16 Agustus 2013

Penyebab dan Cara Mengatasi Kram Otot

Pernahkah Anda merasakan kaki, tangan atau bahkan perut Anda kram ketika bangun dari tidur atau kram secara tiba-tiba?

Kram otot

Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh kontraksi terus menerus yang dialami oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini dapat mengenai semua jenis otot, terutama pada otot-otot besar seperti perut, kaki, dan tangan.

Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling sering terkena kram otot biasanya adalah otot betis bagian bawah dan otot belakang lutut.

Penyebab kram

Pada umumnya penyebab kram otot tidak diketahui secara pasti (dalam dunia medis dikenal dengan istilah idiopatik), dan bisa disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Beberapa kondisi yang berisiko menyebabkan terjadinya kram adalah kondisi otot yang terlalu lelah, penggunaan kontraksi otot yang tiba-tiba (kurang pemanasan dan peregangan), serta gangguan sirkulasi darah ke otot.

Selain yang bersifat idiopatik, kram otot dapat pula disebabkan oleh penyakit tertentu yang spesifik. Dalam kondisi ini, kram merupakan salah satu dari gejala pada penyakit atau keadaan tersebut.

Beberapa penyakit dan kondisi yang juga merupakan penyebab dari kram otot adalah:
  • Efek samping dari beberapa jenis obat, seperti obat-obatan kardiovaskular (diuretik, nifedifine), obat saluran cerna (cimetidine), modifikasi lemak tubuh (statun, fibrat), obat saluran napas (salbutamol, terbutalin), dan lain-lain.
  • Dehidrasi / kekurangan cairan tubuh.
  • Ketidakseimbangan elektrolit tubuh (kadar kalsium, kalium, atau natrium yang terlalu rendah).
  • Kehamilan, terutama pada trimester terakhir (minggu ke 28-40).
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
  • Penyempitan pembuluh darah kaki yang menghambat sirkulasi darah.
  • Gangguan saraf, bisa diakibatkan oleh kekurangan vitamin B complex.
  • Gangguan hati, seperti sirosis hati.

Pencegahan dan pengobatan kram otot

Beberapa upaya pencegahan untuk kram otot adalah:
  • Melakukan peregangan sebelum tidur, hal ini dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko terjadinya kram saat bangun tidur.
  • Mengonsumsi cukup cairan untuk menghindari dehidrasi, dengan demikian risiko kram berkurang.
  • Mengkonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup. Ini untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh sekaligus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.
  • Tidur dengan posisi yang baik, terutama mengusahakan agar otot-otot dapat serileks mungkin. Penggunaan selimut juga harus diperhatikan agar tidak terlalu rapat terutama pada bagian kaki. 
  • Membiasakan diri melakukan peregangan di sela-sela aktivitas fisik ketika melakukan pekerjaan yang berdurasi lama, seperti duduk atau mengetik. 
  • Jika terjadi kram, yang harus dilakukan pertama kali adalah menahan otot pada saat berkontraksi dengan arah berlawanan. Hal ini ditujukan agar otot-otot yang berkontraksi dapat kembali ke posisinya semula. 

Selain saran-saran diatas, konsumsi obat-obatan tertentu untuk meredakan nyeri juga dapat dilakukan ketika terjadi kram, namun seringkali kurang bermanfaat karena efek obat biasanya tidak cukup cepat. Tetapi, jika sensasi nyeri akibat kram masih berlanjut, obat-obatan anti nyeri dapat dipertimbangkan untuk dikonsumsi.

(dr. Hilmi Sulaiman Rathomi/Lentera)

11 Agustus 2013

Gangguan Makan, Apa Itu Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa atau sering disebut anoreksia saja adalah salah satu dari beberapa jenis gangguan makan. Orang yang mengidap anoreksia biasanya memiliki ketakutan berlebih terhadap kenaikan berat badan. Mereka sangat membatasi jumlah makanannya, yang akhirnya membuat mereka menjadi terlalu kurus.

Anoreksia mempengaruhi tubuh dan pikiran. Mulanya gangguan ini mungkin hanya diawali sebagai diet, namun akhirnya menjadi tidak terkendali. Orang dengan anoreksia biasanya sepanjang waktu berpikir tentang makanan, diet, dan berat badan. Citra tubuh mereka sudah terdistorsi. Orang lain mengatakan Anda terlalu kurus, namun ketika Anda melihat diri Anda sendiri di cermin, Anda merasa sebagai orang gemuk.

Anoreksia biasanya dimulai pada masa remaja, dan jauh lebih umum terjadi pada wanita daripada laki-laki. Pengobatan yang dilakukan secara dini biasanya akan efektif mengobati anoreksia. Tetapi jika dibiarkan berlarut, anoreksia bisa menjadi masalah seumur hidup. Anoreksia yang berlarut akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius, seperti osteoporosis, kerusakan ginjal, masalah jantung, dll. Dan sebagian orang juga meninggal karena komplikasi anoreksia.

Penyebab Anoreksia

Anoreksia merupakan gangguan makan yang kompleks, dan para ahli kesehatan belum mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebabnya. Namun beberapa faktor mungkin menjadi penyebabnya, seperti riwayat keluarga, faktor sosial, dan kepribadian.

Orang akan lebih cenderung mengalami anoreksia jika:
  • Orang lain dalam keluarga juga memiliki gangguan makan, seperti anoreksia atau juga bulimia nervosa (jenis gangguan makanan lain).
  • Memiliki pekerjaan atau melakukan latihan yang menekankan ukuran tubuh, seperti balet, model, artis, atau pesenam.
  • Berusaha untuk menjadi sempurna setiap saat, tidak pernah merasa cukup baik, dan banyak khawatir dengan kesempurnaan itu.
  • Dalam kehidupan masa lalu atau masa sekarang memiliki masalah kehidupan yang penuh dengan stres, seperti perceraian, pindah ke kota atau sekolah baru, kehilangan pekerjaan, atau karena kehilangan orang yang dicintai (kesedihan berlarut). 

Gejala Anoreksia

Orang yang mengidap anoreksia biasanya akan selalu menyangkal bahwa mereka memiliki gangguan makan atau masalah pada tubuhnya.

Beberapa gejala orang yang mengalami anoreksia:
  • Sangat takut dengan naiknya berat badan.
  • Tidak ingin memiliki berat badan normal.
  • Menghindari pembicaraan tentang masalah gangguan makannya.
  • Selalu berpikir bahwa ia kelebihan berat badan (atau masih ingin lebih langsing lagi) padahal mereka sudah sangat kurus. Inilah yang disebut sudah memiliki citra tubuh yang terdistorsi. 

Sedangkan beberapa ciri-ciri fisik orang dengan anoreksia, antara lain:

Orang-orang dengan anoreksia biasanya akan fokus untuk menurunkan berat badan. Yang mungkin mereka lakukan adalah:
  • Terobsesi dengan makanan, berat badan, dan diet.
  • Ketat membatasi jumlah makanan yang mereka makan, seperti jenis makanan yang mengandung lemak atau gula.
  • Banyak berolahraga, bahkan ketika sedang sakit.
  • Berusaha untuk memuntahkan kembali makanan atau menggunakan obat pencahar atau juga pil "air" diuretik untuk menghindari naiknya berat badan. Rusaknya enamel pada gigi menjadi gejala umum akibat seringnya muntah dalam waktu yang lama. 

Perilaku aneh pengidap anoreksia

Orang dengan anoreksia biasanya memiliki perilaku yang tidak wajar, antara lain memiliki ritual/cara khusus dalam memakan makanan, menimbun makanan, mengumpulkan resep-resep masakan, dan menyajikan masakan yang rumit untuk orang lain namun dia sendiri tidak memakannya.

Orang anoreksia juga terkadang membuat piring mereka kotor seolah-olah dia telah makan, padahal tidak. Biasanya mereka juga bisa secara diam-diam menyembunyikan atau menyingkirkan makanan saat mereka makan dengan orang lain.

Dan yang lebih parah, orang-orang dengan kasus gangguan makan bisa memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Kemungkinan tanda-tanda ancaman bunuh diri pada anak-anak dan remaja adalah mereka membuat ancaman untuk bunuh diri dan sibuk dengan upaya bunuh diri, memberikan atau tidak peduli lagi dengan semua barang-barangnya, pemarah, atau memiliki nilai yang anjlok di sekolah. Sedangkan kemungkinan tanda-tanda ancaman bunuh diri pada orang dewasa antara lain ancaman bunuh diri, penyalahgunaan alkohol dan narkoba, depresi, memberikan barang-barang, usaha hancur atau kehilangan pekerjaan dan perceraian.

Diagnosis anoreksia

Jika dokter berpikir bahwa Anda memiliki gangguan makan, maka ia akan membandingkan berat badan Anda dengan berat badan normal yang sesuai dengan tinggi dan usia. Dokter juga akan memeriksa jantung, paru-paru, tekanan darah, kulit, dan rambut untuk mencari masalah yang menyebabkan tidak cukupnya asupan makan. Mungkin juga Anda akan di tes darah atau dengan sinar rontgen.

Dokter mungkin juga akan bertanya tentang suasana hati/perasaan Anda, pengalaman hidup dan masalah-masalah yang Anda alami dulu dan sekarang. Sudah menjadi hal umum bahwa pengobatan secara mental akan sangat membantu dalam mengobati depresi atau kecemasan yang bisa menyebabkan gangguan makan.

Pengobatan anoreksia

Semua orang yang mengidap anoreksia jelas membutuhkan pengobatan. Jika Anda, anak Anda atau orang lain yang Anda sayangi memiliki tanda-tanda gangguan makan, alangkah baiknya untuk segera mencari pertolongan. Pengobatan secara dini akan lebih efektif untuk menyembuhkan anoreksia.

Pengobatan akan menjadikan berat badan Anda kembali ke keadaan normal. Anda bisa belajar bagaimana kebiasaan makan yang baik dan belajar untuk merasa lebih baik (lebih tenang) mengenai diri Anda. Karena anoreksia merupakan masalah fisik dan emosional, selain dengan dokter, Anda juga perlu menghubungi ahli gizi dan konselor.

Pengobatan anoreksia terkadang membutuhkan waktu yang lama, dan sudah menjadi hal umum juga bahwa mereka yang sudah sembuh bisa kembali jatuh ke kebiasaan makan yang tidak sehat. Jika Anda mengalami masalah ini, jangan hanya menanganinya sendiri. Mintalah bantuan dan dukungan dari orang lain.

Jika orang lain mengidap mengidap anoreksia

Cukup menyedihkan jika Anda menyadari seseorang yang Anda sayangi memiliki gangguan makan. Maka dari itu, segeralah mencari pertolongan. Semakin lama masalah ini berlangsung, maka semakin sulit untuk diatasi.

Jika Anda berpikir anak Anda mengidap anoreksia, maka bicaralah padanya. Katakan padanya bahwa Anda mengkhawatirkannya. Dia harus tahu bahwa Anda peduli padanya dan selanjutnya ajak anak Anda menemui dokter atau konselor.

Jika yang dikhawatirkan itu adalah seseorang yang Anda kenal, maka segera beritahukan masalah ini kepada orang-orang yang kira-kira bisa membuatnya mengikuti sarannya ("berlidah asin") misalnya orang tua, guru, konselor, dokter atau orang yang sangat dia sayangi. Mungkin hal ini akan berat tapi tetaplah berusaha, karena orang dengan anoreksia biasanya bersikeras bahwa dia tidak membutuhkan pengobatan, padahal sebenarnya iya. Semakin cepat ia mendapatkan pengobatan, semakin cepat pula ia akan sehat kembali.

05 Agustus 2013

Gejala, Penyebab dan Pengobatan Penyakit Katarak

Katarak

Salah satu ketakutan besar yang dihadapi orang-orang berusia lanjut adalah kebutaan. Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang dapat kehilangan penglihatannya, salah satunya adalah katarak. Pada katarak, lensa mata akan menjadi kabur, keruh atau juga berselaput sehingga akan menghalangi cahaya masuk ke retina (selaput jala) yang terletak di bagian belakang bola mata.

Jenis Katarak

Secara umum, katarak terdiri dari tiga jenis yaitu:
  • Katarak Kortikal, menyerang tepi lensa mata dan kemudian menjalar perlahan ke bagian tengah lensa. Penderita akan merasa silau terhadap cahaya.
  • Katarak Nuklear, menyerang tengah lensa. Awalnya penglihatan tidak terganggu namun lambat laut penglihatan akan menurun ditambah dengan kesulitan membedakan warna.
  • Katarak Subkapsular, menyerang area belakang lensa. Katarak yang satu ini terbilang cukup parah karena cahaya yang masuk langsung terhalangi oleh selaput katarak.

Gejala Katarak

Gejala umum yang terjadi pada katarak adalah munculnya selaput putih pada lensa mata dan penurunan kemampuan penglihatan, seperti rabun jauh. Bila dibiarkan, akan menyebabkan kebutaan.

Gejala lain katarak adalah:
  • Penglihatan buram atau seperti ada asap
  • Ketajaman penglihatan menurun
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Kesulitan melihat di malam hari
  • Penglihatan ganda bila satu mata ditutup
  • Memerlukan cahaya yang lebih terang untuk membaca
  • Kadang pasien melihat adanya lingkaran cahaya saat memandang sinar atau sumber cahaya (seperti saat melihat bola lampu) 

Selain itu, pasien katarak juga akan kehilangan sensitivitas kontras, yang mengakibatkan kontur, warna bayangan dan visi tidak jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. Rasa radang, nyeri dan sakit kepala mungkin tidak terjadi hingga kondisi katarak sudah parah.

Penyebab Katarak

Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma. Sebuah benda asing yang merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak. Namun, katarak paling lazim mengenai orang-orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya kedua mata akan terkena, dan sebelah mata lebih dulu terkena baru mata yang satunya lagi.

Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru mendapatkannya kemudian karena warisan dari orang tuanya. Namun kembali lagi, katarak hanya lazim terjadi pada orang-orang yang berusia lanjut. Coba perhatikan hewan yang berumur tua, terkadang bisa kita melihat pengaburan lensa di matanya. Semua ini karena degenerasi.

Berikut penyebab katarak yang lazim:
  • Trauma atau cedera pada mata (luka/terbentur)
  • Penyakit lain pada mata dan penyakit lainnya seperti diabetes dan hipertensi
  • Mata sering terpapar cahaya langsung sinar matahari (ultraviolet)
  • Radiasi bahan kimia
  • Faktor genetik
  • Akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu yang lama seperti (kortikosteroid dan seroquel).

Katarak akan berkembang secara perlahan-lahan. Orang-orang berusia lanjut yang hidup sendiri (sedikit orang-orang disekitarnya/kurang dirawat) lebih sering terkena katarak. Karena kebanyakan dari mereka kurang minum air atau cairan lainnya guna menjaga agar peredaran darahnya tetap normal.

Pemeriksaan Katarak

Untuk melakukan pemeriksaan katarak, biasanya yang pertama kali dilakukan seorang dokter adalah melakukan prosedur oftalmoskopi, yakni melihat mata dengan menggunakan alat khusus. Dalam prosedur oftalmoskopi, dokter mungkin juga akan meneteskan suatu cairan untuk melebarkan mata, agar retina dapat dilihat lebih baik.

Selain itu, untuk menunjang diagnosa dan tingkat keparahan katarak, dokter mungkin akan melakukan tes ketajaman/reaksi penglihatan seperti dengan cahaya, mengukur kontras pembedaan warna, dan mengukur tingkat penglihatan di sekeliling atau di tengah mata.

Pengobatan Katarak

Pada tahap awal menderita katarak, biasanya pasien masih terbantu dengan kacamata (yang dalam jangka waktu tertentu diganti) untuk memperoleh penglihatan yang baik. Namun untuk katarak yang sudah parah, satu-satunya jalan medis untuk mengobatinya adalah dengan operasi (pembedahan). Jangan takut, operasi katarak itu adalah operasi sederhana namun sangat efektif mengobati katarak. Simpelnya, operasi ini dilakukan untuk mengganti lensa mata yang rusak.

Operasi katarak di jaman dulu pun sudah efektif, apalagi di jaman sekarang yang sudah menggunakan mesin fakoemulsifikasi. Mesin fakoemulsifikasi digunakan untuk melunakkan (emulsifikasi) dan mengeluarkan lensa katarak pada saat yang bersamaan. Lebar sayatan untuk luka operasi dengan dengan menggunakan teknik ini hanya dibawah 2,5 milimeter (1,4mm-2,2mm). Selanjutnya memasukkan lensa buatan (lensa intra okular/lensa implan) yang bisa dilipat ke dalam mata untuk mengganti lensa mata yang rusak akibat katarak. Bekas sayatan tidak perlu dijahit dan operasi biasanya hanya berlangsung setengah jam.

Perlu diperhatikan

Bila Anda merasa ada gejala-gejala katarak seperti di atas, alangkah baiknya segera menemui dokter mata. Dan bila Anda memang divonis menderita katarak, jangan lagi untuk menunda operasi hingga kataraknya matang. Karena pada proses pematangan katarak dikhawatirkan bisa menyebabkan komplikasi lain yaitu glaukoma sekunder, dan peradangan di dalam mata yang disebabkan oleh lensa dan kantung penggantung lensa rapuh.

04 Agustus 2013

7 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Imunisasi

Imunisasi adalah usaha memberikan/memasukkan vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk menciptakan kekebalan terhadap suatu penyakit. Imunisasi juga sering disebut sebagai vaksinasi.

Berikut adalah 7 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:

Difteri

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri penyebab difteri disebarkan melalui melalui kontak dari manusia ke manusia yaitu karena menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.

Penyakit ini mempengaruhi sistem pernapasan bagian atas dan bisa berakibat fatal karena bisa memblokir saluran napas, dan dapat melepaskan racun yang menyebabkan kelumpuhan dan gagal jantung.

Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit menelan dan bernapas, dan mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan (membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan dan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.

Vaksin difteri pertama kali dikembangkan pada 1940-an. Sebelum vaksin difteri ada, sekitar 100 ribu hingga 200 ribu kasus difteri dilaporkan telah terjadi di Amerika Serikat. Setelah vaksin diproduksi massal, saat ini hanya sekitar satu kasus yang dilaporkan terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.

Campak

Campak merupakan infeksi pada sistem pernapasan dan merupakan penyakit yang sangat menular. Campak disebabkan oleh paramiksovirus (virus campak). Penularannya terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).

Gejalanya meliputi rasa menggigil/kedinginan dan demam, batuk, pilek, hidung dan mata berair dan merah, dan ruam-ruam di sekujur tubuh.

Sejak vaksin campak pertama kali dikembangkan pada tahun 1963, 99 persen kasus campak hilang di beberapa negara. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya biasanya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Polio

Polio atau Poliomielitis disebabkan oleh virus poliovirus (PV) yang disebarkan melalui air liur dan tinja. Masuk ke tubuh melalui mulut, dan menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan yang diiringi dengan gejala lain.

Sebelum adanya vaksin polio, puluhan ribu orang pertahun lumpuh karena virus ini dan ribuan orang telah meninggal. Jonas Salk menciptakan vaksin polio pertama kali pada tahun 1955, dan sekarang penyakit polio sudah hampir dieliminasi dari negara-negara barat namun belum di Asia.

Cacar (Variola)

Cacar juga disebabkan oleh virus, yaitu virus poks, cacar merupakan penyakit yang menyebar dengan cepat dan mematikan. Gejalanya demam, pilek, nyeri sendi, sakit kepala dan muncul gelembung-gelembung berisi nanah di sekujur tubuh yang bisa meninggalkan bekas atau bopeng.

Pengembangan vaksin cacar merupakan kemenangan sejati dalam dunia imunisasi. Pada tahun 1980, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan bahwa cacar telah diberantas dari planet ini.

Lalu mengapa masih ada cacar saat ini? Cacar yang ada saat ini bukan cacar yang dimaksud di atas. Cacar di atas adalah variola, sedangkan cacar saat ini adalah varisela atau biasa kita sebut cacar air. Gejalanya memang mirip, hanya saja gelembung-gelembung yang muncul biasanya berwarna bening (tidak bernanah seperti variola) dan tidak berbahaya. Untuk di Indonesia, imunisasi cacar air tidak menjadi wajib pada imunisasi dasar.

Tetanus

Tetanus disebabkan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku. Tetanus dapat menyebabkan kontraksi otot, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, termasuk kejang-kejang dan paralisis pernapasan.

Imunisasi tetanus pertama kali dilakukan saat Perang Dunia II. Imunisasi tetanus 100 persen efektif untuk menghentikan efek bakterinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster.

Demam kuning

Demam kuning dibawa oleh nyamuk betina (nyamuk demam kuning, Aedes aegypti, dan spesies lain) dan ditemukan di kawasan tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan Afrika, namun tidak di Asia.

Virus yang dibawa nyamuk ini telah menjangkiti sekitar 200.000 orang di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 30.000 kematian pertahun (sekitar 90% infeksi terjadi di Afrika).

Awalnya vaksin ini dikembangkan pada tahun 1927, vaksin ini efektif 95 persen dan telah memberikan perlindungan selama 10 tahun. Namun mulai 1980-an, jumlah kasus demam kuning kembali meningkat dan menjadikannya sebagai penyakit yang bangkit kembali.

Karena belum ada terapi untuk penyakit ini, program vaksinasi ini, bersama peraturan mengurangi populasi nyamuk pengangkut virus, memiliki peran besar di daerah-daerah terjangkit.

Batuk rejan

Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditandai dengan batuk dan kesulitan bernapas. Batuk rejan merupakan penyakit yang sangat menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO).

Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun dan 90 persen kasus ini terjadi di negara berkembang. Penyakit ini umumnya diakibatkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan oleh B. parapertussis.

Batuk rejan masih menjadi ancaman hingga saat ini, dan baru-baru ini para peneliti merekomendasikan bahwa selain anak-anak, orang dewasa juga harus mendapatkan vaksinasinya.

Imunisasi dilakukan pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemungkinan terkenanya pertusis akan makin rendah dengan diberikannya imunisasi, dan seandainya tetap terkena, gejalanya tidak akan seberat mereka yang tidak divaksinasi.