26 Oktober 2013

Fenomena Sleep Paralysis (Ketindihan)


Anda membuka mata setelah tidur selama beberapa jam. Anda merasakan pikiran Anda melayang-layang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaran, Anda mencoba untuk bangun. Tapi tampaknya ada sesuatu yang tidak beres. Tubuh Anda tidak bisa bergerak, nafas sesak, seakan-akan ada makhluk yang tidak terlihat menindih tubuh/menekan dada Anda. Lalu Anda membuka mulut dan berusaha untuk berteriak, namun tidak ada suara yang keluar. "Sesuatu sedang mencekik leherku," pikir Anda.

Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan ditindih hantu, ditindih jin atau erep-erep. Pada saat mengalami ini, biasanya kita akan sulit sekali bergerak dan kemudian ada sedikit (atau mungkin banyak) rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Biasanya juga disertai dengan perasaan munculnya bayangan kegelapan.

Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah dengan menggerakkan ujung kaki, ujung tangan, atau kepala sekuat-kuatnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali. Hal inilah yang diasumsikan sebagai "ketindihan" makhluk halus/jin oleh sebagian besar orang.

Sleep Paralysis

Dari sisi medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak/tertekan, badan sulit bergerak, dan sulit berteriak disebut dengan istilah sleep paralysis alias kelumpuhan tidur (karena tubuh tidak bisa bergerak dan serasa lumpuh).

Sleep Paralysis alias ketindihan ini bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi, kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam/menyeramkan di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena ketindihan ini sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat alien saat sleep paralysis terjadi.

Kurang Tidur

Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis termasuk jenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap Rapid Eye Movement (REM).

Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam empat tahapan. Tahap itu adalah:
  • Tahapan tidur yang paling ringan (masih setengah sadar)
  • Tahap tidur yang lebih dalam
  • Tidur paling dalam dan
  • Tahap REM. 

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum bangun, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, namun tubuh tidak bisa digerakkan. Ditambah lagi adanya halusinasi munculnya sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stress dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut mempengaruhi. Misalnya, Anda bekerja dalam shift, sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Meskipun sleep paralysis sudah umum terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy atau serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk, sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Dan perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi terlentang (wajah menghadap keatas dan dalam keadaan hampir nyenyak atau hampir terjaga dari tidur). Tidak ada terapi khusus untuk mengatasi kebiasaan sleep paralysis, cukup penuhi kebutuhan tidur dan jaga kesehatan mental/jiwa.

[Foto via: blog.lib.umn.edu]