29 Juli 2013

5 Kiat Mengatasi Kemarahan Anak

Anak marah

Marah adalah hal biasa dan alami dari hidup. Marah merupakan respon emosional yang dapat dipicu karena banyak situasi. Dalam beberapa kasus, kemarahan adalah gejala dari rasa takut, terisolasi, frustasi atau bahkan karena rasa lapar.

Banyak orang dewasa yang berusaha memanajemen kemarahannya, tentu saja. Tidak terkecuali pada anak-anak, sifat marah mereka bisa menjadi hal yang rumit.

Sebagian besar anak-anak hanya belajar untuk mengidentifikasi dan memahami perasaan mereka, sehingga sukar bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang konstruktif.

Jika anak Anda tengah berkutat dengan kemarahan, jangan dulu terlalu khawatir tapi tetap waspada karena bisa jadi ini adalah fase normal dalam perkembangan emosionalnya.

Ada beberapa strategi yang dapat Anda lakukan untuk meringankan emosi yang diekspresikan si anak saat marah dan strategi ini juga akan membantu si anak agar mampu mengatasi sendiri pada saat kemarahannya muncul.

1. Pengalihan perhatian

Anak yang masih kecil tentu saja akan mudah "ditipu". Mengalihkan perhatian saat mereka marah biasanya akan sangat membantu. Ketika seorang anak belum bisa berkomunikasi secara verbal tentang bagaimana perasaannya, tentu saja hal ini akan menyulitkan orangtua. Tantrum (perubahan emosi secara mendadak) juga seringkali merupakan ekspresi dari kemarahan anak-anak.

Strategi pengalihan perhatian adalah salah satu strategi yang paling efektif untuk membantu anak-anak yang sedang mengamuk. Namun jangan sampai Anda mengalihkan perhatian si anak dengan hukuman atau hadiah, karena ini akan menjadi boomerang bagi Anda. Langkah yang terbaik adalah dengan mendorong si anak agar memusatkan perhatiannya pada hal lain sebelum rasa marahnya meningkat menjadi amukan.

2. Diskusikan penyebabnya

Ketika anak Anda sudah bisa mengucapkan kata-kata sebagai alat untuk mengungkapkan perasaannya, maka akan jauh lebih mudah untuk berurusan dengan kemarahan. Meskipun mereka sudah bisa mengungkapkan kemarahannya dengan kata-kata, namun terkadang kemarahan pada anak tetap bisa menjadi masalah yang pelik.

Perlu Anda tekankan pada anak Anda bahwa kemarahan adalah alami dan tidak ada yang salah dengan itu. Tetapi penting juga baginya agar mengungkapkan perasaannya dengan konstruktif. Hal ini juga dapat membantu orangtua dan anak untuk mendiskusikan sebab musabab munculnya amarahnya. Ada juga kemarahan yang merupakan gejala dari perasaan lain yang mendalam, dan jika si anak bisa mengidentifikasi emosi semacam ini, pemecahan masalah akan menjadi lebih mudah.

3. Gunakan strategi "coping"

Seiring anak Anda belajar untuk mengidentifikasi pemicu kemarahan dan emosi-emosi lainnya, ia membutuhkan "alat" untuk mencegah kemarahannya berkembang menjadi sesuatu yang di luar kendalinya. Ada sebuah strategi yang cukup efektif untuk mengatasi kemarahan si anak. Strategi ini dikemukakan oleh La Leche League International, sebuah organisasi yang mengkampanyekan ASI eksklusif dan tumbuh kembang anak, yaitu strategi "3+10."

Ajarkan kepada anak Anda bahwa ketika ia mulai merasa marah yang bisa menyebabkannya hilang kendali, maka ia harus menarik napas panjang 3 kali dan kemudian hitung sampai 10. Anda dapat melatih strategi ini bersama-sama anak sesekali di waktu santai sehingga ia akan menguasai/terbiasa dengan strategi ini. Dan ketika saatnya tiba, ia sudah bisa menerapkannya untuk mengatasi kemarahan.

4. Memberi contoh yang baik

Salah satu cara terbaik yang dapat membantu anak Anda memanajemen kemarahannya adalah dengan (si anak) melakukannya sendiri. Jika Anda sendiri seorang pemarah dan Anda kadang atau bahkan sering kehilangan kendali atas emosi, maka tentu saja si anak akan meniru perilaku Anda. Anak akan selalu meniru apa yang dilakukan orangtuanya, maka dari itu berikan mereka contoh yang baik. Tanpa perlu lagi memberi nasihat, mereka biasanya akan mencontoh sendiri perilaku baik Anda.

Coba diingat dulu, apa reaksi Anda ketika marah dan jujurlah pada diri sendiri tentang baik buruknya tindakan Anda tersebut. Jika Anda sendiri sudah "salah," maka kemungkinan besar anak Anda juga akan menirunya. Juga, coba gunakan strategi 3+10 saat Anda akan merasa marah dan jadilah teladan yang baik bagi anak Anda.

5. Terapi

Jika pada akhirnya Anda sudah mencoba segala upaya untuk memanajemen kemarahan anak Anda, namun tidak berhasil, mungkin sudah saatnya bagi Anda untuk mempertimbangkan konseling profesional. Kadangkala anak-anak memang membutuhkan bantuan dari seorang profesional untuk mengatasi kemarahannya.

Jangan sampai anak Anda berlarut-larut dalam kemarahan yang akan mengakibatkannya tenggelam dalam masalah emosional, karena akan berdampak buruk pada perkembangannya. Segeralah kunjungi konseling profesional seperti psikolog yang mereka memang mengkhususkan diri dalam menangani masalah anak. Semoga membantu.

[Foto : Practice of the Practice]