak Stroke dan Siapa Saja yang Berisiko

Stroke iskemik dan stroke hemoragik

Stroke adalah terjadinya gangguan aliran darah ke otak secara tiba-tiba. Tanpa oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, sel-sel otak akan mati. Semakin lama aliran darah terganggu, semakin besar risiko kerusakan otak permanen bahkan kematian.

Jenis dan penyebab stroke

Stroke terbagi menjadi dua jenis umum:
  • Stroke iskemik (80% dari kasus stroke)
Bekuan darah memblokir aliran darah ke otak. Terdiri dari dua jenis:
  • Trombotik; Bekuan darah terbentuk di pembuluh darah di otak dan memblokir aliran darah ke otak.
  • Emboli; Bekuan darah terbentuk di bagian lain dari tubuh (misal jantung) yang kemudian bergerak ke otak dan memblokir aliran darah ke otak.
  • Stroke hemoragik (20% dari kasus stroke)
Pembuluh darah pecah di otak, menyebabkan darah bocor keluar. Kebocoran darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah akan merusak otak.

Tergantung pada otak bagian mana yang terkena, stroke dapat mempengaruhi penglihatan, mobilitas, pikiran, memori, dan kemampuan bicara.

Sebagian orang mungkin mengalami "mini-stroke," juga disebut TIA (transient ischemic attack). Pada TIA, aliran darah ke otak terblokir sementara. Gejala yang timbul pada TIA sama seperti stroke, tapi biasanya akan hilang/membaik dalam waktu 24 jam. Namun bagaimanapun TIA juga merupakan kondisi yang serius karena dapat menyebabkan kerusakan otak, dan merupakan peringatan bahwa Anda berisiko terkena stroke.

Siapa saja yang berisiko terkena stroke?

Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena stroke. Hal ini disebut sebagai faktor risiko stroke.

Faktor risiko yang tidak dapat dicegah:

  • Berusia di atas 65 tahun
  • Berjenis kelamin laki-laki (perempuan pasca menopause juga berisiko)
  • Riwayat keluarga yang juga mengalami stroke
  • Riwayat pribadi stroke atau TIA ("mini stroke").

Kabar baiknya, ada pula faktor risiko stroke yang bisa dicegah: 

  • Gaya hidup:
- Kelebihan berat badan
- Mengonsumsi alkohol
- Diet yang tidak sehat (rendah konsumsi buah dan sayuran dan tinggi konsumsi natrium atau lemak trans dan jenuh)
- Minim aktivitas fisik
- Merokok
- Stres.
  • Kondisi medis:
- Fibrilasi atrium (aritmia yang umum terjadi)
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Tinggi kolesterol.

Sebagian orang mungkin memiliki faktor risiko tersendiri yang tidak tercantum di atas.

Gejala stroke

Kenali tanda-tanda peringatan stroke. Jika Anda merasakan atau melihatnya, segera hubungi gawat darurat rumah sakit. Dengan mengetahui gejala-gejala dini stroke, penderita stroke memiliki kemungkinan hidup dan pemulihan lebih baik.

Gejala-gejala stroke adalah:
  • Kelemahan - Hilangnya kekuatan secara mendadak atau mati rasa tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, meskipun terjadi sementara.
  • Kesulitan bicara - Kesulitan berbicara atau kebingungan yang terjadi secara tiba-tiba, meskipun terjadi sementara.
  • Gangguan penglihatan - Gangguan penglihatan mendadak, meskipun terjadi sementara.
  • Sakit kepala - Sakit kepala mendadak yang parah atau tidak biasa.
  • Puyeng - Kehilangan keseimbangan mendadak, terutama disertai salah satu gejala di atas.

Dampak stroke

Dampak stroke bervariasi pada tiap-tiap orang; sebagian orang meninggal, sebagian lainnya sembuh total, dan sebagian lainnya memiliki dampak stroke hingga akhir hidupnya.

Dampak yang terjadi pasca stroke adalah:
  • Kematian (15%)
  • Cacat sangat parah (membutuhkan perawatan jangka panjang) (10%)
  • Cacat sedang sampai berat (anggota tubuh masih berfungsi namun dengan kesulitan) (40%)
  • Cacat ringan (menyebabkan ketidaknyamanan, tapi tidak berdampak besar pada kehidupan) (25%)
  • Sembuh total (10%)
Stroke dapat mempengaruhi kehidupan Anda, tergantung pada area otak mana yang dirusaknya:
  • Masalah fisik
Anda mungkin akan mengalami kelemahan atau kelumpuhan di sepanjang salah satu sisi tubuh ("mati sebelah"), kejang otot yang hebat, perubahan penglihatan (penglihatan ganda atau "blind spots"), kesulitan menelan, nyeri konstan, miskin keseimbangan atau hilangnya kemampuan motorik halus (seperti untuk melakukan gerakan kecil yang membutuhkan presisi). Dengan semua ini, Anda akan mengalami kesulitan dalam melakukan sebagian atau seluruh aktivitas yang biasanya bisa Anda lakukan.
  • Tantangan mental
Anda bisa saja mengalami kesulitan dalam berbicara, memahami pembicaraan, mengingat kejadian terakhir, atau belajar dan mengingat informasi baru. Anda mungkin mengalami perubahan kepribadian, memiliki pandangan yang buruk atau perilaku yang impulsif. Semua hal ini akan membuat Anda sulit dalam melakukan pekerjaan.
  • Perubahan emosional
Anda juga mungkin merasa frustasi, marah, depresi atau emosi yang tidak terkendali. Hal ini akan menjadi masalah pada hubungan sosial Anda atau dengan orang-orang sekitar.

12 Juli 2014

Mendiagnosis Migrain dan Sakit Kepala dengan MRI

MRI Scan

MRI (magnetic resonance imaging) adalah pemeriksaan yang akan menghasilkan gambar otak dengan jelas tanpa menggunakan sinar-X. Untuk menghasilkan gambar yang akurat, MRI memanfaatkan magnet besar, gelombang radio, dan komputer. MRI Scan akan memberikan informasi mengenai struktur dan biokimia otak dengan harapan penyebab migrain atau sakit kepala dapat ditemukan.

Haruskah MRI digunakan untuk mengevaluasi sakit kepala?

Jika hampir setiap hari Anda terkena sakit kepala, mungkin MRI Scan perlu dilakukan. MRI juga dianjurkan jika CT Scan tidak menunjukkan hasil yang jelas atau pasti. Selain itu, MRI Scan digunakan untuk mengevaluasi bagian-bagian tertentu dari otak yang tidak mudah terlihat pada CT Scan, seperti tulang belakang di leher dan bagian belakang otak.

MRI Scan memang tidak dapat mendiagnosis migrain, sakit kepala klaster atau sakit kepala karena tegang, namun bisa mengetahui kondisi-kondisi medis seperti di bawah ini:
  • Tumor otak
  • Abses (infeksi)
  • Hidrosefalus (penumpukan abnormal cairan di otak)
  • Masalah tulang belakang, seperti saraf terjepit
  • Stroke
  • Cedera.

Amankah pemeriksaan MRI?

Jawabannya YA. Jika sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), pemeriksaan MRI tidak menimbulkan risiko pada kebanyakan orang.

Orang-orang yang telah menjalani operasi jantung dan mereka yang di dalam tubuhnya tertanam atau menggunakan peralatan medis, aman diperiksa dengan MRI. Diantaranya adalah:
  • Jahitan atau klip bedah
  • Sendi buatan
  • Staples
  • Penggantian katup jantung (kecuali Starr-Edwards metallic ball/cage)
  • Disconnected medication pumps
  • Vena cava filters
  • Brain shunt tubes untuk hidrosefalus.

Beberapa kondisi juga membuat pemeriksaan MRI perlu dipertimbangkan lagi. Beritahukan kepada dokter jika Anda memiliki salah satu kondisi berikut ini:
  • Alat pacu jantung
  • Klip aneurisma serebral (klip logam di pembuluh darah di otak)
  • Hamil
  • Pompa insulin (untuk pengobatan diabetes), pompa narkotika (untuk mengatasi nyeri), atau stimulator saraf
  • "TENS" alat untuk sakit punggung
  • Logam di dalam atau rongga mata
  • Implan koklea untuk penderita tunarungu
  • Implan stabilisasi untuk tulang belakang
  • Penyakit paru-paru yang parah (seperti tracheomalacia atau bronchopulmonary dysplasia)
  • Gastroesophageal reflux (GERD)
  • Berat badan lebih dari 300 kilogram
  • Tidak mampu berbaring selama 30 sampai 60 menit
  • Claustrophobia (fobia pada ruang tertutup atau sempit).

Persiapan sebelum MRI Scan

Siapkan diri Anda untuk kemungkinan pemeriksaan MRI yang selama 2 jam. Dalam banyak kasus, prosedur MRI akan memakan waktu 40 sampai 80 menit, dimana lusinan gambar sudah diperoleh.
Barang-barang pribadi seperti jam tangan, dompet, termasuk KTP, ATM atau kartu kredit dengan strip magnetik (akan rusak oleh magnet), dan perhiasan sebaiknya dilepaskan sebelum pemeriksaan MRI.

Pemeriksaan MRI

Sebelum pemeriksaan MRI

Adakalanya sebelum pemeriksaan MRI dokter akan memberikan obat penenang ringan untuk membuat Anda merasa lebih rileks dan santai pada saat pemeriksaan.
Baca lebih lanjut: Pemeriksaan Fungsi Tubuh dengan MRI

Selama pemeriksaan MRI

  • Selama pemeriksaan MRI, biasanya Anda diminta untuk memakai pakaian khusus dari rumah sakit. Jika Anda sensitif pada kebisingan, mintalah penutup telinga (ear plug).
  • Saat MRI Scan dimulai, Anda akan mendengar peralatan MRI mengeluarkan suara khusus (suara yang teredam) yang akan berlangsung selama beberapa menit. Selain suara, tidak ada sensasi lain yang tidak biasa selama pemindaian.
  • Khusus pada pemeriksaan MRI tertentu, mungkin akan memerlukan suntikan bahan kontras. Ini akan membantu MRI lebih jelas dalam mengidentifikasi struktur anatomi tertentu.
  • Jangan ragu untuk bertanya. Beritahu teknisi atau dokter jika Anda merasa atau memiliki masalah. 

Setelah pemeriksaan MRI

Secara umum, tidak terjadi apa-apa setelah pemindaian dengan MRI. Anda bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa dan memakan makanan yang biasa Anda makan. Sekalipun setelah pemeriksaan MRI Anda harus langsung kembali bekerja, tidak ada masalah.

Gambar: Muffet/flickr

11 Juli 2014

Gejala, Tanda, dan Pengobatan Mulut Kering (Xerostomia)

Mulut kering (xerostomia)

Mulut kering atau xerostomia adalah kondisi yang biasanya diakibatkan oleh penurunan produksi saliva (kelenjar ludah/liur). Selain dapat menyebabkan gangguan bicara pada penderitanya, disfungsi saliva dan xerostomia yang parah juga bisa menyebabkan gangguan tenggorokan hingga mengganggu kualitas hidup.

Banyak kasus mulut kering, mempengaruhi hampir sekitar 10% dari seluruh orang, dan lebih banyak terjadi pada wanita ketimbang pria. Gangguan dalam produksi saliva juga paling sering mengenai orang-orang usia lanjut dan orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Fungsi saliva

Mulut yang normal tentu akan memproduksi saliva dalam jumlah yang cukup. Sifat saliva yang sebagai pelumas akan membantu melindungi jaringan mulut dari bisul, luka dan efek-efek lain dari gesekan.

Selain menetralkan asam, saliva merupakan antibodi terhadap berbagai ancaman bakteri yang merugikan. Saliva akan membantu dalam mencerna makanan dan membantu gigi dalam untuk remineralisasi.

Saliva juga merupakan unsur yang sangat penting dalam kemampuan seseorang untuk mencicipi rasa, karena bertindak sebagai pelarut untuk rangsangan rasa.

Penyebab mulut kering

Banyak sekali penyebab mulut kering. Mulut kering atau xerostomia paling sering terjadi akibat efek samping dari obat-obatan yang menurunkan produksi saliva, seperti obat tekanan darah, antihistamin, antidepresan, diuretik, obat anti inflamasi dan beberapa obat lainnya.

Penyebab mulut kering lainnya adalah karena terapi radiasi untuk mengobati tumor, penyakit pada saliva, diabetes, ketidakseimbangan hormon, pernapasan yang dilakukan dari mulut, apnea tidur (kesulitan bernapas saat tidur), dan gangguan autoimun seperti sindrom Sjögren (kelainan autoimun yang berefek pada saliva), rheumatoid arthritis, dan lupus eritematosus sistemik.

Gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia juga menjadi faktor lain yang bisa menyebabkan mulut kering. Produksi saliva juga bisa menurun jika pembuluh utama saliva tersumbat, seperti akibat infeksi.

Mulut kering juga sering terjadi pada ibu hamil dan menyususi karena dehidrasi dan perubahan hormonal. Dari sisi psikologis, faktor lain yang bisa menyebabkan mulut kering adalah stres, kecemasan, dan depresi.

Tanda dan gejala mulut kering

Orang yang mengeluhkan mulut kering mungkin akan mengalami kesulitan dalam bicara, makan, mencicipi makanan, dan gangguan menelan. Seringkali mulut kering juga menjadi hal yang paling sering terjadi saat tidur di malam hari, terutama jika pernapasan dilakukan dari mulut.

Mulut yang kering akan menciptakan lingkungan mulut yang kering yang akhirnya membuat bibir pecah-pecah atau retak, mata dan tenggorokan kering, gusi pucat, sakit kepala, pusing, bau mulut, bahkan batuk yang terus menerus.

Mereka yang terkena mungkin juga mengeluhkan adanya luka dalam mulut, atau lidah yang putih yang menunjukkan adanya infeksi jamur seperti ragi (kandidiasis).

Infeksi jamur yang terjadi pada orang-orang dengan mulut kering biasanya memiliki keterkaitan dengan penyakit atau gangguan lain seperti penyakit Addison (penyakit endokrin langka), HIV, dan diabetes.

Lidah atau tenggorokan yang terasa terbakar, periodontitis, bisul, luka dan jaringan lunak yang meradang juga bisa menjadi efek mulut kering.

Tanpa jumlah saliva yang cukup untuk membersihkan partikel makanan dari gigi, menetralkan asam mulut, dan membunuh bakteri yang merugikan, penderita mulut kering mungkin bisa mengembangkan lubang gigi di sekitar garis gusi.

Kemana penderita mulut kering berobat?

Ketika seseorang sudah mengetahui dirinya terkena mulut kering atau xerostomia, langkah awal yang harus dilakukannya adalah pergi ke dokter gigi. Dokter gigi akan memeriksa kelenjar dan saluran utama saliva untuk melihat apakah ada penyumbatan, dan menstimulasi dan mendistimulasi aliran saliva. Bibir, lidah, dan jaringan mulut, semuanya akan diperiksa untuk melihat kondisi kekeringan.

Terkadang juga mulut kering bisa terjadi padahal saliva-nya mencukupi. Hal inilah yang membuat penyebabnya harus diketahui secara pasti dan membuat pengobatan mulut kering bisa bervariasi.

Pengobatan mulut kering

Pengobatan untuk mulut kering dibagi dalam tiga langkah; Substitusi saliva, stimulasi saliva, dan pencegahan dari karies dan infeksi jamur (candida).

Substitusi saliva

Ketika memilih obat kumur, penderita harus menggunakan obat kumur yang tidak mengandung alkohol, karena obat kumur yang mengandung alkohol malah akan memperparah mulut kering.

Ada banyak perawatan rumahan untuk membantu mengatasi mulut kering. Seperti minum air lebih banyak sepanjang hari, terutama saat makan, membatasi asupan kafein, dan membiarkan es mencair di mulut akan membantu mulut tetap lembab. Membuat suhu di ruangan tidur menjadi dingin dan melapisi bibir dengan vaseline juga akan membantu.

Stimulasi saliva

Mengunyah permen karet akan membantu merangsang aliran saliva, tapi jangan menggunakan permen karet yang mengandung gula karena malah akan meningkatkan risiko terkena karies. Obat lain yang dapat meningkatkan aliran saliva adalah pilocarpine dan cevimeline.

Substitusi saliva buatan dan pelumas oral yang mengandung gliserin juga akan membantu selama proses makan dan berbicara. Hal ini memang tidak menyembuhkan xerostomia namun akan membantu dan memberikan perasaan nyaman bagi penderitanya.

Mencegah karies dan infeksi candida

Lubang, gingivitis, penyakit periodontal, dan infeksi jamur adalah komplikasi utama dari kondisi mulut kering. Lingkungan mulut yang kering akan membuat plak sulit dikontrol, sehingga perawatan dan kebersihan mulut dan gigi yang seksama menjadi sangat penting dalam mencegah karies, gingivitis, dan penyakit periodontal.

Penderita mulut kering harus menerapakan diet rendah gula dan merawat giginya dengan fluoride dan pembilas antimikroba untuk memerangi efek mulut kering pada gigi dan jaringan mulut. Menggunakan pasta gigi dengan kadar fluoride, kalsium dan fosfat yang memadai akan membantu melindungi dan me-remineralisasi gigi.

Yang terpenting, seringlah berkunjung ke dokter gigi untuk mengatasi komplikasi-komplikasi seperti ini. Karena orang dengan mulut kering juga sering mengalami infeksi jamur seperti sariawan (oral kandidiasis), mereka mungkin memerlukan pengobatan antijamur topikal seperti bilasan dan tablet larut. Selain itu, gigi palsu seringkali menjadi pelabuhan infeksi jamur, sehingga gigi palsu harus rutin direndam dengan cairan chlorhexidine.

Mencegah mulut kering

Belum ditemukan cara yang efektif untuk mencegah mulut kering, hanya saja kita bisa mencegah komplikasinya. Oleh karena itu sangat penting untuk mendeteksi, mendiagnosa dan mengobati mulut kering sedini mungkin agar terhindar dari komplikasi buruknya yang bisa merusak gigi dan mengganggu kesehatan mulut secara keseluruhan.

Article Resources
  • Conviser, Jenny H., et al. "JADA Continuing Education: Oral care behavior after purging in a sample of women with bulimia nervosa." JADA 145.4 Apr. 2014: 352-354.
  • Little, James W., et al. Dental Management of the Medically Compromised Patient, 6th ed. St. Louis, Mo.: Mosby, 2002.
  • Neville, Brad W., et al. Oral and Maxillofacial Pathology, 2nd ed. Philadelphia, Pa.: W.B. Saunders Company, 2002.
  • Wiener, R. Constance, et al. "Hyposalivation and Xerostomia in Dentate Older Adults." JADA 141.3 Mar. 2010: 279-284.
  • Gambar: Christopher from Salem, OR, USA (248/365: The burnt tongue)

08 Juli 2014

Jenis, Penyebab, dan Pengobatan Sakit Kepala

Sakit kepala adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan di kepala atau leher. Umumnya orang dengan sakit kepala akan jauh merasa lebih baik dengan mengubah pola hidup, belajar untuk lebih rileks atau bersantai, ataupun dengan bantuan obat.

Jenis dan lokasi sakit kepala
Jenis dan lokasi sakit kepala. Gambar: www.headachecontrolclinic.com

Jenis sakit kepala

Terdapat banyak sekali jenis sakit kepala, dan pada kenyataannya setidaknya sudah ada 150 jenis sakit kepala yang sudah ditetapkan. Di bawah ini adalah jenis sakit kepala yang umum terjadi.

Sakit kepala tegang

Juga disebut sakit kepala kronis harian atau sakit kepala kronis non-progresif. Sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang paling sering terjadi pada orang dewasa dan remaja. Sakit kepala yang terjadi akibat kontraksi otot ini akan menimbulkan rasa sakit ringan sampai sedang dan seringkali berlangsung dalam waktu yang lama.

Migrain

Penyebab pasti migrain masih belum diketahui. Ada sebuah teori populer yang menjelaskan bahwa banyak pemicu yang bisa menyebabkan aktivitas otak menjadi abnormal, yang pada akhirnya akan menyebabkan perubahan dalam pembuluh darah di otak. Teori ini disebut teori neurovaskular. Faktor genetik (keturunan) juga dianggap berperan penting dalam migrain dan beberapa bentuk migrain yang terkait dengan kelainan bawaan pada bagian tertentu otak.

Rasa sakit akibat migrain bisa sedang sampai parah, yang terjadi biasanya rasa sakit yang berdenyut dan cekot-cekot. Sakit kepala migrain dapat berlangsung selama 4 jam hingga 3 hari dan biasanya terjadi 1-4 kali dalam satu bulan. Migrain seringkali juga disertai dengan gejala-gejala seperti peka terhadap cahaya, suara atau bau; mual dan muntah; kehilangan nafsu makan; dan sakit perut. Ketika seorang anak mengalami migrain, biasanya ia akan terlihat pucat, merasa pusing, penglihatan kabur, demam, sakit perut, dan disertai dengan gejala-gejala seperti di atas.

Sebagian kecil gejala migrain pada anak-anak juga termasuk gejala siklik gastrointestinal, muntah menjadi gejala yang paling umum. Muntah siklik mengindikasikan bahwa gejala-gejalanya muncul secara teratur - sekitar sebulan sekali. Jenis migrain seperti ini seringkali disebut sebagai migrain abdominal.

Sindrom sakit kepala campuran

Dianggap sebagai migrain yang bertransformasi, sindrom sakit kepala campuran merupakan kombinasi dari sakit kepala migrain dan sakit kepala tegang. Baik orang dewasa dan anak-anak bisa terkena sindrom sakit kepala campuran.

Sakit kepala klaster

Salah satu jenis sakit kepala primer yang paling umum - meskipun juga termasuk yang paling parah. Rasa sakit akibat sakit kepala klaster intens dan seperti perasaan terbakar atau ditusuk-tusuk, berdenyut atau konstan. Rasa sakit yang terjadi biasanya cukup parah sehingga menyebabkan sebagian penderitanya tidak bisa duduk diam dan akan mondar-mandir selama serangan.

Rasa sakit ini terletak di belakang salah satu mata atau di daerah mata, tanpa perubahan sisi. Sakit kepala klaster bisa terjadi satu sampai tiga kali per hari, yang periodenya bisa berlangsung selama dua minggu sampai tiga bulan. Sakit kepala klaster mungkin kemudian bisa hilang (remisi) selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, untuk kemudian kambuh kembali.

Sakit kepala sinus

Sakit kepala sinus merupakan rasa sakit yang dalam dan konstan di tulang pipi, dahi atau jembatan hidung (nasal bridge). Rasa sakit biasanya semakin intens akibat gerakan kepala yang tiba-tiba atau mengedan, dan biasanya terjadi gejala sinus lainnya seperti hidung buntu atau berair, rasa penuh di telinga, demam dan penumpukan cairan pada wajah (bengkak).

Sakit kepala akut

Mengenai anak-anak, merupakan sakit kepala yang terjadi secara tiba-tiba dan terjadi pertama kali, dan gejalanya akan mereda dalam periode yang relatif singkat. Sakit kepala akut menjadi salah satu penyebab tersering anak-anak dibawa berobat ke dokter atau rumah sakit. Jika tidak ada gejala atau tanda-tanda neurologis, penyebab paling umum sakit kepala akut pada anak-anak dan remaja adalah karena infeksi pada sinus atau pernapasan.

Sakit kepala hormon

Sakit kepala pada wanita yang sering dikaitkan dengan perubahan kadar hormon, yang biasanya terjadi selama periode menstruasi, kehamilan, dan menopause. Bahan-bahan kimia juga bisa menjadi pemicu perubahan hormon, seperti pil KB, yang memicu sakit kepala pada sebagian perempuan.

Sakit kepala kronis progresif

Juga disebut sakit kepala traksi atau inflamasi, sakit kepala kronis progresif dari waktu ke waktu akan memburuk dan terjadi lebih sering. Ini juga termasuk salah satu jenis sakit kepala yang paling umum, terhitung kurang dari 5% dari semua sakit kepala pada orang dewasa dan kurang dari 2% dari semua sakit kepala pada anak-anak. Sakit kepala kronis progresif disebabkan karena adanya suatu penyakit atau gangguan pada otak dan tengkorak.

Apakah sakit kepala bersifat genetik?

Ya, terutama migrain, sakit kepala cenderung bersifat genetik atau keturunan. Sebagian besar anak-anak dan remaja (90%) yang terkena migrain memiliki anggota keluarga lain yang juga terkena migrain. Bila kedua orang tua memiliki riwayat migrain, maka si anak memiliki kemungkinan 70% untuk terkena migrain. Bila hanya satu orang tua yang memiliki riwayat migrain, risiko turun menjadi 25%-50%.

Penyebab sakit kepala

Sakit kepala merupakan hasil dari interaksi sinyal antara otak, pembuluh darah dan saraf di sekitarnya. Selama periode sakit kepala, saraf tertentu dari pembuluh darah dan otot-otot kepala akan aktif dan mengirim sinyal rasa sakit ke otak. Masih tidak jelas mengapa sinyal-sinyal ini menjadi aktif.

Sakit kepala yang terjadi secara tiba-tiba biasanya karena sakit, infeksi, selesma, dan demam. Kondisi lain yang dapat menyebabkan sakit kepala akut adalah sinusitis (radang sinus), faringitis (radang tenggorokan), atau otitis (radang telinga).

Dalam beberapa kasus, sakit kepala juga merupakan hasil dari pukulan atau hantaman ke kepala (trauma).

Penyebab umum dari sakit kepala tegang atau sakit kepala kronis non-progresif adalah stres emosional terkait keluarga atau teman-teman; pekerjaan atau sekolah; penggunaan alkohol; telat makan; perubahan pola tidur; pengunaan obat yang berlebihan; ketegangan dan depresi. Penyebab lain dari sakit kepala tegang adalah karena mata atau leher yang kelelahan atau juga karena cedera punggung akibat postur tubuh yang salah.

Sakit kepala juga bisa dipicu oleh faktor lingkungan yang spesifik seperti terpapar asap tembakau (rokok), bau menyengat dari parfum atau bahan kimia tertentu, paparan alergen tertentu, atau karena memakan makanan tertentu. Stres, polusi, kebisingan, cahaya dan perubahan cuaca juga merupakan faktor lingkungan lainnya yang dapat memicu sakit kepala pada sebagian orang.

Aktivitas fisik yang berlebih juga bisa memicu migrain pada orang dewasa dan anak-anak. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mencari tahu penyebab sakit kepala Anda.

Peningkatan sakit kepala pada anak-anak

Sakit kepala dapat meningkat seiring bertambahnya usia anak-anak. Sakit kepala bisa hilang dan kemudian timbul kembali di kemudian hari. Pada saat SMP banyak anak-anak laki-laki yang mengalami peningkatan migrain, tetapi pada anak perempuan, peningkatan frekuensi migrain lebih karena perubahan hormon dalam tubuhnya. Migrain pada gadis remaja tiga kali lebih mungkin terjadi ketimbang anak-laki-laki.

Pengobatan sakit kepala

Sebuah kabar baik bagi penderita sakit kepala adalah bahwa sekali saja dokter tepat mendiagnosis sakit kepalanya, maka pengobatan akan efektif.

Jika dokter mencurigai sakit kepala disebabkan karena adanya gangguan struktural dari sistem saraf pusat, maka dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI. Kedua pemeriksaan ini akan memberikan gambaran penampang otak, yang akan mengungkapkan daerah yang abnormal atau yang mengalami masalah. X-ray pada tengkorak umumnya tidak membantu. EEG (electroencephalogram) juga tidak diperlukan kecuali jika penderita kehilangan kesadaran akibat sakit kepala.

Biarkan dokter yang memilih jenis pengobatan atau pemeriksaan yang tepat untuk sakit kepala Anda. Pengobatan yang tepat akan tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis, penyebab dan frekuensi sakit kepala. Tidak semua sakit kepala memerlukan perawatan medis atau obat-obatan. Pengobatan sakit kepala bisa saja termasuk edukasi, konseling, biofeedback, dan manajemen stres.

07 Juli 2014

Mengatasi Gastroenteritis Pada Anak-anak

Gastroenteritis adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare, dan juga dapat menyebabkan muntah, sakit perut, dan gejala lainnya. Meskipun muntah pada gastroenteritis bisa hilang dalam 1-2 hari, namun diarenya bisa berlangsung hingga 10 hari. Gastroenteritis dapat mengakibatkan dehidrasi, sebuah kondisi berbahaya pada bayi dan anak-anak.

Penyebab Gastroenteritis

Gastroenteritis bisa mengenai seseorang dengan mudah, dan sudah menjadi penyakit yang umum. Anak-anak dapat terkena gastroenteritis lebih dari satu kali dalam setahun. Tingkat keparahannya pun bervariasi mulai dari sakit perut ringan yang disertai dengan diare ringan selama satu atau dua hari, hingga diare parah yang disertai muntah selama beberapa hari atau lebih. Terdapat banyak sekali virus, bakteri dan mikroba lainnya (kuman) yang dapat menyebabkan gastroenteritis.

Virus dapat dengan mudah menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui kontak dekat. Hal ini seringkali karena virus berpindah ke tangan orang yang terinfeksi setelah mereka ke kamar mandi. Benda atau barang yang disentuh oleh orang yang terinfeksi juga dapat menjadi media penularan virus. Virus ini juga dapat ditularkan jika orang yang terinfeksi menyiapkan makanan. Sedangkan wabah gastroenteritis yang disebabkan oleh virus sering terjadi di sekolah, rumah sakit, atau tempat-tempat dimana makanan terdapat banyak orang dalam satu tempat.

Keracunan makanan (memakan makanan yang sudah terkontaminasi mikroba) dapat menyebabkan gastroenteritis. Keracunan makanan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Contoh umumnya adalah dari jenis bakteri yang disebut Campylobacter, Salmonella dan Escherichia coli (E. coli). Toksin (racun) yang diproduksi oleh bakteri juga dapat menyebabkan keracunan makanan. Kelompok lain dari mikroba yang disebut sebagai parasit juga dapat menjadi penyebab keracunan makanan.

Di daerah dengan sanitasi buruk, air yang terkontaminasi oleh bakteri atau mikroba lainnya (kuman) juga menjadi penyebab umum lain dari gastroenteritis.

Gejala Gastroenteritis

Gejala utama gastroenteritis adalah:
  • Diare. Diare yang seringkali juga diiringi dengan muntah. Diare berarti feses (tinja) yang cair, minimal 3 kali dalam 24 jam. Darah dan lendir juga seringkali terdapat dalam tinja.
  • Nyeri atau rasa kram di perut. Setiap kali selesai buang air biasanya nyeri atau kram di perut akan berkurang.
  • Suhu tubuh tinggi (demam), sakit kepala dan rasa sakit pada anggota badan juga sering menyertai gastroenteritis. 

Gejala gastroenteritis yang ringan cenderung akan membaik dalam beberapa hari. Jika pun terjadi muntah, biasanya hanya berlangsung selama satu atau dua hari, meskipun bisa juga lebih lama. Diare biasanya masih terus berlanjut setelah muntah berhenti, dan biasanya berlangsung antara 5-7 hari. Tinja yang encer bisa terjadi selama seminggu atau lebih sebelum akhirnya kembali ke tekstur normal.

Dehidrasi pada Gastroenteritis

Diare dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi (kurangnya cairan dalam tubuh). Dehidrasi ringan umum terjadi dan biasanya cepat membaik dengan pemberian banyak cairan. Sedangkan dehidrasi berat bisa berakibat fatal kecuali cepat ditangani, karena organ-organ tubuh membutuhkan sejumlah cairan agar berfungsi secara normal.

Gejala dehidrasi pada anak-anak meliputi:
  • Kurang buang air kecil
  • Mulut, lidah dan bibir kering
  • Air mata sedikit saat menangis
  • Mata cekung
  • Lemah
  • Lesu dan lekas marah.

Gejala dehidrasi berat pada anak-anak meliputi:
  • Mengantuk
  • Kulit pucat atau belang-belang
  • Tangan atau kaki dingin
  • Tidak buang air kecil (ditandai dengan popok yang kering)
  • Napas cepat. 

Dehidrasi berat merupakan keadaan darurat medis yang harus segera mendapatkan perawatan medis. Dehidrasi pada gastroenteritis lebih mungkin terjadi pada bayi atau anak yang:
  • Usianya dibawah satu tahun (utamanya dibawah enam bulan)
  • Usianya dibawah satu tahun dengan berat lahir rendah
  • Telah berhenti disusui ketika terkena gastroenteritis
  • Tidak mendapatkan banyak cairan ketika terkena gastroenteritis.
  • Diare dan muntah berat (terutama jika diare terjadi lebih dari enam kali dan muntah tiga kali dalam 24 jam).

Kapan Anak Harus Dibawa ke Dokter?

Umumnya anak yang mengalami gastroenteritis memiliki gejala ringan yang akan membaik dalam beberapa hari. Yang terpenting adalah memastikannya mendapat banyak cairan. Dalam banyak kasus, anak dengan gastroenteritis tidak perlu mendapatkan perawatan medis. Namun Anda harus segera membawanya ke dokter jika:

Usia anak di bawah enam bulanSakit perut anak parah
Anak demam (suhu tinggi)Dehidrasi bertambah buruk
Anak mengantuk atau bingungTerdapat darah dalam diare atau muntah
Anak memiliki kondisi medis lain, misalnya jantung dan ginjal, diabetes, riwayat kelahiran prematurJika gejala tidak membaik, misalnya muntah terjadi lebih dari 1-2 hari atau diare yang lebih dari 3-4 hari
Kondisi anak parah (semakin memburuk)Anak tidak bisa menerima cukup cairan

Perlu diperhatikan, bayi yang berusia di bawah enam bulan biasanya memerlukan jadwal pemeriksaan ulang, mereka harus diperiksa lagi setelah 6-12 jam dari pemeriksaan sebelumnya.

Pengobatan Gastroenteritis pada Anak-anak

Gejala gastroenteritis sering menetap dalam beberapa hari, sebagaimana usaha sistem kekebalan tubuh alami si anak dalam mengatasi infeksi. Anak-anak dengan gastroenteritis umumnya bisa diobati dirumah. Opsi ke rumah sakit hanya diperlukan jika gejalanya parah atau jika komplikasinya berkembang.

Cairan untuk mencegah dehidrasi

Anda harus mendorong anak Anda untuk minum banyak cairan. Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi, karena cairan yang hilang akibat muntah atau diare harus diganti. Anak Anda juga harus melanjutkan diet makan dan minum seperti biasa. Selain itu, mereka juga harus didorong untuk minum cairan tambahan. Namun, sebaiknya hindari jus buah atau minuman bersoda, karena dapat membuat diare bertambah buruk.

Bayi yang berusia dibawah enam bulan memiliki risiko peningkatan dehidrasi, dan sebaiknya segera bawa ke dokter. ASI ataupun susu formula harus tetap diberikan seperti biasa.

Cairan rehidrasi sangat disarankan oleh dokter untuk anak-anak yang memiliki risiko dehidrasi. Cairan ini biasanya tersedia dalam bentuk sachet (bubuk) yang umum tersedia di apotek. Salah satunya adalah oralit, minuman rehidrasi murah dan efektif. Untuk menggunakannya, baca dengan baik aturan pakainya agar tepat guna dalam mencegah dehidrasi anak Anda.

Ada juga obat-obatan anti-sekresi yang ditujukan untuk digunakan dalam pengobatan rehidrasi. Obat-obatan ini akan mengurangi jumlah air yang dilepaskan ke usus selama periode diare. Obat ini dapat digunakan untuk anak-anak yang berusia 3 bulan lebih (dan orang dewasa).

Cairan untuk mengatasi dehidrasi

Jika anak Anda mengalami dehidrasi ringan, dapat diobati dengan pemberian minuman rehidrasi (seperti oralit). Baca aturan pakai dengan jelas karena dosis harus sesuai dengan usia dan berat badan anak Anda, atau jika bingung, tanyakan ke dokter atau perawat. Sebelum memberi makanan padat pada anak Anda, sebaiknya lakukan dulu rehidrasi.

Terkadang, seorang anak perlu dirawat di rumah sakit jika mereka mengalami dehidrasi. Perawatan di rumah sakit biasanya melibatkan pemberian larutan dehidrasi melalui tabung khusus yang disebut tabung nasogastrik. Tabung ini masuk melewati hidung anak Anda, ke tenggorokan dan langsung menuju ke perut. Pengobatan lainnya adalah dengan pemberian cairan intravena (infus).

Obat diare adakalanya tidak diperlukan

Dokter tidak harus memberikan obat untuk menghentikan diare pada anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun. Obat diare memang terlihat sebagai solusi pengobatan gastroenteritis yang baik, tapi sesungguhnya tidak aman diberikan pada anak-anak, karena terdapat kemungkinan komplikasi serius. Namun Anda bisa memberikan parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam atau sakit kepala anak Anda.

Jika gejalanya parah, dan menetap selama beberapa hari atau lebih, mungkin akan mengambil sampel diarenya. Sampel ini akan diperiksa di laboratorium guna mengetahui kuman apa yang menjadi penyebab infeksi (bakteri, parasit, dll). Terkadang, pengobatan dengan antibiotik atau obat lainnya memang diperlukan, tergantung dari penyebab infeksinya.

Mencegah Penyebaran Gastroenteritis

Anda bisa mencegah penyebaran gastroenteritis, dengan cara:
  • Pastikan setiap orang dalam keluarga Anda mencuci tangan secara teratur, terutama setelah dari kamar mandi dan sebelum makan.
  • Cuci tangan anak Anda dengan air hangat dan sabun setelah dari kamar mandi dan sebelum atau sesudah mereka makan.
  • Cuci tangan Anda sebelum makan dan setelah Anda mengganti popok anak.
  • Jauhkan anak Anda dari anak yang lain sampai diarenya berhenti. 

Kesimpulan 

  • Gastroenteritis dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada bayi dan anak-anak. Dehidrasi merupakan kondisi kesehatan yang serius.
  • Semua orang, terutama anak-anak, harus minum banyak cairan jika terkena gastroenteritis.
  • Gastroenteritis ringan bisa diatasi dirumah.
  • Cegah penyebaran gastroenteritis dengan membiasakan mencuci tangan dengan air hangat dan sabun.
  • Segera ke dokter jika gejala terus berlanjut.

04 Juli 2014

Jenis, Gejala, dan Pengobatan Hernia

Hernia adalah penonjolan suatu organ, misalnya usus yang menonjol keluar dari perut akibat adanya dinding perut yang lemah. Dalam bahasa sehari-hari kita mengenal hernia sebagai burut atau turun berok. Jika tidak diobati, perpecahan pada otot kian melebar dan jaringan atau organ yang terdorong keluar kian besar dan akhirnya membentuk kantung (tonjolan). Benjolan atau tonjolan yang tampak jelas inilah yang menjadi salah satu karakteristik kunci dari penyakit hernia.

Dinding perut yang lemah bisa merupakan bawaan sejak lahir atau mungkin berkembang setelah lahir. Lokasi hernia yang paling umum adalah di pangkal paha, tetapi hernia juga dapat terbentuk di daerah lain seperti pusar. Jika benjolan atau tonjolan tersebut bisa didorong (dengan lembut) kembali ke posisinya melalui dinding perut, itu disebut sebagai hernia redusibel. Jika benjolan menolak masuk dengan tekanan manual, itu disebut hernia non redusibel, yang berarti sebuah komplikasi yang serius. Baik hernia redusibel dan non redusibel, keduanya memerlukan tindakan pembedahan.

Gejala Hernia

Gejala hernia bisa bervariasi tergantung dari lokasi kemunculan dan tingkat keparahannya, gejala hernia meliputi:
  • Muncul atau terlihat sebuah benjolan
  • Perasaan berat atau tidak nyaman di usus, terutama ketika membungkuk
  • Nyeri atau sakit, terutama saat beraktivitas (seperti saat mengangkat atau membawa beban berat)
  • Gangguan pencernaan, seperti sembelit
  • Benjolan menghilang ketika penderita berbaring
  • Benjolan membesar saat batuk, mengejan atau berdiri.

Jenis-jenis Hernia

Dinding perut bukanlah lembaran otot yang solid. Dinding perut terdiri dari lapisan yang berbeda-beda. Secara struktural, terdapat daerah-daerah yang lemah pada suatu area dinding perut, dan lokasi itulah yang paling mungkin terkena hernia. Di bawah ini adalah jenis-jenis hernia. 

Inguinalis

Terjadi di selangkangan. Ini merupakan bentuk hernia yang paling umum, persentasenya 90% lebih dari seluruh penderita hernia. Usus akan mendorong cincin kecil dari otot di selangkangan, akhirnya membelah bagian serat otot. Hernia inguinalis lebih sering mengenai pria ketimbang wanita dan sangat umum terjadi di usia pertengahan.

Femoral

Terjadi pada paha, tepatnya di lokasi pertemuan kaki dan tubuh. Persis seperti yang terjadi pada hernia inguinalis, usus memaksa keluar melalui cincin otot yang lemah pada kanalis femoralis hingga akhirnya menonjol keluar. Bagian usus ini berisiko tercekik, yang merupakan komplikasi serius yang membutuhkan pertolongan medis segera. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada wanita.

Umbilical

Sebagian dari usus mendorong keluar melalui otot di dekat pusar yang lemah. Jenis hernia ini lebih sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Wanita yang kelebihan berat badan, atau mereka yang telah beberapa kali hamil juga memiliki risiko mengembangkan hernia umbilical.

Insisional

Setelah pembedahan perut, bekas lokasi operasi biasanya selalu memiliki struktur otot yang lemah. Disinilah usus mendorong keluar melalui sayatan tertutup, yang akhirnya menyebabkan hernia.

Hernia Strangulasi

Hernia yang menolak kembali ke posisinya setelah ditekan secara manual melalui dinding perut, sebelumnya kita sudah kenal sebagai hernia non redusibel. Ini berarti usus yang keluar akan tercengkeram erat oleh cincin otot, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan tercekiknya usus. Yang paling rentan pada komplikasi ini adalah hernia femoralis.

Gejala hernia strangulasi antara lain mual, muntah, dan nyeri hebat. Pertolongan medis atau operasi harus segera dilakukan. Jika tidak diobati, hernia yang terjepit bisa menyebabkan gangren pada usus yang terperangkap.

Prosedur Pembedahan Hernia

Baik hernia redusibel dan non redusibel harus diatasi dengan pembedahan. Prosedur yang digunakan akan tergantung pada lokasi hernia, tetapi biasanya perut akan dibedah dan dengan tindakan penjahitan untuk menutup dan memperkuat bagian otot yang lemah. Hernia inguinalis dapat diperbaiki dengan operasi laparoskopi. Sebuah instrumen medis berupa selang/tabung elastis tipis berkamera yang dikenal sebagai laparaskop dimasukkan, dan hernia diperbaiki dari dalam. Hal ini akan meniadakan kebutuhan untuk membuat sayatan perut yang besar.
Dinding otot yang diperbaiki dengan menggunakan mesh. Gambar: wehealny.org

Faktor lain yang mungkin turut berkontribusi terhadap hernia, seperti obesitas dan otot yang lembek, juga perlu ditangani. Namun sayangnya, satu dari sepuluh kasus hernia yang sudah dibedah akan mengulang, yang membutuhkan pembedahan yang berikutnya.

Hernia Hiatus

Diafragma adalah lembaran otot yang terletak di dasar paru-paru yang sangat penting untuk pernapasan. Titik terlemah diafragma adalah saluran kecil yang bisa terhubung dengan kerongkongan. Hernia hiatus berarti bahwa bagian kerongkongan dan perut menonjol melalui lubang ke dalam rongga dada.

Gejalanya antara lain mual dan kesulitan menelan. Radang kerongkongan merupakan komplikasi yang mungkin juga terjadi. Pengobatan untuk mengurangi gejalanya antara lain dengan menggunakan obat antasida, menghilangkan kelebihan lemak tubuh dan tidur dengan kepala lebih tinggi daripada kaki.

01 Juli 2014

Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kolera

Vibrio cholerae

Kolera adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi dengan bakteri vibrio cholerae (v. cholerae). Kolera menjadi masalah kesehatan bagi penduduk di negara-negara berkembang di dunia, terutama di Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin.

Sebagian orang yang terkena kolera akan mengalami diare berat dan mengalami dehidrasi hebat hingga menyebabkan kematian. Umumnya orang akan terkena kolera setelah menelan bakteri vibrio cholerae yang sudah mengontaminasi sumber makanan atau air. Sekitar 5-10% dari orang yang sebelumnya sehat akan mengalami diare hebat dalam waktu sekitar satu sampai lima jam setelah menelan bakteri vibrio cholerae.

Gejala dan tanda kolera

Gejala dan tanda kolera adalah diare yang biasanya disertai dengan bintik-bintik putih (lendir dan sel epitel) yang seukuran beras. Volume diare bisa sangat tinggi yaitu bisa 10 sampai 18 liter selama 24 jam pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg. Selain diare hebat, biasanya juga disertai salah satu atau beberapa gejala berikut:
  • Muntah
  • Denyut nadi cepat
  • Hilang elastisitas kulit
  • Membran mukosa (lapisan kulit dalam) kering
  • Tekanan darah turun
  • Haus
  • Kram otot
  • Gelisah atau lekas marah (terutama pada anak-anak).

Mereka yang terinfeksi kolera memerlukan terapi rehidrasi segera agar penyakit ini tidak berkembang menjadi keadaan serius. Jika tidak diobati, dehidrasi berat akibat kolera akan menyebabkan syok hingga kematian. Dehidrasi berat seringkali terjadi pada 4-8 jam setelah diare pertama, dan bila tidak diobati biasanya akan berakhir dengan kematian dalam waktu sekitar 18 jam.

Penyebab kolera

Bakteri vibrio cholerae biasanya ditemukan pada air kotor atau pasokan air minum yang terkontaminasi dengan pembuangan kotoran. Kolera jarang sekali ditularkan dari orang ke orang. Bakteri ini akan masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi olehnya.

Bakteri vibrio cholerae sering mengontaminasi:
  • Pasokan air massal
  • Es yang terbuat dari sumber air massal
  • Makanan dan minuman yang diproduksi dengan higiene yang buruk
  • Sayuran yang tumbuh dengan diairi limbah
  • Kerang dan ikan mentah dan makanan laut lainnya yang diperoleh dari perairan yang tercemar limbah.

Bagaimana bakteri vibrio cholerae mempengaruhi tubuh?

Bakteri vibrio cholerae umumnya sangat sensitif terhadap keberadaan asam di lambung dan saluran pencernaan. Asam lambung akan membunuh sejumlah kecil bakteri sebelum akhirnya mereka berkembang biak di dalam tubuh. Tapi, ketika bakteri dalam jumlah besar mengeroyok sistem pertahanan alami tubuh, mereka akan tumbuh di usus kecil dan turut keluar melalui kotoran (feces) orang yang terinfeksi. Orang yang terinfeksi kolera ringan atau yang tidak menunjukkan gejala -terutama bagi mereka yang personal higiene-nya buruk- akan menyebarkan infeksi dengan mengontaminasi makanan langung dengan kotoran yang sudah terinfeksi.

Mencegah kolera

Langkah terbaik untuk mencegah kolera adalah:

1. Hanya menggunakan air yang telah dimasak atau bahan kimia yang didesinfeksi untuk:
  • Minum, atau menyiapkan minuman seperti teh atau kopi
  • Menyikat gigi
  • Mencuci wajah dan tangan
  • Mencuci buah-buahan dan sayuran
  • Mencuci peralatan makan
  • Mencuci wadah, kaleng, dan botol-botol yang akan diisi makanan atau minuman.

2. Menghindari makan atau minum dari sumber yang tidak diketahui. Setiap makan mentah bisa terkontaminasi, termasuk:
  • Buah-buahan dan sayuran
  • Susu dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi
  • Daging mentah
  • Kerang-kerangan
  • Ikan yang ditangkap dari daerah karang tropis (bukan laut terbuka).

Vaksin kolera tersedia untuk usia minimal dua tahun, dan telah terbukti aman dan efektif. Menurut WHO, enam bulan setelah vaksin kolera diberikan, tingkat keberhasilan di semua kelompok usia adalah 85%-90%, dan menurun menjadi 62% pada orang dewasa dalam waktu satu tahun.

Pengobatan kolera

Untuk kondisi diare yang hebat, yang terjadi terus menerus, atau disertai muntah, segeralah minta pertolongan medis daripada mencoba mengobatinya sendiri.

Pengobatan untuk kolera akan ditentukan berdasarkan:
  • Kondisi dan riwayat kesehatan pasien
  • Tingkat keparahan
  • Toleransi terhadap obat-obatan, prosedur, atau terapi tertentu
  • Keluhan
  • Kemungkinan penyebarannya.

Pengobatan untuk kolera biasanya melibatkan proses rehidrasi, yaitu dengan:
  • Solusi rehidrasi melalui oral (oralit)
  • Solusi rehidrasi dengan intravena (infus) untuk kasus kolera berat.

Rehidrasi yang direkomendasikan WHO

Kondisi Pasien Pengobatan Pedoman; usia dan berat badan
Non dehidrasi Oralit Anak-anak < 2 tahun: 50 mL-100 mL, hingga 500 mL/hari
Anak-anak 2-9 tahun: 100 mL-200 mL, hingga 1.000 mL/hari
Anak-anak > 9 tahun: sebanyak mungkin, hingga 2.000 mL/hari
Dehidrasi sedang Oralit (dalam 4 jam pertama) Bayi < 4 bulan (< 5 kg): 200-400 mL
Bayi 4 bulan-11 bulan (5 kg-7,9 kg): 400-600 mL
Anak-anak 1-2 tahun (8 kg-10,9 kg): 600-800 mL
Anak-anak 2-4 tahun (11 kg-15,9 kg): 800-1.200 mL
Anak-anak 5-14 tahun (16 kg-29,9 kg): 1.200-2.200 mL
Pasien > 14 tahun (30 kg atau lebih): 2.200-4.000 mL
Dehidrasi berat IV drip Ringer Lactate, atau jika tidak tersedia,
oralit seperti uraian diatas
Usia < 12 bulan: 30 mL/kg dalam satu jam*, kemudian 70 mL/kg selama 5 jam
Usia > 1 tahun: 30 mL/kg dalam 30 menit*, kemudian 70 mL/kg selama dua setengah jamX
* Ulangi sekali lagi jika nadi masih sangat lemah atau tidak terdeteksi

Pantau terus keadaan pasien selama satu sampai dua jam dan terus lakukan rehidrasi. Jika dengan rehidrasi kondisi tidak membaik, berikan infus 200 ml/kg atau lebih mungkin akan dibutuhkan dalam 24 jam pertama. Setelah enam jam (bayi) atau tiga jam (pasien yang lebih tua), lakukan observasi penuh. Beralih ke oralit jika rehidrasi berhasil dan pasien dapat minum.

Pengobatan dengan antiobiotik terkadang juga diterapkan untuk mempercepat durasi penyakit, meskipun bukan dianggap hal utama untuk keberhasilan pengobatan kolera.