27 Desember 2014

Obat yang Aman dan Tidak Aman Dikonsumsi Selama Kehamilan

Pil

Sering kita mendengar dokter yang mengatakan kepada wanita hamil agar tidak sembarangan mengonsumsi obat, terutama selama trimester pertama kehamilan. Bukan tanpa alasan, karena organ-organ bayi terbentuk pada periode ini. Tapi ada kalanya juga, seorang wanita hamil harus mengonsumsi suatu jenis obat untuk mengobati masalah kesehatan yang berbahaya, seperti tekanan darah tinggi atau asma.

Sebelum meresepkan atau memberikan obat, dokter atau bidan biasanya akan mempertimbangkan seberapa besar risiko minum obat ketimbang risiko tidak minum obat. Jika Anda atau bayi Anda diduga akan mengalami masalah yang lebih buruk jika penyakit Anda tidak diobati, maka dokter atau bidan akan memberikan obat.

Karena jenis obat untuk suatu penyakit bisa beragam, maka biasanya dokter atau bidan juga akan mempertimbangkan jenis obat apa yang akan diberikan, seperti menilai keefektifan dan efek samping yang ditimbulkannya. Sebagai contoh, beberapa jenis antibiotik aman untuk ibu hamil, sedangkan antibiotik yang lain tidak.

Obat apa saja yang boleh dikonsumsi saat hamil?

Cukup sulit untuk mengetahui apakah suatu obat akan aman bagi bayi yang Anda kandung. Hal ini karena sebagian besar obat tidak diuji coba pada wanita hamil, karena kekhawatiran para peneliti dengan efek yang ditimbulkannya pada janin. Itulah alasannya mengapa begitu banyak obat hanya mencantumkan keterangan "hati-hati digunakan pada wanita hamil". Meskipun begitu, ada beberapa jenis obat yang telah sejak lama dikonsumsi oleh banyak wanita hamil, sehingga peneliti atau dokter mengkategorikannya sebagai obat yang aman dikonsumsi saat hamil.

Umumnya, obat-obat yang terbilang aman dikonsumsi selama kehamilan, antara lain:
  • Asetaminofen (Parasetamol) untuk meredakan demam atau nyeri
  • Antibiotik penisilin dan beberapa antibiotik lainnya
  • Obat-obatan untuk HIV
  • Beberapa jenis obat alergi, seperti loratadine dan diphenhydramine
  • Beberapa jenis obat flu 
  • Beberapa jenis obat tekanan darah tinggi
  • Obat-obat asma umumnya boleh dikonsumsi
  • Beberapa jenis obat anti depresi. 

Jika Anda sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter apabila selama ini Anda sering mengonsumsi obat-obatan, termasuk obat-obat pereda nyeri. Sebagian obat-obat ini aman dikonsumsi saat hamil, namun sebagian lainnya tidak. Dengan begitu, dokter bisa jadi akan menyarankan untuk menggantinya dengan obat lain yang terbilang aman. Satu hal, beberapa jenis obat-obatan yang tidak aman dikonsumsi selama trimester pertama kehamilan, bisa jadi aman untuk digunakan pada trimester berikutnya.

Obat apa saja yang harus dihindari selama kehamilan?

Beberapa jenis obat telah diketahui meningkatkan risiko cacat lahir atau gangguan lainnya. Tapi terkadang, berhenti mengonsumsi suatu jenis obat (misalnya obat kejang) memiliki risiko yang lebih besar daripada Anda terus mengonsumsinya.

Di antara obat-obatan yang meningkatkan risiko cacat lahir, adalah:
  • Obat jerawat isotretinoin. Obat ini berpotensi menyebabkan cacat lahir. Obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi wanita hamil dan yang merencanakan kehamilan.
  • ACE inhibitor, seperti benazepril dan lisinopril, untuk menurunkan tekanan darah.
  • Sebagian jenis obat anti kejang, seperti asam valproik.
  • Sebagian jenis antibiotik, seperti doksisilin dan tetrasiklin.
  • Metotreksat, yang terkadang digunakan untuk mengobati arthritis.
  • Warfarin, yang akan mencegah pembekuan darah.
  • Lithium, yang digunakan untuk mengobati depresi bipolar.
  • Alprazolam (seperti Xanax), diazepam (seperti Valium), dan beberapa jenis obat lain untuk mengatasi kecemasan.
  • Paroxetine, yang digunakan untuk mengobati depresi dan kondisi lain.
  • Obat pereda nyeri, seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen. Risiko cacat lahir dengan obat-obat ini memang rendah, namun meskipun begitu obat-obat ini akan menimbulkan masalah ketika sering dikonsumsi, terutama saat akhir kehamilan.

Bolehkah mengonsumsi suplemen atau vitamin herbal?

Meskipun suatu produk herbal telah mendapat izin beredar dari departemen kesehatan, namun janganlah mengonsumsinya sebelum Anda konsultasikan ke dokter, walaupun Anda rutin mengonsumsinya sebelum kehamilan.

Wanita hamil dan yang merencanakan kehamilan harus mengonsumsi multivitamin yang mengandung asam folat (folic acid). Asam folat sangat penting untuk sebelum dan pada minggu-minggu pertama kehamilan, karena akan mencegah bayi lahir cacat.