11 September 2014

Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Susu (Intoleransi Laktosa)


Alergi susu sapi dan intoleransi susu sapi (intoleransi laktosa), adalah dua kondisi yang sama sekali berbeda.

Alergi susu adalah kondisi dimana sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi terhadap protein dalam susu. Ini merupakan jenis alergi bayi yang paling umum terjadi, mempengaruhi sekitar 2%-7% dari seluruh bayi. Bayi yang terkena eksim kemungkinan besar mengalami alergi susu.

Sedangkan intoleransi laktosa adalah kondisi dimana bayi kesulitan dalam mencerna laktosa. Laktosa adalah gula alami yang terdapat pada susu. Intoleransi laktosa pada bayi biasanya terjadi pasca infeksi perut (gastroenteritis virus). Kondisi ini bisa berlangsung selama empat minggu sebelum akhirnya usus sembuh dan mulai memecah laktosa kembali.

Alergi susu pada bayi

Selain dari produk susu yang diminumnya langsung, bayi juga dapat mendapatkan protein susu dari ASI sang ibu, tentunya apabila sang ibu juga mengonsumsi susu atau produk susu. Susu mengandung dua jenis protein:
  • Kasein, protein utama penyusun susu. Terdiri dari zat-zat organik dan anorganik (kalsium, magnesium, fosfor).
  • Whey, protein yang terdiri dari asam amino esensial dan non-esensial. Mudah diserap dan 100% akan digunakan tubuh.

Bayi Anda kemungkinan alergi terhadap salah satu dari kedua protein ini.

Jika bayi Anda alergi, biasanya dia akan memunculkan reaksi langsung setelah minum atau makan sesuatu yang berbahan susu. Gejalanya adalah memerah dan timbul ruam pada wajah, mata cenderung berair dan hidung tersumbat. Mungkin juga akan muncul reaksi alergi lainnya seperti diare atau reaksi alergi yang lebih serius yang disebut anafilaksis.

Dokter dapat mengetahui seorang bayi itu alergi dengan cara wawancara dengan sang ibu, memeriksa keadaan fisik bayi, dan mengambil sampel darah untuk diperiksa di laboratorium. Darah yang diperlukan untuk pemeriksaan biasanya tidak banyak, hanya diambil dari tusukan kecil pada tumit (heel-prick test).

Kebanyakan reaksi alergi susu pada bayi terjadi secara langsung, tetapi ada juga yang reaksi alergi yang baru terjadi setelah beberapa jam atau bahkan hari setelah minum susu. Perlu diingat, jika bayi mengalami eksim, refluks, diare atau sembelit yang berkepanjangan, kemungkinan penyebab utamanya adalah alergi.

Gejala alergi susu mirip dengan kolik, suatu fase yang umum dialami bayi kecil. Namun jika bayi Anda terus-terusan menangis/rewel, maka salah satu penyebabnya yang paling mungkin adalah alergi. Segeralah bawa ke dokter untuk memastikannya.

Cukup sulit untuk mengetahui apakah bayi Anda mengalami reaksi alergi yang tertunda (terjadi kemudian), karena melibatkan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang responnya akan memakan waktu lama.

Intoleransi laktosa pada bayi

Reaksi intoleransi laktosa pada bayi tidak terkait dengan sistem kekebalan tubuh. Jika bayi Anda mengalami intoleransi laktosa, ada kemungkinan ia kekurangan enzim laktase, yang berfungsi memecah laktosa.

Bayi biasanya mengembangkan intoleransi laktosa pasca mengalami infeksi pada perut, namun ini biasanya hanya bersifat sementara. Reaksi dari intoleransi laktosa yang paling mungkin terjadi adalah sakit perut, peningkatan produksi gas dalam usus, dan kebanyakan bayi akan rewel.